Sukses

Ada Perempuan Curhat tentang Suaminya, Harus Bagaimana? Simak Nasihat Ustadz Das'ad Latif

Ustadz Das'ad Latif menjelaskan bahwa memberi kesempatan untuk berbicara dan mendengarkan dengan penuh perhatian adalah langkah awal yang penting dalam menyelesaikan masalah.

Liputan6.com, Jakarta - Penceramah kondang Ustadz Das'ad Latif berbagi pengalamannya dalam menangani curhatan perempuan yang sedang merasa terpuruk.

Dalam sebuah video yang dikutip dari kanal YouTube @DasadLatif, ia membagikan strategi untuk membantu para wanita yang datang dengan urian air mata.

“Ketika ada ibu-ibu curhat sama saya nangis-nangis, rumusnya adalah jangan dibantah,” ungkap Ustadz Das’ad.

Ia menekankan pentingnya mendengarkan terlebih dahulu sebelum memberikan nasihat atau solusi. Dengan membiarkan mereka berbicara, ia percaya bahwa hal itu dapat meringankan beban emosional yang mereka rasakan.

Ustadz Das'ad menceritakan pengalamannya ketika didatangi oleh seorang ibu yang merasa tertekan dengan masalah rumah tangganya.

“Ibu itu bercerita, ‘Ustadz, suami saya begitu,’” ujar Ustadz Das'ad Latif, menirukan curhatan sang ibu.

Ia pun lantas mendengarkan dengan seksama tanpa langsung memberikan tanggapan.

Setelah ibu tersebut merasa sedikit lega, Ustadz Das'ad mulai menggali lebih dalam tentang kehidupan sang ibu. “Saya tanya, ‘Bu, sudah berapa tahun berkeluarga?’”

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Strategi Hadapi Curhatan Perempuan

Ia menjelaskan bahwa pertanyaan ini penting untuk mengingatkan ibu tersebut tentang semua momen indah yang telah dilalui bersama suaminya.

“Alhamdulillah, sudah lebih 40 tahun,” jawab ibu itu. Ustadz Das'ad kemudian melanjutkan, “Ada cucu, Bu?”

Pertanyaan ini bertujuan untuk memperlihatkan kepada ibu tersebut bahwa kebahagiaan dan keberhasilan tidak datang begitu saja; itu adalah hasil dari hubungan yang dibangun selama bertahun-tahun.

Ibu tersebut pun mengangguk dan merespons, “Iya, ada.” Ustadz Das’ad melanjutkan, “Siapa yang bayar cicilan rumah dan mobil? Suami, kan?”

Menurutnya, mengingat hal-hal positif yang telah dilakukan suami dapat membantu memperbaiki perspektif sang ibu.

Ustadz Das’ad menegaskan, “Nah, sudah 40 tahun Ibu dilindungi oleh suami. Masa baru satu salahnya suamimu, kau sudah lupa kebaikannya yang 40 tahun itu?”

Pertanyaan ini membuat ibu itu terdiam sejenak, merenungkan betapa banyak kebaikan yang sudah dilakukan oleh suaminya.

Dengan bijak, Ustadz Das'ad menambahkan, “Ketika kau tidak mau memaafkan, yakin setan telah bercokol di hatimu.” Ia mengingatkan bahwa ketidakmampuan untuk memaafkan akan mengganggu hubungan dan membuat seseorang terjebak dalam perasaan negatif.

3 dari 3 halaman

Jadilah Pendengar yang Baik Dulu

Ia melanjutkan, “Ingatlah, kita semua memiliki kekurangan. Suami pun begitu.”

Pesan ini bertujuan untuk mengingatkan agar setiap orang tidak hanya melihat kesalahan, tetapi juga menghargai kebaikan dan pengorbanan yang telah dilakukan oleh pasangan.

Dalam proses tersebut, Ustadz Das'ad menjelaskan bahwa memberi kesempatan untuk berbicara dan mendengarkan dengan penuh perhatian adalah langkah awal yang penting dalam menyelesaikan masalah.

“Kadang kita perlu menjadi pendengar yang baik sebelum menjadi pemberi solusi,” ujarnya.

Di akhir sesi, Ustadz Das'ad menekankan pentingnya komunikasi yang baik dalam sebuah hubungan. “Jangan ragu untuk berbagi, karena dengan berbagi kita dapat menemukan jalan keluar dari setiap masalah,” jelasnya.

Ini adalah kunci untuk menjaga keharmonisan dalam keluarga.

Ustadz Das'ad berharap agar setiap pasangan dapat saling memahami dan menghargai satu sama lain. “Semoga dengan cara ini, kita dapat hidup lebih harmonis dan bahagia,” tutupnya.

Dengan pendekatan yang empatik, ia berharap dapat memberikan pencerahan bagi mereka yang sedang menghadapi kesulitan dalam hidup.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul