Liputan6.com, Cilacap - Tentu saja kita pernah merasakan kesedihan dalam hidup. Bahkan sebagian dari kita pernah titik terendah dalam hidup kita karena menghadapi masalah berat.
Kondisi demikian tentu saja membuat kita sangat tidak berdaya dan tentu saja sangat sedih karena tidak tahu apa yang akan dilakukan.
Saat kita mengalami yang demikian hingga ikhtiar mentok, maka Ustadz Adi Hidayat (UAH) memberikan cara agar keluar dari kesulitan-kesulitan yang besar sekalipun.
Advertisement
Baca Juga
UAH menegaskan bahwa dengan cara ini, Allah SWT akan memberikan kita jalan keluar sebab tidak ada kata sulit bagi Allah SWT.
Simak Video Pilihan Ini:
Lakukan Hal Ini
Ustadz Adi hidayat mengatakan bahwa jika kita pada kondisi hidup serba sulit, bahkan tidak bisa untuk ikhtiar atau berusaha untu keluar dari kesulitan, maka sebaiknya kita sandarkan permasalahan ini kepada Allah SWT.
“Bila anda memang sudah tidak mampu melakukan sesuatu, sulit dengan ikhtiar, maka sandarkan diri kita kepada Allah,” paparnya dikutip dari tayangan YouTube Short @azkademika, Selasa (01/10/2024).
Pasalnya, bagi Allah SWT tidak ada sesuatu yang sulit, masalah seberat apapun jikalau dipasrahkan kepada Allah SWT akan beres.
“Sandarkan kepada Allah, mudah bagi Allah menjadikan yang sulit menjadi mudah, yang sukar menjadi mudah dan yang tidak bisa dikerjakan menjadi bisa,” tandasnya.
Advertisement
Pentingnya Berserah Diri Kepada Allah
Menukil suaramuhammadiyah.id, salah satu ajaran agama yang sangat urgen untuk dipahamai dan dinternalisasi dalam jiwa untuk dijadikan sebagai pertahanan jiwa adalah konsep tawakkal.
Istilah Tawakkal bukan asing di indera dengar kita. Cuma mengucapkan istilah ini tidak semudah mengamalkannya.
Tawakkal sendiri berarti istislam kepada Allah, berserah diri kepadaNya dengan menampakkan segala kelemahan dan ketergantungan hati kepada-Nya. Kebergantungan di sini harus dilakukan secara penuh kepada Allah, bukan setengah-setengah. Tawakkal menjadi cara untuk menyerahkan segala perkara dan usaha kepada Allah SWT.
Tawakkal merupakan pekerjaan hati manusia dan puncak tertinggi keimanan. (Abdul Syukur, 2016). Tawakkal bukan pilihan tapi keharusan. Maka hukumnya wajib dan menjadi syarat keimanan.
وَعَلَى اللَّهِ فَتَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
"Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman”. (QS. al-Maidah: 23)
Dikuatkan dalam QS. Yunus: 84-85:
إِنْ كُنْتُمْ آمَنْتُمْ بِاللَّهِ فَعَلَيْهِ تَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُسْلِمِينَ
Jika kalian memang benar-benar orang yang beriman (mukmin) kepada Allah, maka hanya kepada Allah-lah kalian bertawakkal, bila kalian benar-benar orang yang berserah diri (muslimin).
Siapa yang mampu mengamalkan sikap tawakkal dengan baik, maka ia akan merasa hidup yang nyaman dan jauh dari rasa takut. Ia cukupkan Allah sebagai tempat bersandar yang mencukupi seluruh kebutuhan hidupnya.
Penulis: Khazim Mahrur/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul