Sukses

Menurut Syekh Ali Jaber Harta Haram Tak Akan Dihisab, tapi Begini

Banyak orang salah paham mengenai hisab harta. Menurut Syekh Ali Jaber ada anggapan keliru bahwa harta haram akan dihisab oleh Allah. Padahal kenyataannya, yang dihisab oleh Allah adalah harta yang halal

Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang salah berpikir bahwa harta haram akan dihisab oleh Allah SWT, padahal kenyataannya tidak demikian. Harta haram tidak akan dipertanyakan oleh Allah karena sudah jelas larangannya.

Sebaliknya, orang yang dengan sengaja mencari nafkah dari jalan haram langsung mendapat siksa tanpa melalui hisab, karena telah mengetahui perbuatan tersebut salah namun tetap melakukannya.

Sementara itu, harta yang halal akan dihisab secara detail, dari mana asalnya dan untuk apa digunakan. Oleh karena itu, umat Islam perlu berhati-hati dalam mencari rezeki dan memastikan semua harta yang didapat berasal dari sumber yang halal.

Syekh Ali Jaber dalam salah satu menyampaikan nasihat penting tentang harta, khususnya yang halal dan haram.

Banyak orang salah paham mengenai hisab harta. Menurutnya, ada anggapan keliru bahwa harta haram akan dihisab oleh Allah. Padahal kenyataannya, yang dihisab oleh Allah adalah harta yang halal.

Menurut Syekh Ali Jaber, harta haram tidak akan dihisab oleh Allah. "Yang dihisab bukan harta haram, tapi yang halal," jelasnya, dikutip dari kanal YouTube @titotibrutschanel5446.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Harta Haram Tidak Perlu Dihisab, Langsung Azab

Hisab adalah proses pertanyaan dari Allah mengenai bagaimana seseorang mendapatkan harta dan untuk apa harta tersebut digunakan. Harta yang halal akan dipertanyakan sumber dan penggunaannya, sementara harta haram tidak akan ditanyakan, melainkan langsung mendatangkan azab.

Lebih lanjut, Syekh Ali Jaber menjelaskan bahwa harta haram akan membawa seseorang langsung pada siksa. "Harta haram tidak dihisab, tapi langsung diazab," tegasnya.

Allah tidak perlu lagi bertanya kepada seseorang yang sudah tahu bahwa sesuatu itu haram tetapi tetap melakukannya. Perbuatan itu dianggap sebagai pelanggaran yang disengaja, sehingga konsekuensinya adalah siksa di akhirat.

Nasihat ini menjadi pengingat keras bagi umat Islam agar selalu berhati-hati dalam mencari nafkah. Syekh Ali Jaber menekankan bahwa penting untuk selalu memastikan bahwa harta yang didapat adalah dari jalan yang halal.

Sebab, harta yang diperoleh dari jalan yang tidak benar, seperti penipuan, riba, atau korupsi, tidak akan mendapatkan pengampunan jika tidak disertai dengan tobat.

Bagi mereka yang diberi kesempatan oleh Allah untuk memiliki kekayaan dari harta halal, Syekh Ali Jaber mengingatkan agar selalu menggunakan harta tersebut dengan bijak.

"Orang yang diberikan kekayaan oleh Allah dan mampu menggunakannya dengan baik, itulah yang akan mendapatkan keberkahan," tuturnya. Harta yang halal di tangan orang saleh akan mendatangkan kebaikan bagi dirinya dan orang lain.

Selain itu, Syekh Ali Jaber juga mengingatkan tentang pentingnya rasa syukur bagi setiap rezeki yang diterima. Menurutnya, kekayaan yang halal harus selalu disyukuri dan digunakan untuk kebaikan.

 

3 dari 3 halaman

Begini jika Harta Halal

"Harta yang halal di tangan hamba yang saleh akan menjadi nikmat yang luar biasa," ujarnya. Dalam Islam, kekayaan bukanlah untuk dipamerkan, melainkan untuk dimanfaatkan bagi kepentingan umat.

Sebagai umat Islam, kita harus memahami bahwa harta hanyalah titipan. Syekh Ali Jaber menegaskan bahwa harta yang kita miliki di dunia hanyalah sementara, dan suatu saat kita akan dimintai pertanggungjawaban atas penggunaannya.

Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan bahwa harta tersebut diperoleh dari jalan yang diridhai oleh Allah.

Mencari harta yang halal memang tidak mudah, namun Syekh Ali Jaber mendorong umat Islam untuk selalu berusaha mencari rezeki yang baik. Menurutnya, usaha mencari harta halal harus menjadi prioritas dalam kehidupan sehari-hari.

"Lebih baik sedikit tapi halal, daripada banyak tapi haram," katanya, mengingatkan bahwa jumlah bukanlah segalanya, yang penting adalah berkah dari harta tersebut.

Syekh Ali Jaber juga mengingatkan bahwa dalam Islam, seseorang tidak akan dipertanyakan mengenai jumlah hartanya, tetapi tentang dari mana harta itu berasal dan untuk apa digunakan.

"Allah tidak akan menanyakan berapa banyak harta yang kita miliki, tapi dari mana kita dapatkan dan ke mana kita belanjakan," tegasnya. Inilah pentingnya kejujuran dalam setiap usaha mencari rezeki.

Harta yang halal, lanjut Syekh Ali Jaber, akan membawa kebahagiaan dan keberkahan dalam hidup. Sebaliknya, harta yang diperoleh dari jalan yang haram hanya akan membawa bencana dan kesulitan, baik di dunia maupun di akhirat. "Harta haram hanya akan membawa kesengsaraan, baik di dunia maupun di akhirat," jelasnya.

Syekh Ali Jaber juga menekankan pentingnya memberikan nafkah yang halal kepada keluarga. Seorang kepala keluarga harus memastikan bahwa harta yang ia berikan untuk keluarganya adalah dari jalan yang halal. "Berikanlah nafkah dari harta yang halal, karena itu akan menjadi keberkahan bagi keluarga," pesannya.

Di akhir ceramahnya, Syekh Ali Jaber juga memberikan nasihat tentang tobat bagi mereka yang terlanjur mendapatkan harta dari jalan yang tidak benar. Menurutnya, tidak ada kata terlambat untuk bertobat selama masih ada kesempatan. "Bagi yang merasa memiliki harta haram, segeralah bertaubat dan kembalikan hak orang lain," serunya.

Tobat bukan hanya soal memohon ampun kepada Allah, tapi juga mengembalikan apa yang bukan hak kita kepada yang berhak. Ini adalah salah satu bentuk tanggung jawab moral yang harus diemban oleh mereka yang merasa pernah terlibat dalam perbuatan yang tidak halal.

Syekh Ali Jaber menekankan bahwa Allah Maha Pengampun bagi siapa saja yang sungguh-sungguh bertobat.

Pada akhirnya, Syekh Ali Jaber mengingatkan bahwa hidup di dunia hanyalah sementara, dan setiap harta yang kita kumpulkan tidak akan kita bawa ke akhirat. Yang akan dibawa hanyalah amal baik, termasuk bagaimana kita mendapatkan dan menggunakan harta tersebut.

"Harta hanya titipan, yang kita bawa hanyalah amal kita," tutupnya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul