Sukses

3 Adab Bersendawa Setelah Makan yang Dianjurkan Dalam Islam

Berikut adalah beberapa adab yang perlu diperhatikan ketika bersendawa. Adab ini kerapkali dilupakan dan dianggap sepele padahal berkaitan dengan akhlak kita sebagai muslim.

Liputan6.com, Jakarta - Islam telah mengatur dengan sempurna segala macam aspek kehidupan manusia. Aspek pokok ajaran Islam terdiri atas empat hal, yaitu akidah, ibadah, akhlak, dan muamalah.

Di antara hal yang diajarkan dalam syariat adalah adab ketika bersendawa. Bersendawa umumnya terjadi setelah makan dan ketika perut dalam keadaan kenyang.

Bersendawa merupakan hal yang wajar, asal dilakukan dengan sopan dan sesuai adab-adab yang telah ditentukan. Namun terkadang hal ini sering dilupakan dan menjadi suatu kebiasaan yang tidak baik.

Setidaknya, ada 3 adab dalam Islam yang perlu diperhatikan ketika bersendawa. Berikut uraiannya dikutip dari bincangsyariah.com.

 

Saksikan Video Pilihan ini:

2 dari 3 halaman

Adab Bersendawa

Pertama, merendahkan suara. Saat bersendewa, seseorang disunnahkan agar merendahkan suaranya dan dilarang mengeraskan suaranya sehingga mengganggu orang lain. Selain itu, setan sangat senang terhadap seseorang yang bersendawa dengan suara keras.

Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Imam al-Dailami, bahwa Nabi SAW bersabda;

إذا تجشأ أحدكم أو عطس فلا يرفعن بهما الصوت ، فإن الشيطان يحب أن يرفعه بهما الصوت

“Jika salah seorang di antara kalian bersendawa atau bersin, maka jangan mengeraskan suara dengan keduanya. Karena setan senang terhadap salah seorang dari kalian yang mengeraskan suara saat bersin dan bersendawa.”

Juga disebutkan dalam hadis riwayat Imam Tirmidzi dari Ibnu Umar, dia berkisah;

تجشأ رجل عند النبي صلى الله عليه وسلم فقال كف عنا جشاءك فإن أكثرهم شبعا في الدنيا أطولهم جوعا يوم القيامة

“Ada orang yang bersendawa di dekat Nabi SAW. Kemudian Nabi SAW berkata, ‘Tahan sendawamu di hadapan kami. Karena orang yang paling sering kenyang di dunia, maka paling lama laparnya kelak di hari Kiamat.”

3 dari 3 halaman

Adab Selanjutnya

Kedua, tidak mendongak ke atas. Pada saat seseorang bersendawa, maka sebaiknya tidak melihat atau mendongak ke atas. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumiddin berikut;

وإن تجشأ فينبغي أن لا يرفع رأسه إلى السماء وإن سقط رداؤه

“Jika seseorang bersendawa, maka sebaiknya jangan mengangkat kepalanya ke atas meskipun karenanya mengakibatkan serbannya jatuh.”

Ketiga, membaca hamdalah setelah bersendawa. Lafaznya sebagai berikut;

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ

“Segala puji bagi Allah atas semua keadaan.”

Doa ini berdasarkan sebuah riwayat yang disebutkan oleh Sayid Abdurrahman bin Muhammad dalam kitabnya Bughyatul Mustarsyidin berikut;

وورد أن من عطس أو تجشأ فقال : الحمد لله على كل حال رفع الله عنه سبعين داء أهونها الجذام

“Terdapat keterangan bahwa orang yang bersin atau sendawa dan kemudian mengucapkan kalimat, ‘Alhamdulillahi ‘ala kulli halin,’ maka Allah menghilangkan darinya 70 penyakit. Dan penyakit paling ringan adalah kusta.”