Sukses

Gus Baha Tetap Istighfar meskipun sedang Melakukan Kebaikan, Fadhilahnya Menakjubkan

Gus Baha tetap mengucapkan istighfar meskipun dirinya sedang melaksankaan kebaikan.

Liputan6.com, Cilacap - Istighfar sebagaimana kita ketahui maknanya ialah memohon ampunan kepada Allah SWT atas kekhilafan atau kesalahan yang kita lakukan.

Pasalnya, mengucapkan istighfar merupakan salah satu amalan yang keutamaannya mamu menghapuskan dosa-dosa kita.

Lain halnya dengan kiai nyentrik asal Rembang, Jawa Tengah ini yakni KH. Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha justru mengucapkan istighfar saat dirinya sedang melaksanakan kebaikan, misalnya menghadiri undangan untuk mengisi acara di suatu tempat.

"Saya sering cerita ke santri-santri saya, setiap saya pengajian diundang orang di mana-mana itu saya mesti istighfar,” terangnya dikutip dari tayangan YouTube Short @SudarnoPranoto, Rabu (09/10/2024).

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Alasannya

Gus Baha mengemukakan alasan selalu baca istighfar meskipun sedang melaksanakan kebaikan sebagaimana telah disebutkan di atas.

Menurut beliau, istighfar perlu diucapkan meskipun sedang melaksanakan kebaikan sebab sudah barang pasti ada kebaikan lain yang ditinggalkan. 

"Karena enggak ada pilihan saat saya datang ke pengajian di Sulawesi misalnya saya ninggal ngaji di sini," ujarnya.

"Saat saya ngaji di sini ninggal undangan yang di sana, hidup itu gak banyak pilihan meninggalkan kebaikan, melakukan kebaikan," sambungnya.

Gus Baha menambahkan bahwa melakukan kebaikan saja ada kebaikan yang ditinggalkan sehingga perlu istighfar apalagi saat melakukan kejelekan.

"Artinya gini dalam kebaikan saja ada kebaikan yang ditinggalkan apalagi dalam kejelekan," terangnya.

"Makanya di sini ada pepatah terkenal dalam ilmu tasawuf itu, saat anda baik saja butuh istigfar," imbuhnya.

3 dari 3 halaman

Manfaat Istighfar, Mendatangkan Rezeki

Menukil tebuireng online, banyak amalan yang bisa mendatangkan rezeki yang tak diduga, salah satunya adalah bacaan istighfar. Dalam tafsir Al-Qurthubi dikisahkan bahwa orang yang mengadu kepada Hasan Al-Bashri perihal lamanya musim paceklik, kemiskinan, dan meminta agar didoakan memiliki keturunan. Hasan Al-bashri memberikan jawaban yang sama, yaitu beristighfarlah kepada Allah.

Potret klasik tersebut menggambarkan betapa istimewanya istighfar. Senada dengan QS Nuh ayat 10-12 yang berbunyi:

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّاراً . يُرْسِلِ السَّمَاء عَلَيْكُم مِّدْرَاراً . وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَاراً

“Aku (Nabi Nuh) berkata (pada mereka), “Beristighfarlah kepada Rabb kalian, sungguh Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan kepada kalian hujan yang lebat dari langit. Dan Dia akan memperbanyak harta serta anak-anakmu, juga mengadakan kebun-kebun dan sungai-sungai untukmu.”

Menurut Imam Al-Qusyairi, sejatinya istighfar adalah mengetuk pintu-pintu rezeki. Karenanya, barangsiapa yang merasa butuh kepada Allah, maka tidak akan sampai kepadanya kecuali dengan mengajukan istighfar sebagai pembukanya. Karena itu, siapa saja yang menginginkan pintu rezekinya terbuka lebar, atau menginginkan rezeki yang tak terduga, perbanyaklah istighfar kepada Allah. Rasulullah bersabda:

من لزم اللإستغفار جعل الله له من كل هم فرجا ومن كل ضيق مخرجا ورزقه من حيث لا يحتسب

“Barangsiapa yang membiasakan diri untuk beristighfar, maka Allah akan memberikan kebahagiaan dalam setiap kedudukan, menunjukkan jalan keluar dalam kesempitannya, serta melimpahkan padanya rezeki yang tidak disangka-sangka.”

Penulis: Khazim Mahrur/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul