Sukses

Menohok! Menurut Gus Baha Petani Lebih Keren daripada Menteri Pertanian, Ini Alasannya

Kata Gus Baha bahwa ketahanan pangan sebenarnya tidak bergantung pada seberapa pintar atau hebatnya seorang Menteri Pertanian, melainkan pada kesediaan petani untuk terus menanam padi.

Liputan6.com, Jakarta - KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang akrab disapa Gus Baha, dalam sebuah ceramah yang dikutip dari kanal YouTube @anamcarlin4567, memberikan pandangannya yang unik tentang pentingnya petani dalam menjaga ketahanan pangan di Indonesia.

Dalam ceramah tersebut, Gus Baha dengan lugas menyebut bahwa petani lebih "keren" daripada Menteri Pertanian.

Gus Baha mengungkapkan bahwa peran petani dalam menanam padi adalah hal yang sangat vital bagi ketahanan pangan di Indonesia.

Menurutnya, tanpa petani yang menanam padi, sehebat apapun Menteri Pertanian, ketahanan pangan tidak akan tercapai. "Apa artinya Menteri Pertanian kalau kita tidak nanam padi? Mbok pintarnya kayak apa tetap enggak ada ketahanan pangan," ujar Gus Baha.

Ia menambahkan, bahwa ketahanan pangan sebenarnya tidak bergantung pada seberapa pintar atau hebatnya seorang Menteri Pertanian, melainkan pada kesediaan petani untuk terus menanam padi.

Menurut Gus Baha, tindakan petani yang menanam padi inilah yang secara nyata membantu pemerintah, khususnya presiden, dalam menjaga ketahanan pangan.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Peran Petani Sangat Signifikan

"Ketahanan pangan itu rumusnya bukan menteri, tapi karena petani mau nanam padi. Itu hakikatnya membantu presiden dalam ketahanan," ungkap Gus Baha.

Pernyataan ini menegaskan bahwa petani memiliki peran yang jauh lebih signifikan daripada yang sering disadari oleh banyak orang.

Lebih lanjut, Gus Baha menilai bahwa petani memiliki keistimewaan tersendiri karena mereka bekerja tanpa pamrih dan tidak mengharapkan gaji seperti halnya para pejabat.

"Petani lebih keren karena tidak butuh digaji. Kalau menteri ya keren, tapi kurang keren karena masih dapat gaji," kata Gus Baha. Menurutnya, inilah yang membuat petani lebih mulia dan dihormati.

Dalam ceramahnya, Gus Baha juga memberikan sindiran halus kepada para pejabat yang bekerja dengan mengharapkan gaji dan tunjangan.

Ia menyebutkan bahwa meskipun para menteri atau pejabat bekerja keras, mereka tetap digaji, sedangkan petani bekerja dengan ikhlas tanpa bayaran tetap.

"Menteri ya keren, tapi kalau mikir entuk gaji akeh, ya kurang keren," ujarnya.

Ia pun menegaskan bahwa dalam pandangannya, rakyat biasa, termasuk petani, selalu lebih keren daripada pejabat. Sebab, rakyat bekerja dengan ikhlas dan tidak tergantung pada gaji atau jabatan.

"Selalu rakyat lebih keren timbang pejabatnya, itu aturannya begitu," tambah Gus Baha.

Ceramah Gus Baha ini mengingatkan bahwa sering kali masyarakat lebih mengagungkan jabatan dan kekayaan, padahal pekerjaan yang dilakukan dengan ikhlas tanpa pamrih memiliki nilai yang lebih tinggi di mata agama dan masyarakat.

Ia mendorong agar masyarakat lebih bersyukur dengan peran masing-masing, tanpa merasa rendah diri atau iri terhadap jabatan orang lain.

 

3 dari 3 halaman

Jadi Petani Sering Kurang Bersyukur

"Aturannya begitu, kamu saja yang kurang syukur jadi rakyat. Gremeng 'enak jadi menteri', padahal yang lebih keren ya rakyat itu," sindir Gus Baha sambil tersenyum.

Dalam konteks ini, ia mengajak masyarakat, terutama petani, untuk lebih bangga dengan peran mereka yang sangat penting bagi negara.

Pernyataan Gus Baha ini juga menyoroti pentingnya bersyukur dan memahami nilai pekerjaan yang dilakukan dengan ikhlas.

Menurutnya, setiap pekerjaan, sekecil apapun, jika dilakukan dengan niat yang tulus, akan lebih bernilai daripada pekerjaan yang dilakukan hanya demi upah atau jabatan.

Dengan gaya bicaranya yang santai namun penuh makna, Gus Baha berhasil menyampaikan pesan bahwa petani, yang mungkin dianggap masyarakat sebagai profesi yang sederhana, justru memiliki kontribusi besar dalam menjaga ketahanan pangan dan stabilitas negara.

Tanpa petani, tidak akan ada makanan di meja makan, dan ketahanan pangan negara pun akan terancam.

Gus Baha menekankan bahwa sikap ikhlas dalam bekerja, terutama di sektor pertanian, harus dihargai lebih tinggi daripada pekerjaan yang diwarnai kepentingan materi atau politik.

Ia berharap, dengan ceramah ini, masyarakat akan lebih menghargai profesi petani dan menyadari betapa pentingnya peran mereka dalam kehidupan sehari-hari.

Ceramah ini juga memberikan pelajaran bahwa setiap individu, baik rakyat biasa maupun pejabat, memiliki peran yang berbeda namun sama pentingnya dalam menjaga keseimbangan kehidupan bermasyarakat.

Gus Baha mengajak masyarakat untuk tidak terjebak pada pandangan bahwa menjadi pejabat lebih mulia daripada profesi lain, termasuk petani.

Di akhir ceramah, Gus Baha kembali menekankan pentingnya rasa syukur dan keikhlasan dalam menjalani profesi. Menurutnya, selagi pekerjaan dilakukan dengan niat yang baik dan ikhlas, maka pekerjaan itu akan membawa keberkahan bagi diri sendiri dan orang lain.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul