Sukses

Kisah Lucu Malaikat yang Mangkel Harus Mencatat Perbuatan Manusia yang Cuma Ngobrol Seharian

Santri Mbah Maimoen Zubair ini mengungkapkan kisah menarik tentang malaikat yang memiliki tugas mencatat setiap ucapan dan perbuatan manusia.

Liputan6.com, Jakarta - KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau Gus Baha ulama asal Rembang, Jawa Tengah sering berikan ceramah berisi hal unik yang sering menarik perhatian. Salah satunya penjelasannya tentang malaikat, khususnya tentang peran mereka yang jarang diketahui.

Dengan gaya yang sederhana dan humor khasnya, Gus Baha mampu menjelaskan konsep teologis yang mendalam dengan cara yang mudah dipahami, membuat para jemaahnya merasa terhubung secara emosional dan spiritual.

Santri Mbah Moen Zubair ini mengungkapkan kisah menarik tentang malaikat yang memiliki tugas mencatat setiap ucapan dan perbuatan manusia.

Dalam pengajian yang dibawakan dengan gaya khasnya yang santai, Gus Baha menjelaskan bahwa ternyata malaikat penjaga bisa merasa kesal dengan perilaku manusia yang dianggap tidak penting.

Dalam ceramahnya, Gus Baha menuturkan bahwa setiap manusia dijaga oleh malaikat yang ditugaskan oleh Allah SWT.

"Setiap satu orang itu ada malaikat penjaga sing ditugasi," ujar Gus Baha, dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @GusBahaofficial99.

Malaikat ini memiliki berbagai tugas, salah satunya adalah mencatat segala ucapan dan perbuatan manusia setiap harinya.

Ia dengan jelas menyampaikan bahwa tugas mencatat yang diemban oleh malaikat ternyata bisa menimbulkan rasa kesal atau mangkel ketika harus mencatat perbuatan manusia yang tidak ada nilai ibadahnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Ngakak, Begini Kebingungan Malaikat

"Ono malaikat sing tugase nulis, nyatet opo sing diomongke menungso. Malaikat iku mangkel, malah dendam karo manungsa," kata Gus Baha sambil tertawa, menirukan rasa kesal malaikat.

Menurutnya, malaikat merasa tidak nyaman ketika harus mencatat perbuatan manusia yang seharian hanya diisi dengan hal-hal yang tidak bermanfaat.

Gus Baha kemudian mengutip pendapat dari Sahabat Nabi, Abu Bakar, yang menjelaskan bahwa malaikat merasa marah karena mereka mencatat perilaku orang yang sepanjang hari hanya duduk dan ngobrol tentang hal-hal yang tidak penting.

"Malaikat iku marah, jagongan isuk nganti sore, ngomong sing ora ana gunane," ucap Gus Baha.

Dalam ceritanya, Gus Baha menekankan bahwa malaikat harus mencatat setiap perkataan yang diucapkan oleh manusia, tidak peduli seberapa tidak pentingnya perkataan tersebut. "Malaikat iku duwe tugas, opo wae sing diucapke kudu dicatet, sanajan ora penting," tambahnya.

Suatu ketika, malaikat yang merasa kesal dengan tugas mencatat perkataan yang tidak bermakna ini akhirnya memutuskan untuk mengadakan rapat.

"Akhire malaikat rapat, dibahas, arep ditulis dosa ya ora dosa, arep ditulis ibadah ya ora ibadah," jelas Gus Baha, menggambarkan situasi rapat malaikat yang membingungkan, Ketika mendapati orang yag seharian bicara tidak jelas tersebut.

Dalam rapat tersebut, malaikat bingung apakah harus mencatat perkataan manusia sebagai dosa atau bukan, karena tidak termasuk dalam kategori maksiat. Di sisi lain, ucapan tersebut juga tidak bisa dianggap sebagai ibadah. "Omongane wong iku ora isa dibilang dosa, ora isa dibilang ibadah," katanya.

 

3 dari 3 halaman

Pesannya Adalah Jaga Lisan

Gus Baha melanjutkan ceritanya dengan menjelaskan bahwa malaikat merasa kesulitan karena ucapan tersebut tidak bisa diberi ganjaran atau hukuman. "Omongane ora bisa diwenehi ganjaran utawane klebu tindakan maksiat," tegasnya.

Menurut Gus Baha, malaikat merasa lebih mudah jika harus mencatat dosa besar seperti zina atau ibadah besar yang jelas ganjarannya. "Kalau zina atau ibadah, kan gampang dicatat," ujar Gus Baha sambil tertawa, diikti jemaahnya..

Kisah ini memperlihatkan sisi lain dari tugas malaikat yang jarang diketahui. Malaikat ternyata juga memiliki perasaan tertentu, terutama ketika harus mencatat hal-hal yang menurut mereka tidak layak untuk dicatat sebagai dosa maupun pahala.

Ceramah Gus Baha ini sekaligus menjadi pengingat bagi umat Islam agar lebih berhati-hati dalam setiap ucapan yang dikeluarkan. "Ternyata, sing diomongke wong iku penting, malaikat kudu nyatet kabeh," ungkapnya.

Menurut Gus Baha, meskipun malaikat memiliki tugas yang jelas dari Allah, mereka tetap mempertimbangkan apa yang layak untuk dicatat. Namun, apapun yang dikatakan manusia tetap tidak bisa lepas dari catatan mereka. "Sanajan ora penting, malaikat kudu tetep nyatet," katanya.

Ceramah yang disampaikan Gus Baha ini mengandung pesan moral yang kuat tentang pentingnya menjaga lisan dan menghindari pembicaraan yang sia-sia. "Kita harus jaga lisan, jangan sampai cuma jagongan isuk nganti sore ora ana manfaat," tutup Gus Baha.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Â