Sukses

Gus Iqdam Sebut Cinta kepada Rasulullah Tidak Mungkin Berakhir dengan Dusta

Gus Iqdam menyatakan bahwa cinta yang dimiliki manusia sering kali berujung pada kekecewaan, namun tidak demikian dengan cinta kepada Rasulullah.

Liputan6.com, Jakarta - Cinta kepada Rasulullah adalah cinta yang istimewa, yang tidak berujung pada kebohongan atau kekecewaan. Menurut Gus Iqdam, seorang ulama muda asal Blitar Jawa Timur yang dikenal dengan populerkan kata 'dekengane pusat' menyebutkan, cinta kepada Nabi Muhammad SAW adalah satu-satunya cinta yang tidak pernah berakhir dengan dusta.

Dalam salah satu ceramahnya di kanal YouTube @gusiqdamofficial1024, Gus Iqdam menegaskan, "Tidak mungkin cinta kepada Kanjeng Nabi berbalik menjadi dusta."

Dalam pandangannya, semakin besar cinta kepada Rasulullah, semakin dekat mereka dengan kebenaran dan kedamaian. "Cinta itu akan terus membawa kita pada kebahagiaan sejati," ujar Bos ST Nyell ini.

Hal ini karena Rasulullah SAW adalah teladan sempurna dalam segala aspek kehidupan, sehingga mencintainya adalah cara untuk mendekatkan diri pada kesempurnaan hidup.

Pengasuh Majelis Ta'lim Sabilu Taubah ini menambahkan bahwa cinta yang dimiliki manusia sering kali berujung pada kekecewaan, namun tidak demikian dengan cinta kepada Rasulullah.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Tak Mungkin Berubah jadi Kebohongan

"Cinta kepada Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam tidak mungkin berubah menjadi kebohongan," kata Gus Iqdam. Ia mengingatkan, mencintai beliau adalah bentuk cinta yang paling murni dan tulus.

Dalam ceramahnya, Gus Iqdam juga menjelaskan bagaimana cinta kepada Rasulullah tidak hanya bersifat spiritual, tetapi juga memengaruhi kehidupan sehari-hari.

"Ketika kita mencintai Rasulullah, perilaku kita akan berubah menjadi lebih baik, dan ini akan membawa keberkahan dalam hidup," ujarnya dengan penuh keyakinan.

Menurut Gus Iqdam, cinta kepada Kanjeng Nabi bukan hanya sekadar rasa, tetapi harus diwujudkan dalam perbuatan nyata. "Cinta ini harus tercermin dalam tindakan kita, dengan mengikuti ajaran-ajaran beliau dan meneladani akhlak mulianya," tambahnya.

Ia mengajak umat Islam untuk terus memperdalam cinta kepada Rasulullah melalui amalan-amalan yang telah diajarkan.

Pesan Gus Iqdam ini menegaskan bahwa cinta kepada Rasulullah adalah cinta yang abadi, tidak akan berakhir dengan dusta atau kekecewaan.

3 dari 3 halaman

Cinta yang Membawa Ketaatan

"Salah satu cinta yang tidak berakhir dengan dusta hanyalah mencintai Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam," tutupnya. Pesan ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk terus memperkuat hubungan spiritual dengan Kanjeng Nabi.

Sementara mengutip jabar.nu.or.id, cinta kepada Nabi Muhammad SAW adalah cinta yang membawa kita kepada ketaatan mutlak. Mematuhi perintah Rasulullah merupakan bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Hal ini ditegaskan dalam firman Allah SWT dalam QS an-Nisa [4]: 80:

مَنْ يُّطِعِ الرَّسُوْلَ فَقَدْ اَطَاعَ اللّٰهَ

Artinya: "Barangsiapa menaati Rasul (Muhammad), maka sesungguhnya dia telah menaati Allah."

Nabi Muhammad SAW juga harus dijadikan prioritas utama dalam hidup seorang mukmin, baik di dunia maupun akhirat. Allah SWT berfirman dalam QS al-Ahzab [33]: 6:

اَلنَّبِيُّ اَوْلٰى بِالْمُؤْمِنِيْنَ مِنْ اَنْفُسِهِمْ

Artinya: "Nabi itu lebih utama bagi orang-orang mukmin dibandingkan dengan diri mereka sendiri."

Cinta kepada Nabi Muhammad SAW menjadi syarat kesempurnaan iman. Nabi SAW bersabda: "Seseorang di antara kalian tidak akan beriman hingga aku lebih dicintai olehnya daripada orang tuanya, anaknya, dan semua manusia." (HR Bukhari).

Mencintai Rasulullah SAW juga merupakan jalan untuk mendapatkan ridha Allah SWT, sebagaimana ditegaskan dalam QS Ali-Imran [3]: 31:

قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ

Artinya: "Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku. Maka niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu."

Dalam sebuah hadis riwayat Bukhari, Rasulullah SAW bersabda:

"المرء مع من أحب"

Artinya: "Seseorang akan bersama dengan orang yang dicintainya." Ini adalah kabar gembira bagi setiap mukmin yang mencintai Rasulullah, meskipun ibadahnya belum sempurna.

Kesimpulannya, cinta kepada Nabi Muhammad SAW harus diwujudkan dalam bentuk ketaatan dan amal shaleh. Cinta inilah yang akan membawa kita dekat dengan Allah SWT dan Rasul-Nya di dunia dan akhirat.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul