Sukses

Top 3 Islami: Syarat jadi Imam Sholat Menurut Buya Yahya, Ibadah Berlebihan Tak Baik Kata Gus Baha

enjelasan Buya Yahya mengenai syarat imam sholat ini menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Senin (30/9/2024). Artikel kedua yang juga populer yaitu pernyataan Gus Baha bahwa saleh atau sholeh bukan segala-galanya

Liputan6.com, Jakarta Menjadi imam sholat bukanlah tugas yang ringan, terlebih jika berlaku dalam jangka lama (permanen), di masjid atau mushola. Ada syarat-syarat jadi imam sholat yang mesti dipenuhi oleh seorang muslim, alih-alih sekadar bacaan fasih Al-Qur'an.

Penjelasan Buya Yahya mengenai syarat imam sholat ini menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Senin (30/9/2024).

Artikel kedua yang juga populer yaitu pernyataan Gus Baha bahwa saleh atau sholeh bukan segala-galanya. Dalam artikel ini, Gus Baha menjelaskan bahwa beribadah berlebihan itu juga tidak baik.'

Lantas seperti apa yang terbaik?

Sementara, artikel ketiga yang populer yaitu surah penghilang kesulitan ekonomi alias memperlancar rezeki, yang diungkap oleh Ustadz Adi Hidayat (UAH).

Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 4 halaman

1. Mau jadi Imam Sholat? Penuhi Dulu Syarat-Syarat Ini Kata Buya Yahya

Sholat fardhu utamanya dilakukan secara berjamaah. Hal ini sebagaimana hadis yang diriwayatkan dari Abdullah ibn Umar, bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Sholat berjamaah lebih utama dibandingkan sholat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat.” [HR. Bukhari dan Muslim]

Sedikitnya, sholat berjamaah dilakukan oleh dua orang. Terdiri dari imam dan makmum.

Kendati begitu, tidak sembarangan orang yang bisa jadi imam sholat. Terdapat ketentuan fiqih yang mengatur syarat imam. Sebab, imam akan memengaruhi keabsahan sholat untuk dirinya dan juga bagi makmum.

Ulama kharismatik KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya dalam ceramahnya pernah mengimbau agar menyempurnakan sholat dan memperbaiki sholatnya jika menjadi imam.

Selengkapnya baca di sini

3 dari 4 halaman

2. Saleh Bukan Segala-galanya, Berlebihan dalam Beribadah itu Tak Baik Kata Gus Baha

KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang lebih akrab dikenal sebagai Gus Baha, menyampaikan pesan menarik tentang pentingnya kesederhanaan dalam menjalankan agama.

Dalam salah satu ceramahnya, Gus Baha menekankan bahwa menjadi manusia yang baik tidak selalu berarti harus tampak "soleh" dalam segala aspek, melainkan bagaimana seseorang menjalankan agama dengan pas, tanpa berlebihan.

Menurut Gus Baha, Islam adalah agama yang luas dan fleksibel. "Islam iku luas, wong iku ojo ngeroso soleh itu segala-galane," kata Gus Baha.

Artinya, seseorang tidak perlu merasa bahwa kesalehan harus menjadi segalanya dalam hidup, karena terkadang hal ini justru dapat memberatkan diri dan orang lain.

Gus Baha mencontohkan kejadian sehari-hari seperti seorang sopir rental yang seringkali harus menunggu pelanggannya selesai beribadah.

"Misale supir rental terus bilang mau sholat dan dienteni tak salat sediluk (sebentar), ternyata qobliah sik, bar qobliah masih badiah, bar iku moco khisib nasor, bubar," ceritanya.

Ia menjelaskan bahwa ada orang yang berlebihan dalam menjalankan ibadah hingga membuat orang lain merasa terganggu atau tidak nyaman.

Padahal, dalam Islam, keseimbangan dan kesederhanaan adalah kunci penting dalam beribadah.

Selengkapnya baca di sini

4 dari 4 halaman

3. 2 Surah Al-Qur’an Penghilang Kesulitan Ekonomi Menurut UAH, Rezeki Lancar Masalah Selesai

Ulama kharismatik Muhammadiyah, Ustadz Adi Hidayat alias UAH membeberkan dua surah Al-Qur’an yang dapat mengatasi segala kesulitan hidup, termasuk kesulitan ekonomi. Apa saja?

UAH mengatakan, dua surah tersebut diturunkan ketika Rasulullah SAW dan umat di zamannya  menghadapi berbagai macam tantangan. Bahkan, Nabi SAW sering mendapat serangan dari orang-orang kafir.

“Dalam satu kesempatan ada yang menyebut Nabi SAW tengah mengalami kegilaan. Ada yang menuduh nabi ditinggalkan oleh Rabb-nya -Allah SWT-, karena ada fase penurunan wahyu yang belum turun saat itu,” tutur UAH seperti dikutip dari YouTube Ceramah Aswaja Islami, Sabtu (29/9/2024).

Di tengah situasi tersebut, Allah SWT menurunkan dua surah Al-Qur’an sekaligus. “Yang dahsyatnya dengan dua surah ini Allah ingin mengentaskan segala keadaan yang dirasakan,” sambung UAH. 

UAH menyampaikan bahwa tujuan diturunkannya dua surah tersebut adalah untuk menepikan segala kesedihan yang pernah dialami oleh Rasulullah SAW saat itu. 

“Sekaligus memberikan pesan besar ke kita, hikmah yang paling indah dan cara yang paling efektif bagaimana kita bisa melewati masa-masa sulit sekaligus menghadirkan ketenangan di dalam jiwa dan menyusun solusi terbaik untuk kita menyelesaikan apapun yang tengah alami,” kata UAH.

Selengkapnya baca di sini