Sukses

Kisah Transformasi Umar bin Khattab sebelum dan sesudah Masuk Islam, Diceritakan UAH

Setelah memeluk Islam, semuanya berubah. Umar yang dulu keras, kini menjadi salah satu sahabat Nabi yang paling lembut hatinya.

Liputan6.com, Jakarta - Umar bin Khattab merupakan salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang paling dihormati. Tetapi sebelum memeluk Islam, kehidupannya sangat berbeda.

Umar dikenal sebagai sosok yang keras, gemar berkelahi, dan memiliki kebiasaan mabuk yang tidak terkendali. Kisah ini salah satunya disampaikan oleh Ustadz Adi Hidayat (UAH) untuk menggambarkan betapa dahsyatnya perubahan yang dapat terjadi ketika seseorang menerima hidayah dari Allah.

Dalam ceramahnya, Ustadz Adi Hidayat mengisahkan bahwa sebelum masuk Islam, Umar gemar menantang orang untuk berkelahi.

Jika ada yang berani melawan, Umar bin Khattab dengan percaya diri mengatakan, "Kalau berani, temui saya di Bukit B."

Tentu saja, Umar tidak main-main. Kehidupannya dipenuhi dengan amarah dan kebiasaan mabuk yang hampir menjadi bagian dari rutinitasnya.

Menurut UAH, Umar mabuk setidaknya lima kali sehari, sesuatu yang dianggap biasa dalam era Jahiliah. UAH menguraikan bagaimana kehidupan Umar yang liar itu berlanjut hingga akhirnya ia menemukan Islam.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Umar RA yang Minta Ayat Soal Khamar

"Sebelum pergi berkelahi, Umar meminta lawannya berpamitan pada ibunya," kata UAH, dikutip dari Kisah ini diambil dari kanal YouTube @gemaassidiq1608.

Dia menekankan bahwa Umar selalu bersiap menghantarkan musuhnya yang bisa berakhir dengan kematian.

Sosoknya yang keras menjadikannya salah satu orang paling ditakuti di Mekkah saat itu.

Setelah memeluk Islam, semuanya berubah. Umar yang dulu keras, kini menjadi salah satu sahabat Nabi yang paling lembut hatinya.

UAH menjelaskan bahwa perubahan besar dalam hidup Umar terjadi setelah ia memohon kepada Allah melalui Rasulullah. "Ya Rasulullah, tidakkah Allah sudah menurunkan ayat larangan untuk khamar?" tanya Umar, meminta agar aturan tentang larangan mabuk segera turun.

Allah pun menjawab permintaan Umar. Ayat tentang larangan mabuk turun secara bertahap, memberikan waktu bagi umat Islam untuk menyesuaikan diri dengan larangan ini.

UAH menekankan bahwa permintaan dari Umar ini menunjukkan betapa seriusnya ia dalam menjalani ajaran Islam. Dia ingin memastikan bahwa dirinya dan umat lainnya mampu menjauhi kebiasaan buruk yang pernah mereka lakukan di masa lalu.

Perubahan Umar setelah memeluk Islam sangat signifikan. Dari sosok yang gemar mabuk dan berkelahi, ia berubah menjadi salah satu pemimpin yang paling bijaksana.

Transformasi Umar ini menjadi teladan bagi banyak orang tentang kekuatan iman dan pengaruhnya terhadap kehidupan seseorang. Ustadz Adi Hidayat menjelaskan, "Umar menjadi bukti nyata bahwa siapa pun bisa berubah jika mereka benar-benar berusaha dan mencari hidayah dari Allah."

 

3 dari 3 halaman

Perubahan Sahabat Umar

Umar tidak hanya berubah secara personal, tetapi juga berperan aktif dalam membantu Nabi Muhammad memperjuangkan kebenaran. Kehidupannya yang penuh kekerasan sebelum Islam kini berubah menjadi perjuangan dalam menegakkan keadilan.

"Perubahan Umar adalah salah satu bukti rahmat Allah," tegas UAH, mengingatkan umat Muslim untuk selalu memohon hidayah.

Kisah Umar bin Khattab ini juga menjadi pengingat bahwa tidak ada yang mustahil dalam Islam. Betapa pun kelamnya masa lalu seseorang, dengan iman, mereka dapat berubah menjadi lebih baik.

UAH juga menjelaskan bahwa perubahan tidak terjadi seketika, melainkan melalui proses. Inilah yang ditunjukkan oleh Umar ketika ia memohon kepada Allah agar aturan tentang khamar segera ditegakkan.

Transformasi Umar yang dramatis ini menjadi inspirasi bagi banyak orang. UAH mengajak umat Muslim untuk melihat Umar sebagai contoh bahwa kebaikan dan kebenaran bisa mengubah hidup siapa pun, tidak peduli seberapa dalam seseorang terjerumus dalam kesalahan. "Jika Umar bisa berubah, kita semua juga bisa," tambahnya.

Perubahan Umar juga mengajarkan pentingnya kesadaran diri dan kemauan untuk menerima kebenaran. Sebelum memeluk Islam, Umar dikenal sebagai orang yang keras kepala.

Namun setelah menerima hidayah, ia menjadi salah satu sahabat Nabi yang paling rendah hati. Inilah yang membuat Umar bin Khattab begitu dihormati dalam sejarah Islam.

Ustadz Adi Hidayat juga menjelaskan bahwa kisah Umar bin Khattab bukan hanya sekadar cerita sejarah, tetapi juga pelajaran hidup yang relevan untuk umat Muslim hari ini.

"Ini adalah pelajaran bahwa siapa pun, tidak peduli seberapa buruk masa lalunya, bisa berubah dengan bantuan Allah," pungkas UAH.

Kisah Umar bin Khattab sebelum dan sesudah Islam ini memberi inspirasi bagi umat Muslim untuk tidak pernah menyerah dalam mencari hidayah.

Rahmat Allah selalu terbuka bagi mereka yang sungguh-sungguh mencarinya, sebagaimana yang ditunjukkan oleh Umar bin Khattab.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul