Liputan6.com, Jakarta - Salah satu ibadah yang sering dilakukan muslim setiap harinya adalah sholat. Ibadah ini menjadi suatu kewajiban yang harus ditunaikan setidaknya dalam sehari sebanyak 17 rakaat.
Selain yang fardhu lima waktu, muslim dianjurkan memperbanyak sholat lainnya yang bersifat sunnah. Bisa sholat rawatib (ba’diyah dan qobliyah), sholat dhuha, sholat tahajud, atau bahkan sholat syuruq.
Setiap sholat yang dikerjakan baik wajib maupun sunnah harus memenuhi rukun-rukunnya. Rukun sholat adalah unsur-unsur penting baik perkataan maupun perbuatan yang harus dilakukan ketika bersembahyang.
Advertisement
Baca Juga
Ada beberapa versi jumlah rukun sholat. Ada yang menyebut 13, 17, bahkan 18. Namun, jika merujuk pada kitab Safinatun Najah yang sering dipelajari di pesantren, rukun sholat ada 17.
Salah satu rukun sholat yang tidak boleh dilewatkan adalah niat. Niat akan menjadi pembeda antara sholat yang satu dengan yang lainnya. Namun pertanyaannya, kapan niat sholat dilakukan? Sebelum atau saat takbiratul ihram?
Simak penjelasan ulama kharismatik Ustadz Adi Hidayat alias UAH dan KH Yahya Zainul Ma’arif atau Buya Yahya berikut ini.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Waktu Niat Sholat Penjelasan UAH
Merujuk kitab Al Umm karangan Imam Syafi’i, UAH menjelaskan bahwa tempat niat di dalam hati. Terkait waktunya, niat sholat dilakukan saat takbiratul ihram. Ketika takbiratul ihram, lisan mengucap lafadz ‘Allahu akbar’ sedangkan hati niat sholat.
“Jadi ketika mengucapkan Allahu akbar, di hatinya langsung melafadzkan (niat) dalam hati. Misalnya, Allahu akbar, (dalam hati) saya niat sholat Jumat dua rakaat imam karena Allahu ta'ala,” tutur UAH mencontohkan, dikutip dari YouTube Tsaqofah TV, Rabu (25/9/2024).
UAH menegaskan, lafadz niat yang sering diucapkan sebelum sholat bukanlah sebuah niat. Mengucapkan lafadz “Ushalli…” sebelum takbiratul ihram dilakukan untuk mengusir keragu-raguan niat sholat.
“Maka turunan Syafi'iyyah sebagian mengatakan boleh dilafadzkan kalau merasa was-was untuk meniatkan niatnya, tapi niatnya tetap di hati (saat takbiratul ihram) karena kalimat tersebut bukan niat, tapi kalau gak was-was cukup Allahu akbar (lalu) niatkan dalam hati,” jelas UAH.
Advertisement
Kata Buya Yahya tentang Niat Sholat
Buya Yahya mengatakan, mengucapkan niat secara lisan sebelum sholat adalah sunnah. Adapun yang wajib adalah melintaskan niat di dalam hati saat takbiratul ihram.
Sebagai contoh, jika melaksanakan sholat Dzuhur, bacaan niat sebelum sholat tersebut umumnya seperti ini: Ushalli fardhu dzuhri arba'a raka'atin mustaqbilal qiblati adaan lillahi ta’ala. Namun, ini baru muqaddimah niat, bukan niat sesungguhnya.
“Sebab niat sesungguhnya adalah waktu dia mengucapkan Allahu akbar (takbiratul ihram), dalam Allahu akbar harus melintaskan (niat) tersebut,” jelasnya dikutip dari YouTube Buya Yahya.
Dalam niat sholat fardhu ada tiga aspek yang wajib dihadirkan saat takbiratul ihram, yakni maksud melakukan sholat, sholatnya apa, dan meyakini kefardhuannya.
“Jadi kalau bahasa Arab-nya ‘Ushalli fardhu dzuhri’ (saya niat sholat fardhu Dzuhur), itu sudah cukup,” jelas Buya Yahya.
Jika sholat sunnah seperti rawatib, cukup menghadirkan maksud dan nama sholatnya. Misalnya, “Saya niat sholat qobliyah Dzuhur”. Nah, itu diniatkan saat takbiratul ihram.
Untuk sholat sunnah mutlak atau sholat sunnah yang tidak memiliki nama, bisa langsung niat saja saat takbiratul ihram tanpa harus menentukan sholatnya apa. Sebab, sholat tidak ada nama khusus terkait sholat mutlak.