Liputan6.com, Jakarta - Dalam momen bersejarah baru-baru ini, Indonesia kembali menyaksikan pelantikan Presiden RI periode 2024-2029. Bersamaan dengan itu, diumumkan pula kabinet merah putih yang akan mengemban tugas memimpin negeri ini selama lima tahun ke depan.
Di tengah hiruk-pikuk suasana tersebut, Buya Yahya, pengasuh Pondok Pesantren Al Bahjah Cirebon, memberikan pesan cinta yang menohok bagi para pemimpin yang telah dipilih oleh rakyat.
Dalam ceramahnya, Buya Yahya menyampaikan nasihat yang penuh makna bagi para pemimpin.
Advertisement
Ia mengingatkan pentingnya kesadaran akan waktu yang terbatas di dunia ini dan bagaimana seorang pemimpin harus memanfaatkan jabatannya untuk tujuan yang mulia, yakni meraih surga.
Buya Yahya membuka pesannya dengan mengingatkan bahwa jabatan adalah amanah besar yang harus dipertanggungjawabkan, bukan hanya di hadapan rakyat, tetapi juga di hadapan Allah.
“Dan harapan kami siapapun Anda yang terpilih, ingat Anda punya batas waktu hidup di dunia,” ujarnya, dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @buyayahyaofficial.
Nasihat ini, menurutnya, harus menjadi pengingat bagi siapa pun yang memegang kekuasaan.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa menjadi pemimpin adalah kesempatan yang langka. Buya Yahya mengajak para pemimpin untuk merenungkan nilai jabatan yang mereka emban.
“Ingat, rugi sekali kalau Anda punya kesempatan menjadi orang istimewa di surga dengan jabatan Anda, tapi jabatan Anda sia-siakan,” tuturnya dengan tegas.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Ini Pesan Buya Untuk Presiden dan Pejabat Lainnya
Buya Yahya juga tidak segan-segan menyebut jabatan-jabatan tertentu, seperti presiden, gubernur, hingga bupati, yang memiliki tanggung jawab besar.
Setiap jabatan, kata Buya Yahya, adalah ujian yang harus dihadapi dengan bijaksana dan penuh rasa tanggung jawab. “Hai presiden, Anda rugi. Hai gubernur, Anda rugi. Hai bupati, jika jabatan Anda yang singkat bukan untuk mencari surga,” tegasnya.
Dalam pesan yang sama, Buya Yahya juga mengingatkan bahwa jabatan di dunia bersifat sementara. Oleh karena itu, setiap pemimpin diharapkan untuk tidak terjebak dalam euforia kekuasaan.
“Ini nasihat cinta kami untuk Anda semuanya,” ujarnya dengan penuh kelembutan, namun sarat dengan peringatan yang dalam.
Melalui pesannya, Buya Yahya memberikan pandangan bahwa jabatan hanyalah alat untuk mencapai tujuan yang lebih besar, yakni kebahagiaan abadi di akhirat.
Pemimpin yang bijaksana adalah mereka yang tidak hanya memikirkan keuntungan duniawi, tetapi juga mencari ridha Allah melalui pelayanan kepada rakyat.
Advertisement
Buya Minta Doakan Pemimpin
Nasihat Buya Yahya ini menggema di tengah kondisi bangsa yang sering kali melihat kekuasaan sebagai ajang untuk menunjukkan kekuatan. Pesan ini menjadi pengingat bahwa kekuasaan sejatinya adalah amanah yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya. “Wallahu’alam bissawab,” ucap Buya Yahya mengakhiri pesannya.
Selain itu, ia juga mengajak masyarakat untuk senantiasa mendoakan para pemimpin agar mereka selalu diberi petunjuk dan kekuatan dalam menjalankan amanah. “Mari kita doakan mereka agar bisa menjalankan tugasnya dengan baik, karena nasib kita juga ada di tangan mereka,” ajaknya.
Buya Yahya menekankan pentingnya doa sebagai bentuk dukungan spiritual bagi para pemimpin. Baginya, pemimpin yang baik adalah mereka yang selalu mencari bimbingan Allah dalam setiap keputusannya.
Pesan cinta ini, meskipun terkesan menohok, diharapkan dapat menjadi pengingat yang penuh kasih sayang bagi para pemimpin di negeri ini. Buya Yahya ingin agar setiap pemimpin menyadari betapa besar tanggung jawab yang mereka pikul dan tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut.
Melalui video tersebut, Buya Yahya berharap agar pesan-pesannya dapat menggugah hati para pemimpin untuk selalu berpegang teguh pada prinsip-prinsip agama dalam menjalankan tugasnya.
Bagi masyarakat, pesan Buya Yahya ini juga menjadi motivasi untuk terus mendukung dan mengingatkan para pemimpin agar tetap berjalan di jalur yang benar. Karena pada akhirnya, jabatan hanyalah sementara, tetapi amal yang dilakukan selama menjabat akan tercatat selamanya di sisi Allah.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul