Sukses

Tahu Haram tapi Tetap Melanggar, Apa Solusinya Buya?

Doa ini merupakan cara untuk mendapatkan petunjuk dalam kehidupan sehari-hari.

Liputan6.com, Jakarta - KH Yahya Zainul Ma'arif, atau Buya Yahya, mengajak umat untuk memahami pentingnya doa dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penjelasannya yang dikutip dari kanal YouTube @BuyaYahyaOfficial, Buya menjelaskan tentang doa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Doa tersebut adalah:

اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا، وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ. وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً، وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ

Allahumma arinal haqqo haqqo warzuqnattiba’ah, wa arinal bathila bathila warzuqnajtinabah."

Ya Allah, tampakkanlah kepadaku kebenaran sebagai kebenaran dan kuatkanlah aku untuk mengikutinya serta tampakkanlah kepadaku kesalahan sebagai kesalahan dan kuatkan pula untuk menyingkirkannya." (HR. Ahmad)

Buya Yahya menjelaskan bahwa banyak orang yang mengetahui keharaman tetapi tetap melakukannya.

"Kebodohan dan ketidakpahaman sering menjadi penyebab utama," ujarnya. Ini menunjukkan bahwa walaupun seseorang mengerti hukum haram, jika kebenaran belum tampak dalam hatinya, maka ia cenderung melanggar.

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya memohon agar Allah menampakkan kebenaran dan kebatilan dalam hidup kita.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Doa yang Memberikan Kekuatan

"Dengan memohon, kita meminta Allah untuk memberikan kemudahan dalam mengikuti kebenaran dan menjauhi kebatilan," jelasnya.

Doa ini merupakan cara untuk mendapatkan petunjuk dalam kehidupan sehari-hari.

Sementara itu, banyak juga orang yang memahami keutamaan salat malam, seperti tahajud dan dhuha, namun belum mampu melaksanakannya.

"Mereka mungkin tahu betapa pentingnya, tetapi belum ditampakkan di hati mereka," katanya. Ini menggarisbawahi pentingnya keberkahan dalam memahami dan melaksanakan ibadah.

Doa yang diajarkan oleh Nabi ini memberikan kekuatan untuk bersikap konsisten dalam menjalani kehidupan. "Jika hal yang kita mohonkan itu benar, maka kita akan memiliki kekuatan untuk mengikutinya," jelas Buya Yahya.

Hal ini menegaskan bahwa permohonan kepada Allah haruslah tulus dan berdasarkan niat yang baik.

Selain itu, Buya Yahya menjelaskan bahwa dengan memohon agar Allah menampakkan kesalahan, kita bisa lebih waspada. "Ketika kita tahu apa yang salah, kita akan lebih mudah untuk menghindarinya," tuturnya. Ini adalah langkah penting dalam proses introspeksi diri dan perbaikan.

3 dari 3 halaman

Semua Dikembalikan Pada Allah SWT

Permohonan kepada Allah untuk mendapatkan petunjuk juga menjadi inti dari ajaran agama. "Dalam setiap doa, kita harus menaruh harapan agar Allah memberikan bimbingan yang tepat," katanya. Kesadaran spiritual ini sangat penting untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.

Ia juga menekankan bahwa doa adalah salah satu bentuk komunikasi yang paling kuat antara hamba dan Tuhan. "Doa adalah sarana kita untuk meminta petunjuk, perlindungan, dan kekuatan dari Allah," ungkapnya. Dengan berdoa, kita menunjukkan ketergantungan kita kepada-Nya.

Kebangkitan spiritual dimulai dari pengakuan akan kelemahan diri dan ketidakpahaman tentang hal-hal yang benar. "Kita harus menyadari bahwa hanya Allah yang bisa memberi penjelasan dan petunjuk," jelas Buya Yahya. Ini adalah pengingat bahwa kita harus terus berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Sebagai umat yang beriman, penting untuk senantiasa mengingatkan diri sendiri tentang kebenaran. "Sikap terbuka untuk belajar dan berdoa adalah kunci untuk mencapai kebahagiaan sejati," katanya. Dengan memohon kepada Allah, kita berusaha untuk menjalani hidup yang lebih baik.

Pada akhirnya, Buya Yahya mengajak semua umat untuk berdoa dengan sepenuh hati. "Mari kita tingkatkan kualitas doa kita agar mendapatkan petunjuk dari Allah dalam setiap langkah hidup kita," tuturnya. Doa adalah senjata yang ampuh untuk menghadapi segala rintangan dalam hidup.

Semoga dengan memahami dan mengamalkan doa ini, kita semua dapat lebih mudah menemukan kebenaran dan menjauhi kebatilan dalam hidup sehari-hari.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul