Sukses

Hati-Hati! Status Medsos Seperti Ini Bikin Orang Menyangka Wanita Tak Puas dengan Suaminya, Kata Buya Yahya

Buya Yahya menjelaskan bagaimana status yang tidak tepat bisa menimbulkan salah paham, serta banyak persepsi negatif.

Liputan6.com, Jakarta - KH Yahya Zainul Ma'arif, atau lebih dikenal sebagai Buya Yahya, memberikan nasihat kepada perempuan agar lebih berhati-hati dalam membuat status di media sosial.

Dalam ceramahnya, Buya Yahya menjelaskan bagaimana status yang tidak tepat bisa menimbulkan salah paham, serta banyak persepsi negatif.

Dalam penjelasannya, Buya Yahya mengungkapkan bahwa banyak perempuan yang kurang memahami etika dalam bermedia sosial.

“Perempuan, hati-hati buat status! Tiba-tiba ada yang buat status,” ujarnya dengan nada prihatin.

Pernyataan tersebut dikutip dari kanal YouTube @menjemputridhaallahchannel, tempat warganet berbagi berbagai nasihat dan wawasan tentang kehidupan sehari-hari dan ibadah.

Dia melanjutkan dengan memberikan contoh konkret. “Kalau dilihat pertama buka layarnya, kelihatan status. Aduh, pagi-pagi ya Allah, semoga saya sabar. Jadi istri yang sabar,” ungkap Buya Yahya.

 

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Bisa Salah Arti

Menurutnya, status seperti itu bisa diartikan sebagai ungkapan ketidakpuasan terhadap suami.

“Kalau dia mau ngomong, suamiku itu kurang ajar,” lanjutnya, menjelaskan bagaimana status yang berisi keluhan bisa disalahartikan oleh orang lain, terutama suami.

Buya Yahya menegaskan pentingnya cara penyampaian yang bijak. “Kenapa kok pakai WA itu? Kok bodoh banget? Kalau saya baca, sudah ngerti. Ini enggak bener nih orang,” ujarnya, menyoroti ketidakpahaman dalam memilih kata-kata saat membuat status.

Dia juga menekankan bahwa media sosial seharusnya digunakan untuk hal-hal yang positif. “Ya Allah, semoga Allah berikan kesadaran kepada suamiku. Ya Allah, semoga matanya terjaga, status semacam ini juga mencirikan suaminya bermasalah” kata Buya Yahya.

 

3 dari 3 halaman

Ini Saja yang Dilakukan

Selanjutnya, Buya Yahya menjelaskan bahwa penting untuk memperhatikan perasaan orang lain saat menulis. “Berarti matanya jelalatan, ya. Orang itu cerdas, baca-bacanya pakai rasa. Jadi, kalau nulis itu yang baik,” ungkapnya.

Ia menekankan bahwa seharusnya status yang diunggah harus bersifat konstruktif. “Bikin status yang baik. Saya tidak tahu status-status bersuami, itu saya status-status WA,” ujarnya, merujuk pada ketidakpahamannya tentang cara berinteraksi yang baik di media sosial.

Dalam penutup, Buya Yahya mengingatkan bahwa media sosial bukanlah tempat untuk curhat atau menyebar kebencian.

“Kalau ada aneh-aneh, sebaiknya dikoreksi atau tidak usah diunggah sama sekali,” imbuhnya.

Pesan ini diharapkan dapat menjadi pengingat bagi perempuan dan semua pengguna media sosial agar lebih bijak dalam berkomunikasi, baik di dunia maya maupun di kehidupan sehari-hari.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul