Sukses

Top 3 Islami: Talqin Aneh Mbah Kholil yang Dikisahkan Gus Baha, Bekerja atau Sholat Berjamaah Dulu? Jawaban Buya Yahya

Tak seperti lazimnnya mengajari mayit, Mbah Kholil Bangkalan justru mengajari mayit untuk menjawab semua pertanyaan malaikat dengan satu jawaban, yakni dengan mengaku sebagai rombongan Kiai Kholil

Liputan6.com, Jakarta - Talqin secara harfiah adalah mengajarkan secara lisan. Dalam khazanah Islam, talqin dikonotasikan mengajari mayit dalam prosesi pemakaman terkait pertanyaan-pertanyaan malaikat di alam kubur.

Syaikhona Kholil Bangkalan ternyata memiliki metode unik mentalqin mayit. Tak seperti lazimnnya mengajari mayit, Mbah Kholil Bangkalan justru mengajari mayit untuk menjawab semua pertanyaan malaikat dengan satu jawaban, yakni dengan mengaku sebagai rombongan Kiai Kholil.

Kisah ini diceritakan Gus Baha dalam salah satu pengajiannya dan menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Jumat (11/10/2024).

Artikel kedua yang juga populer yaitu mana yang didahulukan, antara sholat berjamaah atau bekerja, versi Buya Yahya.

Sementara, artikel terpopuler ketiga yaitu Nasihat Ustadz Das'ad Latif bagi Anda yang ingin kaya.

Selengkapnya mari simak Top 3 Islami.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 4 halaman

1. Kisah Talqin Aneh Syaikhona Kholil Bangkalan, Diceritakan Gus Baha

Talqin secara bahasa ialah mengajarkan secara lisan. Secara istilah talqin ialah mengajarkan atau mengingatkan kembali kepada mayit yang baru saja dikubur.

Terdapat kisah unik seputar talqin yang melibatkan seorang ulama yang namanya sangat populer, yakni Syaikhona Kholil Bangkalan, Madura sebagaimana dikisahkan oleh KH. Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha).

Ulama kharismatik asal Rembang ini menuturkan, Syaikh Kholil Bangkalan ini pernah mentalqin mayit. Namun isi talqin Mbah Kolil ini tergolong sangat aneh.

Gus Baha mendapatkan kisah ini dari kakeknya, yang bernama KH Hamid bin Baidlowi, Lasem.

“Syaikh Kholil Bangkalan itu benar-benar seorang ulama, ada Pak Haji kaya raya dari Surabaya. Cerita ini disampaikan oleh Mbah Hamid Lasem yang baru saja wafat, Kiai Hamid bin Baidlowi, yang seminggu yang lalu meninggal dunia, itu kakek saya,” kisahnya dikutip dari tayangan YouTube Short @SudarnoPranoto, Kamis (10/10/2024).

Selengkapnya baca di sini

3 dari 4 halaman

2. Mana yang Didahulukan, Sholat Berjamaah atau Bekerja? Ini Kata Buya Yahya

Sholat merupakan ibadah mahdhah yang rutin dikerjakan setiap hari. Muslim memiliki kewajiban melaksanakan ibadah tersebut setidaknya sebanyak 17 rakaat dalam lima waktu.

Dalam menjalankan kewajiban sholat, muslim sangat dianjurkan melakukannya secara berjamaah. Sholat berjamaah memiliki keutamaan 27 derajat lebih baik daripada sholat sendirian (munfarid).

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Shalat berjamaah itu lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada shalat sendirian.” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 645 dan Muslim, no. 650]

Di sisi lain, bekerja dengan niat mencari nafkah juga merupakan ibadah yang harus dilakukan, terutama bagi para suami. Apapun pekerjaannya, selagi halal baik dilakukan.

Berkaitan dengan dua ibadah tersebut, mana yang harus didahulukan antara sholat berjamaah atau melanjutkan pekerjaan yang belum selesai? Untuk menjawab pertanyaan ini, simak berikut penjelasan KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya. 

Selengkapnya baca di sini

4 dari 4 halaman

3. Nasihat Ustadz Das'ad Latif bagi Anda yang Ingin Kaya

Penceramah Ustadz Das'ad Latif, dalam ceramah yang diunggah di kanal YouTube @DasadLatif, memberikan nasihat berharga bagi siapa saja yang ingin mencapai kekayaan.

Dalam penjelasannya, Ustadz Das'ad menekankan bahwa kekayaan tidak hanya diukur dari segi materi, tetapi juga dari ilmu, akhlak, dan ibadah.

Dengan perspektif ini, Ustadz Das'ad ingin membangun kesadaran bahwa setiap orang memiliki potensi untuk kaya dalam berbagai aspek kehidupan.

“Boleh saja orang tuamu miskin, tapi kau tidak boleh miskin ilmu,” tegas Ustadz Das'ad. Pernyataan ini mengingatkan kita bahwa latar belakang keluarga tidak menentukan masa depan seseorang.

Ilmu adalah aset yang sangat berharga, dan setiap individu memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan pengetahuan mereka tanpa batasan.

Ustadz Das'ad menambahkan, “Boleh saja orang tuamu miskin ekonomi, tapi kau tidak boleh miskin akhlak.” Akhlak yang baik merupakan bagian integral dari kepribadian seseorang.

Selengkapnya baca di sini