Sukses

Kisah Ibrahim bin Adham Skak Mat Muridnya yang Ingin Hidup Zuhud, Diceritakan Gus Baha

Ibrahim bin Adham menyadarkan muridnya yang ingin hidup zuhud dengan kalimat yang sangat menohok.

Liputan6.com, Cilacap - Salah seorang wali garda depan yang namanya sangat populer dalam literatur-literatur keislaman, khususnya tasawuf ialah Ibrahim bin Adham. Beliau terkenal sebagai seorang sufi di mana ajaran-ajaran beliau banyak diikuti oleh para ulama. Beliau juga merupakan seorang waliyullah yang memiliki beberapa karomah.

Terdapat sebuah kisah menarik sebagaimana diungkap oleh KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) perihal Ibrahim bin Adham ini. Sebagai seorang tokoh sufi, Ibrahim bin Adham rupanya memiliki seorang murid kaya raya yang berprofesi sebagai seorang pedagang.

Namun uniknya muridnya yang kaya raya ini justru menginginkan hidup zuhud dan meninggalkan hidup kaya raya setelah melihat sekawanan burung yang memberi makanan kepada seekor burung yang pincang, picak dan tidak bisa terbang.

Mengetahui keinginan muridnya ini, Ibrahim bin Adham memberikan nasihat yang membuatnya mati kutu hingga tidak dirinya mengurungkan niatnya itu.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Muridnya yang Kaya Raya Ingin Hidup Zuhud

Gus Baha mengisahkan salah seorang tokoh sufi ternama yakni Ibrahim bin Adham. Selain kepopuleran namanya sebagai seorang tokoh sufi, beliau juga tersohor kewaliannya.

“Ibrahim bin Adham kan wali terkenal, siapa yang tidak kenal Ibrahim bin Adham,” kata Gus Baha mengawali kisahnya sebagaimana dikutip dari tayangan YouTube Short @Sentrasantri, Kamis (10/10/2024).

Ibrahim bin Adham rupanya memiliki seorang murid yang kaya raya. Nama muridnya tersebut ialah Saqiq al-Bakhli.

“Dalam dunia wali, Ibrahim bin Adham terkenal, punya murid kaya, donatur, kaya raya muridnya, donator, pedagang, namanya Saqiq al-Bakhli, dulu itu mantan pedagang," lanjutnya.

Suatu ketika sebagaimana dikisahkan oleh Gus Baha, saat dirinya sedang dalam perjalanan ke Syam, ia melihat sekawanan burung yang memberi makan seekor burung yang kondisinya mengenaskan. Sayapnya patah, kakinya pincang dan buta. 

Namun, meskipun dalam kondisi demikian, burung tersebut tidak lagi merasakan kelaparan.

“Suatu saat dia di perjalanan ke Syam, melihat burung pincang dan tidak bisa melihat, sayapnya patah,” tuturnya

“Walhasil dalam keadaan sayap patah, pincang itu, burung-burung yang lain memberi makan, walhasil tidak mati kelaparan,” sambungnya.

Melihat kondisi burung yang tidak berdaya namun hidup tidak kelaparan ini, Saqiq al-Bakhli berfikir dan merenungi kehidupannya yang harus sibuk berjualan. Toh yang tidak bekerja pun bisa makan, demikian gumamnya.

“Lama-lama dia berfikir, pincang dan buta begitu masih mendapatkan rezeki kok, ngapain saya susah-sudah berjualan,” terang Gus Baha.

3 dari 3 halaman

Ibrahim bin Adham Skak Mat Muridnya

Setelah memiliki keyakinan meninggalkan gemerlapnya dunia dan ingin hidup zuhud, maka Ibrahim bin Adham memberikan nasehat yang cukup menohok yang membuatnya tersadar akan kekeliruannya.

“Dia berkeyakinan begitu, sembuhnya setelah mendengar kalimat gurunya," paparnya.

“Ketika sowan ke Ibrahim bin Adham, pamit ingin menjadi orang zuhud, tidak usah dagang, tidak usah kaya," kisahnya.

“Hei murid bodoh!, ngapain meniru yang pincang dan tidka bisa melihat, kok kamu tidak meniru yang memberi makan?” demikian kata Ibrahim bin Adham.

“Habis itu mulai berfikir dia,” pungkasnya.

Penulis: Khazim Mahrur/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul