Liputan6.com, Jakarta - Ustadz Jefri Al Buchori atau yang akrab disapa Uje, menyampaikan pesan mendalam tentang sikap manusia dalam menilai sesama.
Menurut Uje, banyak orang yang terlalu sibuk menghakimi orang lain, tanpa memperhatikan diri sendiri. Pesan ini dikuip dari kanal YouTube @Pemuda Hijrah 245.
Dalam ceramah tersebut, Ustadz Jefri Al Buchori menyoroti fenomena di mana manusia cenderung lebih pandai menilai orang lain daripada menilai dirinya sendiri.
Advertisement
Menurutnya, hidup akan terasa lebih melelahkan jika seseorang setiap hari sibuk mengukur orang lain, bukan memperbaiki dirinya sendiri.
"Hidup yang paling capek itu kalau setiap hari suka ngukur orang," ujarnya dengan tegas.
Uje kemudian memberi perumpamaan yang menarik. Ia mengatakan bahwa tidak mungkin seseorang bisa mengukur orang lain dengan menggunakan standar dirinya sendiri.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Mengukur Orang Lain, dengan Ukuran Sendiri
Sama halnya seperti mencoba mengukur kaki orang lain dengan ukuran sepatu kita sendiri. "Sepatu boleh sama-sama nomor 31, tapi belum tentu depannya sama. Ada yang lebar, ada yang sempit, padahal ukurannya sama," tambah Uje, menekankan betapa berbeda-beda situasi setiap individu.
Ia kemudian menyinggung tentang fenomena yang ia sebut sebagai "panitia seleksi masuk surga." Menurutnya, banyak orang yang merasa dirinya lebih baik dari orang lain, bahkan merasa kelompoknya adalah yang paling benar.
Mereka yang tidak sepaham dianggap salah, haram, atau bahkan kafir. "Sekarang ini banyak muncul panitia-panitia seleksi masuk surga. Menganggap dirinya lebih baik, kelompoknya lebih baik," kata Uje dalam ceramah tersebut.
Namun, Uje mengingatkan bahwa manusia tidak memiliki hak untuk menilai siapa yang pantas masuk surga. Menurutnya, Allah tidak pernah membuat seleksi semacam itu.
"Allah tidak pernah buat panitia seleksi masuk surga," tegasnya. Uje juga menambahkan bahwa tidak ada yang berhak menghakimi siapa yang lebih baik di mata Allah, karena Allah yang Maha Mengetahui segala sesuatu.
Â
Advertisement
Taka Ada Panitia Seleksi Masuk Surga, Allah SWT Langsung yang Menilai
Lebih lanjut, Uje menjelaskan bahwa anggapan bahwa hanya kelompok tertentu yang pantas masuk surga adalah salah besar.
Menurutnya, setiap manusia memiliki keunikan dan perjalanan hidupnya masing-masing, sehingga tidak bisa diukur dengan standar kesalehan yang sama. "Nggak bisa kita ngukur orang pakai kesalehan diri kita," jelasnya.
Uje juga mengingatkan bahwa setiap manusia memiliki jalan yang berbeda dalam menjalani hidup dan beribadah.
Ia menekankan pentingnya menghargai perbedaan dan tidak mudah menghakimi orang lain hanya karena mereka tidak mengikuti cara yang sama dalam beribadah atau menjalani kehidupan.
Dalam ceramahnya, Uje juga menyatakan bahwa Allah tidak membutuhkan manusia untuk membuat seleksi siapa yang layak masuk surga.
Uje mengajak masyarakat untuk berhenti merasa lebih baik dari orang lain dan fokus pada hubungan pribadi dengan Allah.
Ia juga menekankan bahwa cukup Allah saja yang mengetahui siapa yang pantas masuk surga, karena hanya Allah yang tahu isi hati setiap manusia. "Cukup Allah saja," ujar Uje, mengingatkan bahwa urusan surga dan neraka sepenuhnya berada di tangan Allah, bukan manusia.
Menurut Uje, perdebatan tentang siapa yang lebih baik dalam beribadah sering kali hanya memecah belah umat.
Ia mengajak umat Islam untuk lebih fokus pada introspeksi diri dan memperbaiki hubungan dengan Allah, daripada sibuk menghakimi orang lain.
Di akhir ceramahnya, Uje memberikan pesan agar setiap orang selalu rendah hati dan tidak merasa diri atau kelompoknya paling benar.
Menurutnya, sikap seperti itu justru menjauhkan diri dari kasih sayang Allah. "Jangan pernah merasa lebih baik dari orang lain, karena Allah yang berhak menilai," tutup Uje dengan penuh makna.
Ceramah ini mengingatkan kita bahwa jalan menuju surga adalah rahasia Allah dan manusia tidak punya hak untuk menghakimi siapa yang pantas mendapatkannya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul