Liputan6.com, Jakarta - Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani merupakan salah satu ulama tersohor Indonesia dari Banten yang mendunia. Ia termasuk wali Allah yang gemar menulis dan suka menyarahkan kitab-kitab karangan ulama lainnya, seperti Kasyifatus Saja yang merupakan syarah dari Safinatun Naja.
Pendidikan agama Islam Syekh Nawawi al-Bantani telah didapatkan sejak kecil dari ayahnya, Syekh Umar bin Arabi al-Bantani. Selama tiga tahun berguru kepada ayahnya, ia belajar bahasa Arab, fikih, tauhid, hingga tafsir Al-Qur’an.
Selepas belajar ke ayahnya, Syekh Nawawi menjadi santri Kiai Sahal yang merupakan ulama Banten terkenal saat itu.
Advertisement
Baca Juga
Selain belajar ke ulama di Indonesia, Syekh Nawawi tercatat pernah menimba ilmu di Tanah Suci. Tak hanya belajar, ia juga pernah mendapat kesempatan mengajar dan menjadi imam Masjidil Haram.
Saat di Tanah Suci, ada satu kisah menarik tentang karomah Syekh Nawawi yang membuktikan kebenaran ular dan belut berbeda di depan ulama Arab. Berikut kisahnya.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Ketika Belut dan Ular jadi Perdebatan Dua Ulama
Dikisahkan oleh Katib Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat, KH Ade Fatahillah, suatu ketika Syekh Nawawi membawa belut yang dikeringkan ke Makkah. Belut yang mirip ular itu menjadi pembahasan ulama Arab saat makan bersamanya.
“Mahadihi?” kata ulama Arab, dikutip dari NU Online Jabar, Sabtu (21/9/2024).
“Belut,” jawab Syekh Nawawi.
“Kaifa haram, kalhayat seperti Ular,” ujar ulama tersebut.
Syekh Nawawi menjawab ular dan belut berbeda. Namun, ulama Arab itu bersikukuh bahwa keduanya sama. Akhirnya timbullah pertengkaran.
Advertisement
Syekh Nawawi Hadirkan Ular dan Belut
Untuk menghalau pertengkaran dan membuktikan kebenaran perbedaannya, Syekh Nawawi dengan sekejap menghadirkan ular dan belut yang masih hidup. Ini suatu karomah, entah dari mana mengambilnya karena di Arab tidak ada belut.
"Ini belut yang hidup dan ini ular, bagaimana?” tanya Syekh Nawawi.
“Terlihat benar, tasyri,” timpal ulama Arab.
Mengambil pelajaran dari kejadian tersebut, maka Syekh Nawawi pulang ke Indonesia dan mengarang kitab Balut, kitab tentang penjelasan hewan belut dan hewan-hewan lainnya.
Demikian salah satu kisah karomah Syekh Nawawi di depan ulama Arab Saudi. Tentu saja karomah tersebut terjadi atas kehendak Allah SWT.
Wallahu a’lam