Sukses

Benarkah Surga dan Neraka itu Kekal? Begini Penjelasannya

Allah menghendaki atas segala sesuatu yang diciptakan-Nya, termasuk keberadaan surga dan neraka. Inilah perbedaan antara kekalnya Allah dan kekekalan surga dan neraka.

Liputan6.com, Jakarta- Surga dan neraka adalah balasan bagi manusia atas setiap perbuatannya selama di dunia. Apabila amal perbuatan baik lebih berat, maka surga menjadi balasannya. Sebaliknya jika amalan buruk yang lebih berat, maka neraka hukumannya.

Surga dan neraka adalah makhluk ciptaan Allah SWT. Sehingga kita sebagai seorang muslim wajib untuk mempercayainya.

Namun dengan keterbatasan akal ini, sering kali kita sebagai orang awam memikirkan hal-hal yang mungkin cukup mendalam seputar akidah salah satunya tentang kekalnya surga dan neraka.

Bahkan pertanyaan tentang ini juga kerap kali dibenturkan dengan sifat baqa (kekal) bagi Allah. Pembahasan seperti ini tentu akan sangat rentan dalam berpikir apabila tidak ditemani dengan orang yang lebih ahli dalam bidangnya.

Lantas, benarkah surga dan neraka itu kekal? Berikut penjelasannya menurut para ulama, melansir dari laman NU Online.

 

Saksikan Video Pilihan ini:

2 dari 3 halaman

Sifat Allah Baqa

Salah satu sifat yang wajib bagi Allah adalah sifat baqa’, yang artinya kekal. Dalam kitab Tuhfatul-Murid Syarh Jauharatut-Tauhid (halaman 76) dijelaskan bahwa sifat baqa’ di sini maksudnya tidak ada akhir bagi wujudnya Allah. Jika seandainya Allah itu tidak bersifat baqa’, maka Allah itu baru dan sama dengan makhluk. Hal ini jelas mustahil bagi zat Allah swt.

Dalam surah Al-Qashash ayat 88 Allah berfirman:

كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ

Artinya: "Bahwa semua selain Allah akan hancur……." (QS. Al-Qashash: 88).

Merujuk pada ayat di atas, maka seluruh alam semesta akan mengalami kemusnahan, kecuali Allah. Dalam hal ini Syekh Ahmad Ash-Shawi Al-Maliki dalam kitab Hasyiyatul-'Alamah Ash-Shawi 'Ala Tafsiril-Jalalain (3/380) mengutip pendapat Imam Jalaluddin As-Suyuthi yang mengecualikan beberapa makhluk yang oleh Allah dikehendaki untuk kekal dan tidak mengalami kehancuran, yaitu Arasy, Kursi, Neraka, Surga, Ajbudz Dzanab, dan Roh; Demikian juga Lauh Mahfudz dan Qalam (pena).

Penjelasan Imam Jalaluddin As-Suyuthi tentang kekekalan surga dan neraka juga senada dengan keterangan dari Syekh Ibrahim bin Muhammad Al-Baijuri dalam kitab Tuhfatul-Murid Syarh Jauharatut-Tauhid (halaman 66). Ia menjelaskan bahwa kenikmatan surga dan siksa neraka itu ada permulaannya, tapi tidak berakhir. Maka ini jelas berbeda dengan Allah yang memang tidak mempunyai permulaan.

3 dari 3 halaman

Surga dan Neraka Kekal?

Banyak ayat Al-Qur’an yang menerangkan tentang kekalnya surga dan neraka. Salah satunya Allah berfirman dalam surat Hud ayat 106-108:

فَأَمَّا الَّذِينَ شَقُوا فَفِي النَّارِ لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَشَهِيقٌ ۞ خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَّا مَا شَاءَ رَبُّكَ ۚ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ ۞ وَأَمَّا الَّذِينَ سُعِدُوا فَفِي الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَّا مَا شَاءَ رَبُّكَۗ عَطَاءً غَيْرَ مَجْذُوذٍ ۞

Artinya: “Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka. Di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik napas (dengan merintih). Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki. Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam surga. Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain) sebagai karunia yang tidak ada putus-putusnya." (QS. Hud ayat 106-108)

Dengan ini bisa disimpulkan bahwa surga dan neraka itu dikehendaki kekal oleh Allah. Sedangkan Allah kekal karena memang dzatiyah-nya dan hukumnya wajib bagi Allah. Sangat jelas perbedaan antara kekalnya Allah dan kekekalan surga dan neraka. Wallâhu a’lam.