Liputan6.com, Cilacap - Terdapat sekelompok orang yang meminta waktu kiamat agar dipercepat. Hal ini berkaitan dengan Rasulullah SAW tatkala menyampaikan risalah Islam, termasuk di dalamnya menyampaikan seputar dunia yang ditempati saat ini fana.
Sebab sifatnya yang demikian, maka suatu ketika Allah SWT akan meluluhlantakkan dunia dan isinya ini. Peristiwa kehancuran alam semesta ini disebut dengan kiamat.
Tak ada satu makhluk Allah SWT yang luput dari peristiwa kehancuran di hari kiamat, kecuali bagi mereka yang dikehendaki Allah SWT untuk tetap hidup.
Advertisement
Baca Juga
Saat menyampaikan risalah kiamat ini, Rasulullah SAW menghadapi golongan manusia yang ingkar. Tak tanggung-tanggung mereka menantang Rasulullah SAW untuk memohon kepada Allah SWT agar peristiwa kiamat dipercepat.
Simak Video Pilihan Ini:
Larangan Meminta Kiamat Dipercepat
Allah SWT menjawab sekelompok manusia yang meminta kiamat dipercepat kepada Rasulullah SAW. Dalam firmannya Allah SWT menjelaskan demikian:
اَتٰىٓ اَمْرُ اللّٰهِ فَلَا تَسْتَعْجِلُوْهُ ۗسُبْحٰنَهٗ وَتَعٰلٰى عَمَّا يُشْرِكُوْنَ
"Ketetapan Allah pasti datang, maka janganlah kamu meminta agar dipercepat (datang)nya. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan" (QS an-Nahl: 1)
Melansir Republika, dalam penjelasan Tafsir Kementerian Agama ayat ini menerangkan, Allah menegaskan bahwa ketetapan Allah pasti datang. Maksud ketetapan Allah dalam ayat ini adalah hari kiamat yang telah diancamkan kepada kaum musyrik dan orang-orang kafir.
Kaum musyrik dan orang-orang kafir mengolok-olok meminta kepada Nabi Muhammad SAW agar azab hari kiamat itu segera didatangkan. Itulah sebabnya, Allah memerintahkan kepada Rasulullah SAW untuk mengatakan bahwa azab-Nya yang akan dijatuhkan kepada mereka pasti terjadi.
Allah SWT melarang mereka agar tidak meminta azab itu disegerakan datangnya, karena azab hari kiamat itu akan datang pada waktu yang telah ditentukan dan diputuskan-Nya.
Advertisement
Kepastian Datangnya Kiamat
Dalam ayat ini, Allah Ta'ala memberitakan datangnya hari kiamat dengan menggunakan kata kerja bentuk lampau (fi'il madhi) padahal azab itu belum terjadi. Hal ini memberikan pengertian bahwa azab itu betul-betul akan terjadi.
Ayat ini mengandung ancaman bagi orang-orang kafir dan sekaligus mengandung pemberitahuan kepada mereka bahwa azab yang akan ditimpakan kepada mereka dan kehancuran mereka telah dekat dan pasti datang.
Allah SWT menyatakan bahwa Dia Maha Suci dari apa yang mereka persekutukan. Dia tidak memerlukan sekutu dan pembantu untuk menjatuhkan azab kepada mereka. Bantahan ini sebagai jawaban terhadap pernyataan mereka (orang kafir), karena mereka mengatakan akan meminta bantuan (syafa'at) kepada patung-patung yang mereka sembah.
قُلۡ اَرَءَيۡتُمۡ مَّا تَدۡعُوۡنَ مِنۡ دُوۡنِ اللّٰهِ اَرُوۡنِىۡ مَاذَا خَلَقُوۡا مِنَ الۡاَرۡضِ اَمۡ لَهُمۡ شِرۡكٌ فِى السَّمٰوٰتِؕ اِیْتُوۡنِىۡ بِكِتٰبٍ مِّنۡ قَبۡلِ هٰذَاۤ اَوۡ اَثٰرَةٍ مِّنۡ عِلۡمٍ اِنۡ كُنۡتُمۡ صٰدِقِيۡنَ
"Katakanlah (Muhammad), 'Terangkanlah (kepadaku) tentang apa yang kamu sembah selain Allah; perlihatkan kepadaku apa yang telah mereka ciptakan dari bumi atau adakah peran serta mereka dalam (penciptaan) langit? Bawalah kepadaku kitab yang sebelum (Alquran) ini atau peninggalan dari pengetahuan (orang-orang dahulu), jika kamu orang yang benar'" (QS al-Ahqaf: 4).
Penulis: Khazim Mahrur/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul