Sukses

4 Tingkatan Manusia Ketika Diuji Menurut Ustadzah Oki Setiana Dewi, Mana yang Kamu Miliki?

Setiap manusia memiliki ujian hidup masing-masing, baik suka maupun duka. Namun hal itu tergantung bagaimana diri dalam menghadapinya. Dan inilah tingkatan manusia saat diuji menurut Ustadzah Oki Setiana Dewi.

Liputan6.com, Jakarta - Ustadzah Oki Setiana Dewi dikenal sebagai seorang artis sekaligus pendakwah muslimah yang cukup populer di kalangan muda-mudi zaman ini.

Dalam salah satu tausiyahnya, beliau pernah menyampaikan tentang beberapa tingkatan manusia dalam menerima ujian hidup. Sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Baqarah ayat 155:

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ.

Artinya: "Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,"

Sebab semua yang dimiliki oleh manusia saat ini adalah kepunyaan Allah SWT. Manusia hanya tinggal menjalani garis hidup yang telah ditentukan untuknya.

Maka ada beberapa fase tingkatan orang-orang ketika diuji dalam Islam menurut Ustadzah Oki Setiana Dewi. Coba renungkan!

 

Saksikan Video Pilihan ini:

2 dari 3 halaman

1. Tingkatan Terendah: Marah

Pada tingkatan ini seseorang merasa marah dengan apa yang sedang ia alami. Banyak hal yang kemudian dipertanyakan seakan tidak menerima takdir yang telah ditetapkan.

"Ketika dikasih ujian, pertama tingkatan terendah dia marah. Kenapa harus aku? Apa dosaku? Apa ibadahku belum cukup?", jelas Ustdazah Oki dikutip dari YouTube SalingSapa TV.

2. Tingkatan Kedua: Sabar

Pada tingkatan ini manusia bisa bersabar, artinya dia sebenarnya bisa untuk melawan namun dia mampu menahan amarahnya. Orang-orang seperti ini adalah mereka yang mampu mengontrol hati dan pikirannya dengan baik.

Sifar sabar inilah yang juga dicintai oleh Allah SWT, sebagaimana termaktub dalam QS. Ali-Imran ayat 146:

وَاللّٰهُ يُحِبُّ الصّٰبِرِيْنَ  

Artinya: "Allah mencintai orang-orang yang sabar."

3 dari 3 halaman

3. Tingkatan Ketiga: Ikhlas

Ikhlas adalah ketika kita dapat dengan tulus dan lapang dada menerima setiap ketetapan dalam hidup. Ketetapan yang dimaksud mencakup hal yang yang baik maupun menyakitkan hati. 

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص : اِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ اِلىَ اَجْسَامِكُمْ وَلاَ اِلىَ صُوَرِكُمْ وَ لٰكِنْ يَنْظُرُ اِلىَ قُلُوْبِكُمْ. مسلم

Artinya: “Dari Abu Hurairah RA, ia berkata Rasulullah SAW pernah bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak melihat (menilai) bentuk tubuhmu dan tidak pula menilai kebagusan wajahmu, tetapi Allah melihat (menilai) keikhlasan hatimu.” (HR. Muslim)

4. Tingkatan Keempat: Bersyukur

Segala apapun yang terjadi baik atau buruknya ia akan selalu bersyukur dengan mengucapkan Alhamdulillah terhadap Allah SWT. Hal inilah yang semestinya dapat kita tanamkan dalam diri termasuk mengajarkan kepada orang-orang terdekat agar mampu bersikap sabar atas segala keadaan.

"Itu tingkatan tertinggi, orang-orang yang pandai mengambil hikmah dari semua kejadian, Alhamdulillah 'ala kulli hal", ujar Ustadzah Oki.