Sukses

Allah Lebih Bangga kepada Manusia dibanding Malaikat, Ini Alasannya Kata Gus Baha

Gus Baha menekankan bahwa meskipun malaikat selalu patuh dan taat kepada Allah, manusia memiliki posisi istimewa karena keimanannya yang orisinal meskipun tidak dapat melihat langsung keagungan Allah.

Liputan6.com, Jakarta - Menjadi manusia ternyata patut bangga, karena Allah SWT memberikan keistimewaan tersendiri yang bahkan melebihi malaikat. Manusia diberi kemampuan untuk beriman tanpa harus melihat langsung kebesaran Allah SWT, alam semesta-Nya, atau wahyu-wahyu-Nya.

Meskipun tidak bisa menyaksikan langsung kekuatan-Nya, manusia tetap bisa beriman dan taat, itulah yang membuat Allah begitu bangga.

Keunikan ini menunjukkan bahwa manusia memiliki kedudukan yang luar biasa di hadapan-Nya, karena keimanan yang tulus dan tak bersyarat.

KH Ahmad Bahuddin Nursalim (Gus Baha) seorang ulama kharismatik asal Rembang, menyampaikan pandangannya tentang kebanggaan Allah terhadap manusia dibandingkan malaikat.

Ia menekankan bahwa meskipun malaikat selalu patuh dan taat kepada Allah, manusia memiliki posisi istimewa karena keimanannya yang orisinal meskipun tidak dapat melihat langsung keagungan Allah.

Dalam sebuah ceramah yang disampaikan Gus Baha, ia menegaskan bahwa Allah lebih bangga kepada manusia dibandingkan malaikat. Hal ini karena malaikat sudah diciptakan dalam keadaan suci dan selalu patuh kepada perintah Allah, sedangkan manusia harus berjuang melalui berbagai godaan dan cobaan dalam menjaga imannya.

Dalam tayangan video di kanal YouTube @daily-nasihat, Gus Baha menjelaskan lebih lanjut tentang bagaimana Allah melihat keimanan manusia sebagai sesuatu yang luar biasa.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Alasan Tak Begitu Bangga terhadap Malaikat

Malaikat, dalam pandangannya, memiliki kelebihan karena dapat melihat langsung keagungan Allah, seperti Arasy, kursi, dan alam malakut. Namun, manusia tidak memiliki akses langsung seperti itu, dan tetap beriman kepada-Nya.

"Malaikat bisa melihat langsung kekuasaan Allah, alam malakut, dan alam jabarut. Tapi manusia? Tidak melihat apapun, hanya dengan keyakinan, mereka tetap beriman," ujar Gus Baha.

Menurutnya, itulah yang membuat Allah begitu bangga kepada manusia yang mampu mempertahankan imannya tanpa harus melihat bukti nyata.

Dalam diskusi yang diangkat oleh Gus Baha, malaikat juga sempat bertanya kepada Allah, siapakah hamba-hamba-Nya yang membuat-Nya bangga. Malaikat mengira bahwa nabi-nabi adalah yang paling membuat Allah bangga karena mereka menerima wahyu langsung dari-Nya.

Namun, Allah justru menunjukkan kebanggaannya kepada manusia biasa yang beriman meskipun tidak dapat melihat langsung kebesaran-Nya.

"Ya, nabi tentu hebat karena mendapat wahyu, tapi manusia biasa yang tidak bisa melihat dan tetap beriman, itu yang dibanggakan oleh Allah," kata Gus Baha dengan nada serius namun tetap menyelipkan guyonan khasnya.

Ia menambahkan bahwa keimanan manusia kepada Allah adalah bentuk kepercayaan yang luar biasa karena tidak disertai dengan bukti langsung seperti yang dialami para nabi dan malaikat.

 

3 dari 3 halaman

Ini Penyebab Allah SWT Bangga Terhadap Manusia

Dalam ceramah tersebut, Gus Baha juga menyampaikan bahwa manusia yang tetap taat dan takut kepada Allah meskipun tidak bisa melihat langsung surga atau neraka, adalah contoh keimanan yang sejati.

"Manusia itu unik. Mereka tidak tahu apa itu surga, apa itu neraka, tapi takut luar biasa kalau sampai masuk neraka," ujar Gus Baha, menggambarkan keikhlasan dan ketulusan manusia dalam beribadah.

Ia juga menekankan pentingnya kesadaran bagi manusia untuk tetap berpegang teguh pada keimanan meski tidak memiliki pengetahuan langsung tentang Allah, nabi, atau hari akhir.

Inilah yang menurut Gus Baha menjadi alasan mengapa Allah sangat bangga kepada manusia, lebih dari malaikat dan bahkan nabi.

Keimanan manusia yang tidak disertai dengan bukti konkret sering kali membuat manusia berada dalam kebimbangan. Namun, ketika manusia memilih untuk tetap beriman, hal tersebut menjadi sesuatu yang sangat luar biasa di hadapan Allah.

Gus Baha menggambarkan hal ini sebagai bentuk ketulusan manusia dalam mengabdi kepada-Nya.

Gus Baha juga menambahkan, "Orang-orang seperti kalian ini, yang tidak tahu banyak tapi tetap percaya kepada Allah, itulah yang dibanggakan oleh Allah."

Ungkapan tersebut memperkuat pandangan bahwa Allah menghargai keimanan manusia yang datang dari hati, bukan dari bukti atau pengetahuan yang sempurna.

Selain itu, Gus Baha juga menyoroti bagaimana manusia yang terus berdoa kepada Allah, memohon ampunan dan perlindungan dari neraka, adalah wujud keimanan yang membuat Allah bangga.

"Ketakutan manusia terhadap neraka, hingga mereka berdoa memohon agar tidak dimasukkan ke dalamnya, adalah salah satu bentuk keimanan yang luar biasa," jelasnya.

Ia menutup ceramahnya dengan mengajak umat untuk terus memperkuat iman mereka, meskipun tidak bisa melihat langsung keagungan Allah atau kehidupan akhirat.

"Jadi, jangan pernah berhenti beriman, meskipun kita tidak tahu secara pasti bagaimana bentuk surga atau neraka. Yang penting, kita tetap takut dan berharap hanya kepada Allah," ujar Gus Baha.

Ceramah Gus Baha yang penuh dengan humor dan kehangatan ini memberikan pemahaman baru tentang kebanggaan Allah terhadap manusia.

Meskipun malaikat dan nabi memiliki keistimewaan, manusia yang tetap beriman di tengah keterbatasan pengetahuan mereka, mendapatkan posisi yang sangat istimewa di mata Allah.

Pesan ini menjadi pengingat bagi setiap manusia untuk terus menjaga keimanan mereka, meskipun terkadang tidak disertai dengan pengetahuan yang sempurna. Allah, dalam pandangan Gus Baha, selalu menghargai keimanan yang datang dari hati yang tulus dan ikhlas.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul