Liputan6.com, Jakarta - KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau lebih dikenal dengan Gus Baha, memberikan pandangannya terkait pilihan antara bekerja dan melaksanakan sholat jamaah.
Dalam ceramahnya, ia menyampaikan pentingnya memahami prioritas dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Ini menjadi relevan, terutama bagi mereka yang sering dihadapkan pada dilema antara memenuhi kewajiban pekerjaan dan ibadah.
Dalam salah satu sesi ngaji, Gus Baha mengisahkan tentang Abdul Qasim Al Junidi yang pernah ditanya mengenai pilihan antara bekerja dan melaksanakan sholat berjamaah.
Advertisement
Di tengah kesibukan, dia dihadapkan pada situasi di mana majikannya tidak mengizinkan untuk melaksanakan sholat jamaah. Abdul Qasim pun menjawab bahwa meskipun sholat jamaah adalah fardu kifayah, seseorang tetap harus memastikan nafkah untuk keluarganya.
Gus Baha menyebutkan kutipan dari Abdul Qasim Aljunidi, yang mengingatkan bahwa sholat jamaah jangan sampai mengorbankan nafkah untuk keluarga.
"Jangan sampai kita mengabaikan tanggung jawab kepada istri dan anak hanya karena berfokus pada ibadah semata," ujar Gus Baha, seperti dikutip dari tayangan YouTube kanal @NgajiHidup123.
Dalam hal ini, dia mengingatkan bahwa sholat itu penting, namun tidak boleh menjadikan kita terjerat dalam kesulitan ekonomi.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Pentingnya Mencari Nafkah
Ketika ada yang bertanya, "Bukankah jamaah itu fardu kifayah?" Gus Baha menjelaskan bahwa meskipun sholat jamaah adalah fardu kifayah, tidak ada yang bisa menggantikan tanggung jawab untuk memberikan nafkah. Ia menegaskan pentingnya menyeimbangkan antara ibadah dan tanggung jawab duniawi.
Dalam konteks ini, Gus Baha menekankan bahwa sholat tidak seharusnya menjadi alasan untuk mengabaikan pekerjaan. Jika seseorang hanya berfokus pada sholat tanpa menjalankan tanggung jawab lainnya, itu bisa berpotensi menyebabkan masalah.
"Jangan sampai sholat itu jadi tersangka karena kita mengabaikan pekerjaan," katanya.
Ia menegaskan bahwa semua orang perlu bekerja dan melaksanakan ibadah. "Kalau semua orang bekerja dan tidak melaksanakan sholat, itu juga tidak baik. Namun, jika semua orang sholat tanpa bekerja, siapa yang akan memberi nafkah?" tegas Gus Baha.
Ini adalah gambaran yang jelas tentang bagaimana harusnya kita menyeimbangkan antara kerja dan sholat.
Dalam diskusi lebih lanjut, Gus Baha menyampaikan bahwa kita seharusnya dapat menemukan waktu untuk melaksanakan sholat jamaah tanpa mengabaikan kewajiban kita.
"Kita harus mencari solusi agar keduanya bisa berjalan berdampingan," imbuhnya. Hal ini penting agar kita tidak merasa terbebani oleh salah satu kewajiban.
Ia juga mengingatkan bahwa ada kalanya kita harus menghadapi situasi di mana tidak bisa melaksanakan sholat jamaah. Dalam situasi ini, Gus Baha mengajak agar kita tetap memprioritaskan sholat di tempat yang kita bisa, baik di rumah maupun di tempat kerja.
"Ibadah itu bukan hanya tentang tempat, tetapi tentang niat dan konsistensi," katanya.
Advertisement
Sholat Tidak Boleh Dijadikan Alasan Mengabaikan Kewajiban Lain
Selanjutnya, Gus Baha menyoroti bahwa kita tidak boleh menjadikan sholat sebagai alasan untuk mengabaikan tanggung jawab kita sebagai kepala keluarga. Keseimbangan antara beribadah dan bekerja harus senantiasa diutamakan agar tidak ada satu pun aspek yang terabaikan.
Menghadapi dunia kerja yang semakin kompetitif, Gus Baha juga menekankan pentingnya meningkatkan keterampilan dan pengetahuan agar dapat memenuhi tuntutan pekerjaan tanpa mengorbankan ibadah.
"Dengan begitu, kita dapat menunaikan kewajiban dan tetap mendapatkan pahala dari ibadah," ujarnya.
Sebagai penutup, Gus Baha mengajak umat untuk selalu berpikir positif dan mencari jalan tengah antara kerja dan ibadah. Kita bisa menjadikan sholat sebagai motivasi untuk bekerja lebih baik, bukan sebagai beban.
"Sholat harus menjadi penyemangat kita dalam menjalani hidup, bukan penghalang," tegasnya.
Dalam situasi yang seringkali sulit ini, Gus Baha berharap agar umat Islam dapat menemukan keseimbangan yang baik. Dengan demikian, kehidupan kita dapat berjalan harmonis antara dunia dan akhirat.
Pentingnya memahami peran dan tanggung jawab masing-masing menjadi kunci dalam menjalani kehidupan. Semoga kita semua dapat mengamalkan pesan ini dalam keseharian kita, sehingga tidak ada aspek yang terabaikan.
Melalui pemahaman yang baik, diharapkan setiap individu dapat menjalani kehidupan dengan bijak dan penuh berkah dari Allah SWT.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul