Liputan6.com, Jakarta - KH Yahya Zainul Ma'arif atau akrab disapa Buya Yahya, seorang ulama terkemuka yang sering memberikan ceramah penuh makna, kali ini menggunakan analogi sederhana tentang kucing untuk memberikan pelajaran refleksi diri kepada umat Muslim.
Dalam salah satu ceramahnya, ia menyampaikan pesan penting mengenai hubungan manusia dengan Allah SWT yang dapat dipahami melalui contoh sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
Ceramah ini mendapat perhatian luas karena pendekatan yang tidak biasa dari Buya Yahya dalam menjelaskan konsep spiritualitas.
Advertisement
Menurutnya, jika kita memiliki 10 kucing dan salah satu dari mereka kita jauhkan dari makanan enak yang kita berikan kepada yang lain, bisa jadi itu karena kita tidak menyukai kucing tersebut.
Hal ini ia gunakan sebagai metafora untuk menggambarkan bagaimana Allah bersikap terhadap hamba-Nya.
Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @albahjah-tv, Buya Yahya menjelaskan bahwa jika seorang hamba merasa sulit untuk melakukan kebaikan, bisa jadi hal itu adalah tanda bahwa Allah sedang tidak sayang kepada hamba tersebut.
Kondisi ini seharusnya menjadi bahan introspeksi diri bagi setiap Muslim untuk segera mendekatkan diri kembali kepada-Nya.
Menurut Buya Yahya, ketika seseorang merasa terhambat untuk melakukan kebaikan, sebaiknya ia segera memeriksa diri dan mencari tahu apakah ada dosa atau kesalahan yang menghalangi jalan menuju rahmat Allah.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Jangan Sok Suci, Perlu Refleksi Diri
Ia mengingatkan agar tidak merasa terlalu percaya diri dan menutup mata terhadap dosa yang mungkin dilakukan. "Jangan terlalu sok suci, barangkali ada dosa yang kita tidak sadari," ujarnya.
Ia melanjutkan bahwa manusia sering kali lalai dalam menyadari kesalahan-kesalahan kecil yang mereka lakukan. Namun, Buya Yahya menekankan bahwa seberat apapun dosa, selalu ada kesempatan untuk memohon ampun kepada Allah.
"Jangan malu untuk mengakui kesalahan dan segera memohon ampun kepada Allah," tambahnya.
Buya Yahya juga menegaskan pentingnya istighfar, atau memohon ampun kepada Allah, sebagai salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Menurutnya, istighfar tidak hanya membersihkan dosa, tetapi juga membuka jalan bagi hamba yang sulit melakukan kebaikan untuk kembali mendapatkan petunjuk dari Allah.
Dalam ceramah tersebut, Buya Yahya mengingatkan bahwa saat seseorang merasakan kesulitan dalam berbuat baik, jangan sampai ia berputus asa.
Sebaliknya, ia harus lebih banyak mengingat Allah, memohon ampun, dan menyadari bahwa dosa-dosa yang ia lakukan mungkin menjadi penghalang dari kebaikan tersebut.
Ia juga mengajak umat untuk merenungi segala kekurangan dan dosa mereka, baik yang disadari maupun yang tidak. Dengan beristighfar secara konsisten, umat Muslim diharapkan bisa kembali mendapatkan rahmat Allah dan mampu melakukan kebaikan-kebaikan yang sebelumnya terasa sulit.
Advertisement
Manusia Selalu Punya Kesalahan
Ceramah ini disampaikan dengan gaya khas Buya Yahya yang mudah dipahami dan dekat dengan kehidupan sehari-hari. Analogi kucing yang digunakan membuat para pendengar lebih mudah memahami makna yang ingin disampaikan.
Menurutnya, seperti kucing yang dijauhkan dari makanan oleh pemiliknya, manusia yang jauh dari kebaikan harus segera introspeksi dan mendekatkan diri kepada Allah.
Dalam penjelasannya, Buya Yahya menekankan bahwa Allah selalu membuka pintu taubat bagi hamba-Nya yang mau menyadari kesalahannya dan berusaha memperbaiki diri.
Ia mengingatkan bahwa dosa-dosa yang kita anggap kecil pun bisa menjadi penghalang dari rahmat dan kebaikan yang seharusnya kita terima dari Allah.
Di akhir ceramahnya, Buya Yahya memberikan pesan yang kuat kepada umat Muslim untuk tidak pernah merasa aman dari dosa. Ia mengingatkan bahwa setiap manusia pasti memiliki kesalahan, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi.
Oleh karena itu, introspeksi diri dan istighfar adalah kunci untuk mendapatkan kembali kasih sayang Allah.
Pesan Buya Yahya ini juga mengingatkan agar umat Muslim tidak mudah menyerah ketika menghadapi kesulitan dalam menjalani perintah Allah.
"Tetaplah berusaha untuk mendekat kepada Allah, meskipun terasa sulit. Dengan istighfar dan kesadaran akan dosa, insya Allah jalan kebaikan akan terbuka kembali," tegasnya.
Buya Yahya juga mengingatkan bahwa ketika Allah sudah memberikan petunjuk, umat Muslim harus segera mengambil kesempatan itu untuk terus berada di jalan yang benar. "Mungkin suatu saat kita akan ditarik oleh Allah ke jalan kebaikan yang bahkan tidak pernah kita bayangkan sebelumnya," tuturnya dengan penuh keyakinan.
Dengan pesan penuh makna ini, Buya Yahya sekali lagi mengingatkan bahwa hidup adalah proses belajar dan memperbaiki diri. Ia berharap umat Muslim selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah, meskipun dalam keadaan sulit, dan tidak berhenti memohon ampun atas segala dosa yang mungkin telah dilakukan.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul