Liputan6.com, Jakarta Ustadz Adi Hidayat (UAH) menyoroti pentingnya sholat dengan benar. Menurut dia, sholat yang benar akan mendatangkan berbagai kebaikan.
Baca Juga
Advertisement
UAH mengungkapkan, sholat yang benar akan membuat seseorang merasakan ketenangan dan kedamaian yang tidak atau belum dirasakan sebelumnya.
Ulasan UAH mengenai sholat yang mendatangkan kedamaian dan ketenangan hati tersebut menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Selasa (24/9/2024).
Artikel kedua terpopuler yaitu tujuan sholat sebenarnya, yang diungkap oleh Ustadz Adi Hidayat.
Sementara, artikel ketiga yaitu kisah santri yang ingin buktikan kewalian KH Maimoen Zubair alias Mbah Moen.
Simak Video Pilihan Ini:
1. Ustadz Adi Hidayat Ceritakan Jika Sholat Benar, Hal Ini yang akan Terjadi
Kondisi seseorang yang sholat secara biasa dengan yang benar sholatnya akan sangat berbeda, baik dari segi spiritual maupun dampaknya dalam kehidupan sehari-hari.
Sholat yang dilakukan dengan benar, yaitu dengan penuh khusyuk, menghadirkan kesadaran akan kehadiran Allah, dan pemahaman mendalam akan setiap bacaan serta gerakan, akan memberikan ketenangan batin dan kedamaian yang lebih besar
Ustadz Adi Hidayat (UAH) dalam sebuah ceramah yang dikutip dari kanal YouTube @Hasanahislam27, menjelaskan pentingnya melaksanakan sholat dengan benar dan khusyuk.
Menurut UAH, sholat bukan sekadar rutinitas harian, tetapi merupakan sarana yang dapat membawa perubahan besar dalam kehidupan seorang hamba, baik secara spiritual maupun mental.
UAH mengungkapkan bahwa sholat yang benar dapat membuat seorang muslim tersentuh secara emosional saat membaca doa. "Perhatikan, kalau sholatnya benar, Anda bisa menangis saat baca doa ini," ujarnya.
UAH menekankan, dalam momen-momen tersebut, seorang muslim akan menyadari betapa banyaknya kesalahan dan dosa yang telah dilakukan, sehingga muncul rasa penyesalan yang mendalam.
Advertisement
2. Puluhan Tahun Sholat, Sudah Tahu Tujuannya Apa? Simak Penjelasan Ustadz Adi Hidayat
Banyak orang yang telah menjalani sholat selama berpuluh-puluh tahun, namun masih ada kemungkinan mereka belum sepenuhnya memahami tujuan sebenarnya dari sholat.
Sholat bukan sekadar rutinitas harian atau kewajiban formal, melainkan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, memperkuat iman, serta menanamkan rasa ketenangan dan kebersyukuran dalam hati.
Ustadz Adi Hidayat (UAH) dalam salah satu ceramahnya yang disiarkan melalui kanal YouTube @Hasanahislam27, mengajukan pertanyaan mendasar kepada para jamaah, “Kenapa kita sholat?”
Menurutnya, meskipun banyak umat Islam telah melaksanakan sholat selama bertahun-tahun, tidak sedikit yang masih belum memahami dengan jelas tujuan sholat.
UAH menegaskan bahwa sholat adalah salah satu bentuk pengabdian tertinggi seorang hamba kepada Allah. "Lho, udah puluhan tahun sholat, gak tahu kenapa harus sholat?" tanya UAH kepada jamaahnya.
Menurut UAH, jawabannya adalah bahwa sholat merupakan cara untuk membuktikan keimanan kepada Allah dan merupakan bentuk hubungan langsung seorang muslim dengan Sang Pencipta, yang disebut sebagai hablum minallah.
1. Kisah Gus Khayat Muda Buktikan Kewalian Mbah Moen, Tak Meleset Secuilpun
Pada sekitar tahun 1987, seorang santri, Khayatul Maki atau akrab disapa Gus Khayat, yang saat itu menjadi nyantri di Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Tanggir Singgahan, Tuban, mengungkapkan rasa ingin tahunya tentang kewalian Syaikhona KH Maimoen Zubair, atau Mbah Moen.
Saat itu Gus Khayat menjadi murid dari KH Mushlich Abdul Karim (Mbah Shoim), Gus Khayat merasa penasaran dan perlu membuktikan sendiri apakah Mbah Moen benar-benar seorang wali.
Kepada Gus Ridwan putra pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Gus Khayat mengutarakan keinginannya untuk membuktikan kewalian Mbah Moen.
Dengan tekad bulat, ia kemudian merencanakan perjalanan ke rumah Mbah Moen yang terletak di Sarang, Rembang bersama temannya, Hasan Bisri. Gus Khayat menyatakan kepada Hasan bahwa ia hanya akan percaya Mbah Moen adalah seorang wali jika ia menemukan hidangan tertentu di sana.
"Kalau di sana nanti ada nasi beras, sayur, mie sohun, paha dan ceker ayam, serta minuman jembawuk, baru saya percaya," tegas Gus Khayat kepada sahabatnya sebelum berangkat.
Advertisement