Liputan6.com, Jakarta - Penceramah terkenal, KH Yahya Zainul Ma'arif, yang lebih dikenal sebagai Buya Yahya menjelaskan tentang kondisi seseorang yang hendak dicabut nyawanya.
Buya Yahya mengutip beberapa dalil dari Al-Qur’an untuk menggambarkan hal ini. Menurutnya, orang yang beriman akan diperlihatkan gambaran surga sebelum nyawanya dicabut.
“Bagi orang yang beriman, Allah SWT akan memperlihatkan surga-Nya. Maka ketika dicabut nyawanya, orang beriman ini melihat surganya,” ujar Buya Yahya dalam ceramah yang dikutip dari kanal YouTube @petuahchik.
Advertisement
Di sisi lain, bagi orang kafir, Allah SWT akan memperlihatkan tempatnya di neraka. Hal ini juga dijelaskan oleh Buya Yahya sebagai bentuk pengingat terakhir sebelum ruh dicabut dari jasad.
"Orang kafir pun akan ditampakkan tempatnya di neraka," jelas Buya Yahya.
Dengan diperlihatkannya surga dan neraka, orang yang sebelumnya tidak beriman bisa saja menjadi beriman. Namun, sayangnya, taubat yang dilakukan oleh orang-orang di saat nyawa sudah berada di tenggorokan tidak akan diterima oleh Allah SWT.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Betapa Luar Biasanya Kenikmatan Surga
"Taubat yang datang ketika nyawa sudah sampai di tenggorokan tidak akan diterima," tegas Buya Yahya, mengutip sabda Rasulullah SAW.
Dalam konteks ini, Allah SWT telah menegaskan bahwa kesempatan untuk bertaubat diberikan kepada setiap hamba-Nya sebelum ajal tiba.
Buya Yahya juga menyampaikan beberapa ayat Al-Qur'an yang menggambarkan kenikmatan surga. Salah satunya terdapat dalam Surah Al-Insan ayat 20 yang berbunyi:
وَإِذَا رَأَيْتَ ثَمَّ رَأَيْتَ نَعِيمًا وَمُلْكًا كَبِيرًا
Artinya: "Dan apabila kamu melihat di sana (surga), niscaya kamu akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar."
Ayat ini menggambarkan betapa luar biasanya kenikmatan yang akan diperoleh oleh orang-orang yang beriman dan beramal saleh di surga. Surga menjadi tempat di mana segala kebahagiaan dan kenikmatan yang tak terbayangkan oleh manusia akan diberikan oleh Allah SWT.
Selain itu, Buya Yahya juga mengutip Surah Al-Baqarah ayat 25, yang menjelaskan bahwa keindahan surga dijanjikan bagi mereka yang beriman dan berbuat baik. Ayat tersebut berbunyi:
وَبَشِّرِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ
Artinya: "Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya."
Advertisement
Tak Tahu Ajal Kapan Datang, Bersiaplah
Buya Yahya menjelaskan bahwa ayat ini adalah bentuk kabar gembira bagi umat Islam yang senantiasa beriman dan melakukan amal saleh.
Surga yang digambarkan dengan sungai-sungai yang mengalir di bawahnya menunjukkan betapa indahnya tempat tersebut bagi mereka yang taat kepada Allah SWT.
Dalam ceramahnya, Buya Yahya juga menegaskan bahwa surga bukan hanya tempat istirahat, tetapi juga simbol kemenangan dan balasan bagi hamba-hamba yang setia kepada Allah SWT. Setiap orang yang beriman memiliki harapan untuk memasuki surga, asalkan mereka menjaga sholat dan amal salehnya.
Buya Yahya juga mengingatkan umat Islam agar selalu menjaga iman dan amal saleh, karena kehidupan setelah kematian adalah sesuatu yang pasti.
“Tidak ada yang tahu kapan ajal akan tiba, maka dari itu, kita harus selalu mempersiapkan diri,” kata Buya Yahya dalam salah satu ceramahnya.
Dengan adanya janji surga bagi orang beriman, Buya Yahya mengajak umat Islam untuk tidak merasa putus asa.
“Sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan, pasti akan ada balasannya dari Allah SWT,” ucapnya, seraya mengajak setiap Muslim untuk terus meningkatkan amal ibadah.
Buya Yahya menekankan pentingnya menjalani hidup dengan penuh kesadaran bahwa setiap perbuatan, baik atau buruk, akan mendapat balasan di akhirat.
Gambaran tentang surga dan neraka, menurutnya, adalah pengingat bagi setiap orang agar selalu berada di jalan yang benar.
Sebagai penutup, Buya Yahya kembali mengingatkan bahwa surga bukanlah sesuatu yang bisa dicapai hanya dengan pengakuan iman tanpa diiringi dengan amal.
Oleh karena itu, setiap Muslim harus selalu berusaha memperbaiki diri dan memperbanyak amal saleh.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul