Sukses

Gus Baha Beri Penjelasan Orisinalitas Pengetahuan Nabi Muhammad SAW

Gus Baha menjelaskan bahwa sebelum menerima wahyu, Nabi Muhammad tidak mengetahui apa itu iman dan kitab.

Liputan6.com, Jakarta - KH Ahmad Bahauddin Nursalim, yang dikenal sebagai Gus Baha, mengungkapkan pandangannya tentang keistimewaan orisinalitas pengetahuan yang dimiliki Nabi Muhammad SAW.

Menurutnya, pengetahuan yang diterima Nabi berasal langsung dari wahyu Allah SWT, tanpa pengaruh dari sumber lain. Hal ini menjadi salah satu keistimewaan dan kekhususan Nabi sebagai utusan Allah.

Dalam ceramah yang diunggah di kanal YouTube @InY0ng215, Gus Baha menjelaskan bahwa sebelum menerima wahyu Allah, Nabi Muhammad tidak mengetahui apa itu iman dan kitab.

Namun, setelah menerima wahyu dari Allah, Nabi diberikan pengetahuan langsung tanpa adanya pengaruh dari pengetahuan lain.

"Muhammad, sebelum kamu dapat wahyu, kamu itu nggak tahu iman itu apa, kitab itu apa. Terus Nabi diberitahu," ujar Gus Baha dalam ceramahnya.

Ia menekankan bahwa salah satu keberkahan Nabi adalah statusnya sebagai ummi, yaitu seseorang yang tidak bisa membaca dan menulis. Menurut Gus Baha, ketidakmampuan Nabi membaca menjadi salah satu alasan kenapa pengetahuannya murni dan orisinal.

Nabi tidak terpengaruh oleh bacaan atau ilmu dari orang lain, sehingga yang diterimanya adalah wahyu murni dari Allah.

"Barokahnya Nabi tidak pernah membaca, barokahnya tidak pernah mendengar ilmu-ilmu yang lain. Nabi itu orisinil," kata Gus Baha.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Istimewanya Ilmu Nabi Muhammad SAW

Inilah yang membuat pengetahuan yang masuk ke dalam diri Nabi adalah murni wahyu, bukan campuran dari pengetahuan manusia atau budaya lain.

Gus Baha juga menjelaskan bahwa status ummi pada diri Nabi Muhammad tidak dimaksudkan sebagai kekurangan, melainkan sebagai keistimewaan yang menunjukkan bahwa segala ilmu yang dimiliki Nabi datang langsung dari Allah. Nabi tidak pernah terpengaruh oleh bacaan atau ajaran manusia lainnya.

Dengan demikian, Gus Baha menegaskan bahwa orisinalitas ini merupakan keutamaan yang hanya dimiliki oleh Nabi Muhammad.

Keistimewaan ini memastikan bahwa apa yang disampaikan oleh Nabi benar-benar murni wahyu dan bukan hasil pengetahuan duniawi yang didapatkan melalui bacaan atau pendidikan formal.

Lebih lanjut, Gus Baha menjelaskan bahwa konsep orisinalitas ini sangat penting dalam memahami kenabian Muhammad. Nabi Muhammad menerima wahyu tanpa ada campuran dari pengetahuan manusia lainnya, sehingga apa yang diajarkan kepada umatnya adalah ajaran murni dari Allah.

Menurut Gus Baha, orisinalitas pengetahuan Nabi ini juga menjadi dasar dari kepercayaan umat Islam bahwa Al-Quran adalah firman Allah yang tidak bisa diragukan kemurniannya.

Karena Nabi tidak pernah belajar dari sumber lain, wahyu yang diterima benar-benar datang langsung dari Allah tanpa pengaruh dari ajaran atau filsafat yang berkembang saat itu.

3 dari 3 halaman

Begini Sejarahnya

Gus Baha juga menyinggung bahwa dalam sejarah, Nabi tidak pernah terlibat dalam diskusi filsafat atau pengetahuan lain yang berkembang di zamannya.

Nabi hanya menerima ilmu dari wahyu, yang menjadikannya sosok yang unik dan berbeda dari tokoh-tokoh besar lainnya.

"Nabi Muhammad adalah sosok yang benar-benar orisinil. Ia tidak pernah terpengaruh oleh ajaran-ajaran lain yang berkembang di sekitarnya. Hanya wahyu yang mengisi pengetahuannya," jelas Gus Baha.

Ia menambahkan bahwa inilah alasan mengapa umat Islam harus mempercayai sepenuhnya ajaran yang disampaikan oleh Nabi Muhammad. Ajaran tersebut tidak terpengaruh oleh pemikiran atau pengetahuan manusia, melainkan datang langsung dari Allah.

Dalam penutupan ceramahnya, Gus Baha mengajak para jamaah untuk merenungkan keistimewaan Nabi Muhammad sebagai seorang yang ummi, yang tidak pernah belajar dari sumber lain namun menerima wahyu yang sangat mendalam dan luar biasa.

Dengan demikian, Gus Baha menekankan bahwa keistimewaan orisinalitas pengetahuan Nabi Muhammad menjadi bukti kuat kenabian dan kebenaran ajaran yang disampaikannya kepada umat Islam di seluruh dunia.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Â