Sukses

Buya, Perempuan Sholat Apakah Harus Pakai Mukena?

Menurut Buya Yahya yang terpenting adalah menutup aurat saat sholat, bukan hanya sekadar menggunakan mukena.

Liputan6.com, Jakarta - Ulama kharismatik sekaligus Pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma'arif, yang lebih dikenal sebagai Buya Yahya, menjelaskan tentang ketentuan dalam melaksanakan sholat bagi perempuan, terutama terkait penggunaan mukena.

Banyak orang bertanya, apakah sholat perempuan harus menggunakan mukena?

Dalam penjelasannya, Buya Yahya menegaskan bahwa sholat tidak harus menggunakan mukena. Pernyataan ini disampaikan dalam video yang diunggah di kanal YouTube @Albahjah TV.

"Siapa yang mengatakan sholat harus pakai mukena?" tanya Buya Yahya, mengawali penjelasannya. Ia menyatakan bahwa ada pemahaman yang keliru mengenai keharusan penggunaan mukena dalam sholat.

Menurutnya, yang terpenting adalah menutup aurat saat sholat, bukan hanya sekadar menggunakan mukena.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pakai Sarung Juga BIsa, Asal Tutup Aurat

Lebih lanjut, Buya Yahya menjelaskan bahwa perempuan dapat menggunakan berbagai jenis pakaian yang menutup aurat dengan baik.

"Mulai kapan sholat harus pakai mukena? Sholat harus menutup aurat," ujarnya. Ia menekankan bahwa ada banyak alternatif lain yang bisa dipakai perempuan dalam menjalankan ibadah sholat.

Buya Yahya memberikan contoh konkret mengenai pakaian yang dapat digunakan. Ia mengatakan bahwa perempuan bisa memakai sarung, dan suaminya pun bisa menggunakan sarung dengan cara yang tepat.

"Sarung bisa ditaruh di kaki, sarung buat perut, sarung buat kepala," jelasnya, menunjukkan bahwa penggunaan sarung yang tepat sudah cukup untuk menutupi aurat saat sholat.

Tidak hanya itu, Buya Yahya juga menekankan bahwa pakaian lain, seperti baju longgar, juga dapat digunakan asalkan memenuhi syarat menutup aurat.

"Nggak usah pakai mukena, pakai baju begini sudah cukup," ungkapnya. Ia menegaskan bahwa asalkan aurat tertutup dengan baik, sholat tetap sah.

Dalam penjelasannya, Buya Yahya juga mengingatkan bahwa bagian tubuh yang harus diperhatikan adalah kaki.

"Tinggal kaos kaki aja karena kaki tidak boleh terlihat," tegasnya. Hal ini menunjukkan pentingnya menjaga kesopanan dalam berpakaian saat sholat.

Buya Yahya menegaskan bahwa banyak perempuan merasa tertekan dengan pandangan yang menyatakan bahwa mereka harus menggunakan mukena.

 

3 dari 3 halaman

Jangan Sampai Tidak Sholat Gara-gara Tak Punya Mukena

Menurutnya, hal ini bisa menyebabkan salah paham dan ketidaknyamanan dalam beribadah. "Tidak perlu ada tekanan untuk memakai mukena," ujarnya dengan nada lembut.

Lebih jauh, Buya Yahya berharap agar masyarakat memahami bahwa yang terpenting dalam sholat adalah kekhusyukan dan niat, bukan sekadar alat atau pakaian yang dipakai.

"Intinya, niat dan kekhusyukan yang harus ditekankan," ujarnya. Ia mengajak setiap orang untuk lebih fokus pada kualitas ibadah mereka.

Dalam konteks ini, Buya Yahya juga mengingatkan bahwa ada banyak perempuan di luar sana yang mungkin tidak memiliki mukena.

Oleh karena itu, mereka tidak boleh merasa tidak sah untuk melaksanakan sholat hanya karena tidak memiliki mukena.

"Jangan sampai ada yang merasa tidak bisa sholat hanya karena tidak memiliki mukena," tegasnya.

Di akhir penjelasannya, Buya Yahya menegaskan bahwa sholat adalah ibadah yang sangat penting, dan cara pelaksanaannya seharusnya tidak membuat seseorang merasa terbebani.

"Sholat harus dilakukan dengan hati yang tenang dan penuh rasa syukur," pungkasnya.

Pernyataan Buya Yahya ini menjadi penting untuk memberikan pemahaman yang lebih luas kepada masyarakat mengenai pelaksanaan sholat bagi perempuan.

Dengan pemahaman yang benar, diharapkan akan tercipta suasana beribadah yang lebih nyaman dan tenang bagi semua orang.

Buya Yahya berharap agar semua perempuan dapat menjalankan ibadah sholat dengan baik, terlepas dari alat atau pakaian yang mereka gunakan. "Yang terpenting adalah kita menjalankan sholat dengan sebaik-baiknya," tutupnya, mengingatkan kembali esensi dari ibadah sholat itu sendiri.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.