Liputan6.com, Jakarta - Beramal baik merupakan ciri muslim yang baik dan taat kepada Allah SWT. Banyak amalan yang patut sepanjang hari, dari mulai membuka mata hingga menjelang tidur.
Dari sekian banyaknya amalan, ulama kharismatik KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya mengungkapkan ada amalan yang paling dicintai Allah SWT. Amalan tersebut terdapat dalam hadis nabi yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim.
Diriwayatkan bahwa salah seorang sahabat yang bernama Abdullah bin Mas'ud RA. Beliau bertanya kepada Rasulullah SAW. "Amalan apa yang paling dicintai Allah? Lalu Nabi SAW menjawab, "sholat pada waktunya. Kemudian Abdullah bin Mas'ud bertanya lagi, " kemudian apalagi? Rasulullah SAW menjawab,"Berbakti kepada orang tua. Abdullah bin Mas'ud kembali bertanya, "lalu apalagi?" Nabi Muhammad SAW menjawab, "jihad di jalan Allah".
Advertisement
Baca Juga
Terkait dengan amalan pertama, Buya Yahya menjelaskan bahwa umat Islam tidak harus memaksakan diri untuk sholat diawal waktu, yang penting sholat dalam waktunya saja.
"Para ulama menjelaskan waktu (sholat) yang pertama adalah waktu fadhoil. Itu agar segera terbebas dari kewajiban.Artinya tidak harus memaksakan sholat di awal waktu. Kalau dalam kesibukan boleh ditunda sedikit demi kepentingannya, yang penting jangan keluar dari waktunya," kata Buya Yahya, dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Minggu (7/10/2024).
Saksikan Video Pilihan Ini:
Sholat Awal Waktu Tetap Istimewa
Meskipun sholat tidak harus di awal waktu, tapi kata Buya Yahya sholat di awal waktu tetaplah istimewa. Mengapa demikian? Karena bisa segera mengerjakan kegiatan di luar sholat serta terbebas dari kewajiban sholat.
Namun realita zaman sekarang, jangankan sholat di awal waktu, melaksanakan sholat pada waktunya sangatlah sulit. Buya Yahya mengatakan, tidak sedikit orang yang kuat memikul beban dipundak dan kuat berolahraga tapi tidak kuat untuk melaksanakan sholat.
"Kalau sudah bisa melakukan sholat, yang lain akan mudah," imbuh Buya Yahya.
Advertisement
Cara Berbakti kepada Orang Tua
Amalan kedua adalah berbakti kepada orang tua. Tentang amalan ini penjelasan sekaligus contohnya diambil dari Ustadz Tengku Zulkarnain.
Ustadz Tengku mencontohkan, jika punya uang Rp10 juta disedekahkan kepada orang lain tidak akan kalah dengan memberikan segelas minuman kepada bapak atau ibu sendiri.
“Kalah 10 juta itu. Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua,” imbuhnya, dikutip dari YouTube Saling Sapa TV.
Kemudian mantan Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini mengambil contoh dari kisah Nabi Musa AS. Dikisahkan, Nabi Musa bertanya langsung kepada Allah. “Ya Allah, siapa kawan dekatku di surga?”
Allah jawab, “Di satu kampung ada seorang laki-laki tukang jual daging di pasar, itulah sahabat karibmu di surga, salah satunya.”
Kemudian Nabi Musa datang ke pasar tempat laki-laki itu jualan daging. Saat diperhatikan, laki-laki itu membawa bakul besar di punggung. Sesekali lelaki itu memberikan senyum sembari melihat bakul.
“Nabi musa heran kok ini anak muda senyum-senyum sama bakul,” kisahnya.
Setelah selesai berjualan, daging itu tidak habis dijual. Ada sebagian kecil dibawa pulang. Orang mau beli pun dia gak mau jual.
Singkat cerita, Nabi Musa ikut pulang dengan laki-laki penjual daging tersebut. Laki-laki tersebut tidak tahu bahwa yang ikut pulang ke rumahnya adalah seorang nabi dan rasul.
Sesampainya di rumah laki-laki tersebut, Nabi Musa kaget lantaran di dalam bakul yang dibawa ke pasar itu isinya adalah ibunya yang kurus dan sudah tua renta.
Setelah diletakkan di tempat tidur, laki-laki itu masak daging dan roti untuk ibunya. Lalu ia menyuapi sendiri orang tercintanya.
Setelah itu, sang ibu mengangkat tangan dan berdoa. “Ya Allah jadikanlah anakku ini di surga duduk bersama sama dengan Nabi Musa AS.”
“(Oleh karenanya) berbuat baik kepada ibu bapak jangan main-main. Itu tiket masuk ke surga,” kata Ustadz Tengku Zulkarnain.
Jihad di Jalan Allah
Amalan ketiga adalah berjihad atau bersusah payah memperjuangkan agama di jalan Allah. Menurut Ustadz Tengku Zulkarnain, salah satu jihad yang paling besar mengatakan kebenaran di depan pemimpin yang dzalim.
“Sebab ancamannya nyawa, tapi dia berani mengatakan kebenaran. Itu jihad paling besar,” tandasnya.
Itulah tiga amalan yang paling disukai Allah. Semoga kita diistiqomahkan mengerjakan amalan-amalan tersebut. Wallahu a’lam.
Advertisement