Sukses

Ramalan Kakek ketika Gus Baha Masih Bayi yang jadi Kenyataan, Ini Kisahnya

Kakeh Gus Baha pernah memprediksi bahwa cucunya kelak akan menjadi seorang yang alim.

Liputan6.com, Cilacap - Terkadang, seseorang yang bakal menjadi orang alim itu sudah bisa diketahui sejak dirinya masih kecil. Misalnya, semenjak kecil anak tersebut sudah cinta ilmu pengetahuan atau hal lain yang mengindikasikan kelak setelah dewasa berpotensi menjadi orang yang alim.

Yang cukup mengejutkan ialah perihal Gus Baha yang diramal oleh kakeknya bakal menjadi orang alim. Padahal dirinya ketika itu baru saja lahir.

Entah harapan atau memang prediksi kakek Gus Baha ini. Yang jelas ucapan kakeknya tersebut yang sudah puluhan tahun yang silam kini menjadi kenyataan.

Nyatanya Gus Baha kini muncul menjadi sosok yang ulama yang alim. Bahkan kealimannya bukan hanya diakui masyarakat pada umumnya, namun juga diakui para ulama tanah air. Salah satunya ialah Prof KH Quraish Shihab.

Lantas bagaimana ceritanya kakek Gus Baha meramal dirinya kelak menjadi sosok yang alim?

Simak kisahnya sebagaimana dituturkan Gus Baha sebagaimana dikutip dari tayangan YouTube @NgajiHidup123, Sabtu (05/10/2024).

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Kakek Gus Baha sudah Memprediksi

Gus Baha mengungkapkan bahwa ramalan kakeknya mengenai dia yang akan menjadi orang alim ini bersumber dari ayahnya yakni KH Nursalim.

“Saya itu Alhamdulillah dan ini saya tidak merasa paling benar karena saya tahu ini dari bapak saya,”kata Gus Baha mengawali kisahnya.

Sebab hal yang demikian itu, maka ayahnya sangat yakin kalau anaknya ini kelak menjadi sosok yang alim. Saking bangganya, ayah Gus Baha pun ketika itu menaruh rasa hormat kepadanya.

“Dulu bapak sama saya itu hormat sekali, anaknya bapak paling dihormati bapak itu saya,” sambungnya.

“Karena saya mulai kecil Bapak yakin, aku paling alim,” tandasnya.

Jauh-jauh hari yakni puluhan tahun yang silam bahwa Gus Baha bakal menjadi orang alim yang disegani sudah diketahui oleh kakeknya. “Dulu saat saya lahir, kakek saya bilang, cucuku yang alim Baha,” kata Gus Baha.

“Pas saya SD begitu, kakak-kakak saya itu SMP semua kecuali saya, karena Mbah saya dulu berkata, Baha tidak usah sekolah. Besok yang alim itu Baha,” sambungnya.

Atas ramalan kakeknya ini, Gus Baha berkelakar merasa agak dirugikan sebab bukan lagi hal yang spesial karena telah diketahui oleh leluhurnya yakni kakeknya.

“Itu agak merugikan saya sebetulnya karena ketika saya alim kata orang-orang itu, “Gus sebagaimana ramalan kakekmu,” terangnya.

“Waduh akhirnya kan tidak dianggap spesial itu karena sesuai ramalan para leluhur, ya sedikit merugikan,” imbuhnya.

3 dari 3 halaman

Penerus Perjuangan Ayahnya

Meski demikian ia tetap bersyukur dengan anugerah istimewa pada dirinya. Gus Baha pun menuturkan pesan ayahnya untuk meneruskan perjuangan ayahnya menekuni Al-Qur'an. 

“Ketika bapak sudah lanjut usia berkata, 'Aku ini pasti mati, yang meneruskan itu kamu, ada proyek Al-Qur'an yang belum aku jalankan, seperti menerangkan tafsir dan maknanya,” tuturnya.

“Aku yakin kelak yang bisa meneruskan itu kamu,” kata ayah Gus Baha.

Penulis: Khazim Mahrur/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul