Sukses

Amalan ini Kalahkan Pahala Ibadah Sunnah Puluhan Tahun, Pengamalnya Dianugerahi Tempat Tinggi di Hari Kiamat

Amalan ini mengalahkan amalan sunah selama puluhan tahun lamanya

Liputan6.com, Cilacap - Kehidupan dunia ini fana dan sifatnya sementara. Jikalau telah datang waktu kiamat, maka hancurlah jagad raya ini.

Dalam kondisi demikian, maka harta benda tidak dapat lagi menolongnya di hari yang kedatangannya telah dijanjikan Allah SWT tersebut. Hanya amal sholeh yang bisa menolongnya kelak.

Terdapat amalan istimewa yang mengalahkan ibadah sunnah yang dilakukan selama puluhan tahun lamanya.

Berikut ini penjelasan mengenai amalan yang sangat dahsyat yang dapat menolong manusia di akhirat kelak.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Ini Amalannya

Menukil Republika, berbuat adil itu adalah termasuk dari ibadah yang utama. Bahkan berbuat adil lebih utama dari amalan sunnah seperti sholat malam dan puasa sunah puluhan tahun. 

Mengapa? Karena ketika seseorang mampu adil dalam urusannya, atau adil dalam memutuskan satu perkara dampaknya akan begitu besar terhadap kehidupan.   

وَعَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ:  يَاأَبَاهُرَيْرَةَ عَدْلُ سَاعَةٍ أَفْضَلُ مِنْ عِبَادَةِ سِتِّيْنَ سَنَةً قِيَامِ لَيْلِهَاوَصِيَامِ نَهَارِهَا, وَيَاأَبَاهُرَيْرَةَ جَوْرُسَاعَةٍ فِى حُكْمٍ أَشَدُّ وَأَعْظَمُ عِنْدَاللَّهِ عَزَّوَجَلَّ مِنْ مَعَاصِى سِتِّيْنَ سَنَةً.  

Dari Abi Hurairah, Nabi Muhammad SAW telah bersabda, “Wahai Abu Hurairah, adil sesaat itu lebih utama dari pada ibadah enam puluh tahun. Yaitu bangun pada malamnya dan puasa pada siang harinya. Wahai Abu Hurairah, menyeleweng sesaat dalam memutuskan perkara itu lebih berat dan lebih besar dosanya di sisi Allah Azza wa Jalla dari pada kemaksiatan enam puluh tahun.” (HR Al Ashbihani) 

3 dari 3 halaman

Peroleh Derajat yang Tinggi di Hari Kiamat

Seorang pemimpin haruslah adil dalam memimpin rakyatnya. Sebab dengan tegaknya keadilan membuat rakyat merasa nyaman, aman, dan terwujud ketenteraman.   

Dan disamping harus adil, seorang pemimpin juga penting memiliki sifat lemah lembut terhadap rakyatnya. Penuh dengan kasih sayang dan tidak berlaku sewenang-wenang apalagi merampas hak-hak rakyatnya. 

Maka keduanya yakni adil dan lemah lembut perlu ada pada jiwa seorang pemimpin. Hal ini sebagaimana yang disampaikan Imam Al Mundziri dalam kitab at-Targhib wa at-Tarhib, dengan menukilkan sebuah hadits:   

وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  : أَفْضَلُ النَّاسِ عِنْدَاللَّهِ مَنْزِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ اِمَامٌ عَادِلٌ رَقِيْقٌ .وَشَرُّعِبَادِاللَّهِ عِنْدَاللَّهِ مَنْزِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ اِمَامَةِ اِمَامٌ جَائِرٌ خِرْقٌ.

Rasulullah ﷺ bersabda, “Lebih utamanya manusia di sisi Allah derajatnya di hari kiamat itu seorang pemimpin yang adil yang lemah lembut (memiliki kasih sayang). Dan seburuk-buruk hamba di sisi Allah derajatnya di hari kiamat yaitu pemimpin yang zalim yang kasar.” (HR Thabarani).  

Orang-orang yang adil (almuqsitiyn) kelak di akhirat akan mendapatkan derajat yang begitu tinggi di sisi Allah SWT. Mereka ditempatkan pada sebuah tempat yang penuh dengan cahaya. Sebab selama di dunia orang tersebut adil dalam setiap urusannya. 

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul