Liputan6.com, Cilacap - Terdapat umat akhir zaman, namun mereka akan mendapatkan privilese atau perlakuan istimewa di hari kiamat, di mana keistimewaan atau perlakuan khusus ini tidak diberikan kepada umat-umat sebelumnya.
Sebagai umat terakhir, mereka mendapat perlakukan khusus dari Allah SWT di hari kiamat, sebab menjadi umat Rasulullah SAW.
Perlakuan khusus ini hanya diberikan kepada umat Rasulullah SAW. Sebab, Rasulullah Muhammad SAW merupakan kekasih Allah dan merupakan pemimpin para nabi dan rasul.
Advertisement
Baca Juga
Lantas hak istimewa apa yang akan di dapatkan umat akhir zaman ini?
Berikut ini pembahasan selengkapnya.
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Ini Privilese yang Diberikan Allah untuk Umat Rasulullah SAW
Menukil Republika, di antara keistimewaan yang diberikan oleh Allah kepada umat Islam adalah menjadikan mereka sebagai umat yang terakhir di alam wujud. Tetapi, merupakan umat yang pertama kali dibangkitkan, dihisab, dan dimasukan ke dalam surga. Â
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwa dia mendengar Rasulullah bersabda:
"Kita adalah umat yang terakhir, tetapi yang paling awal pada hari kiamat, padahal mereka diberi kitab sebelum kita dan kita diberi kitab setelah mereka."Â (Muttafaq Alaih).Â
Dalam hadits Riwayat Muslim dari Abu Hurairah, disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Kami adalah umat yang terakhir, tetapi yang paling awal masuk surga pada hari kiamat, padahal mereka diberi kitab sebelum kita dan kita diberi kitab setelah mereka."Â
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA dan Abu Hudzaifah RA bahwa Rasulullah bersabda:Â
"Kami adalah umat terakhir yang menghuni dunia, tetapi umat yang pertama masuk surga, yang pertama menerima keputusan di antara makhluk."Â (HR Muslim).Â
Umat Nabi Muhammad SAW adalah umat akhir zaman, tetapi memiliki kedudukan pertama. Sebab, merekalah yang pertama kali dikumpulkan, dihisab, dan yang ditetapkan balasannya di antara mereka serta yang pertama kali masuk surga.Â
Advertisement
Privelege Umat Rasulullah di Dunia
Merangkum NU Online, di antara perlakuan Allah yang mengistimewakan umat akhir zaman ini adalah:
Pertama, bila pakaian seorang Bani Israil terkena najis maka satu-satunya cara yang dapat dilakukan untuk mensucikan kembali pakaian tersebut adalah dengan memotong bagian yang terkena najis.
Bahkan menurut sebagaian ulama bahwa bila anggota badan seorang Bani Israil terkena najis maka ia mesti memotong bagian anggota badan yang terkena najis tersebut untuk mensucikannya.
Kedua, bila seorang perempuan Bani Israil sedang mengalami haid atau menstruasi maka ia akan ditinggal sendirian di rumah. Mereka tidak diperbolehkan berhubungan, tinggal, dan makan bersamanya
Berbeda dari umat Nabi Muhammad yang diperbolehkan bergaul, makan bersama, tinggal serumah, dan juga tidur sekasur dengan istri yang sedang haid. Hanya saja mereka tidak diperbolehkan berhubungan intim dengannya.
Ketiga, ketika seorang Bani Israil melakukan tindak pidana pembunuhan maka satu-satunya hukuman yang diterapkan baginya adalah hukuman mati, baik pembunuhan yang dilakukan itu berupa pembunuhan yang disengaja ataupun pembunuhan yang tidak disengaja.
Di dalam hukum Bani Israil juga tidak diberlakukan diyat dalam kasus pembunuhan ataupun pencederaan terhadap anggota badan.
Berbeda dari umat Rasulullah Muhammad ﷺ di mana Allah memberikan keringanan bagi umat ini dalam hal pembunuhan. Dalam syari’at Islam diberlakukan diyat sebagai pengganti qishash apabila keluarga orang yang dibunuh memberika maaf bagi orang yang membunuh.
Keempat, ketika Bani Israil melakukan kesalahan berupa penyembahan terhadap sapi maka satu-satunya jalan untuk bertaubat adalah dengan cara membunuh diri mereka sendiri. Orang yang menyembah sapi menyerahkan diri kepada orang yang tak menyembahnya untuk dibunuh. Dengan jalan seperti itu Bani Israil melakukan pertaubatan.
Berbeda dari umat Nabi Muhammad, di mana Allah memberikan jalan yang mudah bagi mereka untuk melakukan pertaubatan atas dosa-dosa yang dilakukan. Bahkan Allah mengabarkan bahwa Ia akan menerima taubat dan memaafkan setiap kesalahan.
Penulis: Khazim Mahrur/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul