Sukses

Amalan Wirid dari KH Marzuki Mustamar saat sedang Susah, Langsung Plong!

KH. Marzuki Mustamar bagikan wirid saat dilanda kesusahan

Liputan6.com, Cilacap - Salah seorang ulama Nahdlatul Ulama (NU) sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Sabiilur Rosyad, Malang, Jawa Timur yakni KH. Marzuki Mustamar membagikan amalan yang berupa wirid atau dzikir tatkala seseorang sedang susah.

Bahkan menurut beliau, wirid ini sangat baik diamalkan dalam kondisi kesusahan yang sangat, di mana seseorang tak lagi bisa berbuat apa-apa atas permasalahan yang menderanya.

Ulama yang merupakan mantan Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur masa khidmat 2018-2023 ini menekankan pentingnya wirid dalam situasi demikian.

Sebab dengan wasilah wirid atau dzikir ini, Allah SWT akan membukakan jalan keluar atas kesulitan-kesulitan yang sedang dihadapi hamba-hamba-Nya. Allah SWT berfirman:

الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ

Artinya: “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar Rad 28).

Berdasarkan ayat di atas, seseorang yang melakukan wirid atau zikir akan diberikan ketenangan oleh Allah SWT. Ketenangan-ketenangan tersebut tentu saja sifat merasa cukup atas rezeki yang diberikan Allah SWT kepadanya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Ini Amalannya

KH. Marzuki Mustamar dalam sebuah kesempatan ceramahnya membeberkan wirid atau zikir untuk diamalkan saat kita sedang dilanda kesusahan. Adapun zikir yang dibaca ialah membaca hawqalah.

“Barang siapa susah karena suatu urusan, susah banget para hadirin, yang perlu diwiridkan ialah lahawla walaaquwwata illa billah,” paparnya dikutip dari tayangan YouTube Perpustakaan Sabilillah, Rabu (02/10/2024).

Berikut ini lafalnya jika di tulis dalam bahasa Arab,

لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ

Lā haula wa lā quwwata illā billāhil ‘aliyyil azhīmi

Artinya, “Tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah yang maha tinggi lagi maha agung.”

Beliau juga menambahkan amalan yang berasal dari hadis Rasulullah SAW sebagaimana diijazahkan oleh ibundanya.

“Ada hadis lain yang biasa diamalkan oleh ibu saya yaitu Allahu rabbii laa syarikalak,” tambahnya.

Adapun lafal arabnya adalalh sebagai berikut, 

اَللهُ رَبِّيْ لاَ شَرِيْكَ لَكَ

ِAllahu rabbii laa syarika lak

Artinya: " Ya Allah ya Tuhanku, tiada sekutu bagi-Mu."

3 dari 3 halaman

Keutamaan Dzikir Hauqalah

Mengutip NU Online, Syekh M Nawawi Al-Bantani menyebutkan sejumlah keutamaan lafal Lā haula wa lā quwwata illā billāhil ‘aliyyil azhīmi. Ia mengutip hadits riwayat Ibnu Abid Dunya perihal orang yang melazimkan pembacaan lafal Lā haula wa lā quwwata illā billāhil ‘aliyyil azhīmi.

ومن خواصها ما في فوائد الشرجي قال ابن أبي الدنيا بسنده إلى النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال من قال كل يوم لا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم مئة مرة لم يصبه فقر أبدا اهـ

Artinya, “Salah satu keistimewaan lafal hauqalah ini adalah apa yang disebutkan di dalam Fawaidus Syarji, yaitu hadits riwayat Ibnu Abid Dunya dengan sanad tersambung hingga Rasulullah SAW bahwa ia bersabda, ‘Siapa saja yang membaca Lā haula wa lā quwwata illā billāhil ‘aliyyil azhīmi setiap hari sebanyak 100 kali, maka ia selamanya takkan ditimpa oleh kefakiran,’” (Lihat Syekh M Nawawi Banten, Kasyifatus Saja, [Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah], halaman 5).

Syekh M Nawawi Banten juga mengutip hadits yang menjelaskan keutamaan lafal Lā haula wa lā quwwata illā billāhil ‘aliyyil azhīmi. Menurutnya, hauqalah merupakan lafal yang baik dibaca ketika seseorang tengah dirundung kesulitan dan kebuntuan.

وروي في الخبر أيضا إذا نزل بالإنسان مهم وتلا لا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم ثلا ثمائة فرج الله عنه أي أقلها ذلك ذكره شيخنا يوسف في حاشيته على المعراج

Artinya, “Diriwayatkan di dalam hadits juga bahwa bila kebimbangan hinggap di hati seseorang lalu ia membaca Lā haula wa lā quwwata illā billāhil ‘aliyyil azhīmi sebanyak 300 kali, niscaya Allah membukakan jalan keluar baginya, maksudnya Allah mengurangi beban kesulitannya. Hal ini disebutkan oleh guru kami, Syekh Yusuf dalam hasyiyah Mi’raj-nya,” (Lihat Syekh M Nawawi Banten, Kasyifatus Saja, [Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah], halaman 5).

Lafal hauqalah ini merupakan bacaan baik atau kalimah thayyibah yang memang seharusnya dilazimkan oleh lidah kita sebagai umat Islam. Dengan kelaziman pada bacaan lafal ini, kita berharap Allah membuka jalan keluar atas kebuntuan masalah yang tengah kita hadapi.

Penulis: Khazim Mahrur/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul