Sukses

Rahasia Hadapi Istri Cerewet ala Ustadz Das'ad Latif, Kocak sih tapi Efektif

Para suami diajak untuk memahami bahwa sifat cerewet adalah kodrat perempuan dan perlu dihadapi dengan bijaksana.

Liputan6.com, Jakarta - Di antara kita, pasti ada yang memiliki istri cerewet. Meski terkadang bisa membuat jengkel, ada banyak sisi positif yang bisa diambil dari kepribadian tersebut.

Istri cerewet sering kali menunjukkan kepedulian dan perhatian yang mendalam terhadap hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari.

Ustadz Das’ad Latif membagikan tips yang lucu dan menghibur tentang bagaimana menghadapi istri yang cerewet.

Dalam ceramah yang disampaikan, ia memberikan panduan yang bisa dipraktikkan para suami agar tetap sabar menghadapi sifat rewel pasangan.

“Wahai suami, istri rewel sabar, Bapak dapat istri rewel sabar,” ujarnya sambil bercanda, menandakan bahwa situasi ini adalah hal yang biasa dalam rumah tangga.

Dalam tayangan video yang diunggah di kanal YouTube @Hana_0201, Ustadz Das’ad memberikan rumus khusus untuk menghadapi perempuan cerewet.

“Ini rahasia, Pak, jangan disampaikan di luar,” katanya dengan nada penuh humor. Para suami diajak untuk memahami bahwa sifat cerewet adalah kodrat perempuan dan perlu dihadapi dengan bijaksana.

“Rumus menghadapi perempuan cerewet adalah sabar,” ungkapnya. Ia menjelaskan bahwa saat istri mulai mengomel atau marah, sebaiknya suami tidak perlu mengajak bicara.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Diam Saja

“Diam saja, Pak. Sudah menjadi kodratnya jika perempuan cerewet,” tambahnya, menggambarkan situasi yang kerap terjadi dalam rumah tangga.

Ustadz Das’ad mengingatkan bahwa saat perempuan sudah marah, menjelaskan sesuatu kadang tidak akan masuk ke akal mereka.

“Apalagi kalau dia sudah bilang ‘pokoknya’!” ucapnya, membuat hadirin tertawa. Ini menandakan bahwa berusaha untuk menjelaskan saat suasana sudah memanas bisa jadi tidak efektif.

Ia juga mengungkapkan strategi untuk menghadapi situasi tersebut dengan tenang. “Pokoknya marah, marah diam saja,” ungkapnya. Diam merupakan cara yang lebih baik dibandingkan membalas dengan perkataan yang bisa memicu pertengkaran lebih lanjut.

Ustadz Das’ad melanjutkan dengan menggambarkan betapa frustrasinya jika suami berusaha menjelaskan banyak hal kepada istri yang sudah marah.

“Kadang sudah dijelaskan nomor satu, muncul pertanyaan dua. Dijelaskan yang dua, muncul yang tiga,” jelasnya. Ini menunjukkan betapa rumitnya komunikasi saat emosi sedang tinggi.

“Lebih baik diam. Kalau perlu, makan obat tidur, selesai!” serunya sambil tersenyum. Ustadz Das’ad ingin menekankan pentingnya ketenangan bagi suami dalam menghadapi situasi ini, bahkan dengan cara yang humoris.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa kadang masalah bisa terulang karena istri tidak mendapatkan penjelasan yang memuaskan.

“Ini ibu-ibu, ada salah suaminya, dikasih tahu satu kali, itu terus diulas,” ungkapnya. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya suami untuk memahami dinamika komunikasi dalam rumah tangga.

3 dari 3 halaman

Jaga Emosi, Perempuan Bisa Buka masalah yang Sudah Lama

Ustadz Das’ad pun mengajak para suami untuk lebih sabar dan tidak terbawa emosi saat menghadapi keluhan istri.

“Bertengkar lagi, tahun yang itu lagi dia ulas,” katanya. Ini menjadi pengingat bahwa kadang masalah yang sama bisa terus diulang, dan butuh kesabaran untuk menyelesaikannya.

Dalam ceramahnya, Ustadz Das’ad berusaha untuk mengubah perspektif para suami tentang sifat cerewet istri.

“Cerewet bukan berarti tidak cinta, tetapi itu cara mereka mengekspresikan perasaan,” ujarnya. Hal ini memberikan sudut pandang yang lebih positif tentang karakter pasangan.

Ustadz Das’ad juga menambahkan bahwa suami perlu melakukan pendekatan yang lebih baik agar komunikasi dapat berjalan lebih efektif.

“Jadilah pendengar yang baik, bukan hanya pendengar yang menunggu giliran berbicara,” pesannya. Ini adalah cara untuk membangun hubungan yang lebih harmonis.

Dia menekankan pentingnya saling memahami dalam pernikahan, termasuk karakteristik masing-masing. “Pernikahan itu adalah tentang saling melengkapi,” ungkapnya. Dengan saling memahami, diharapkan hubungan suami istri dapat berjalan lebih baik dan harmonis.

Sebagai penutup, Ustadz Das’ad mengingatkan bahwa sabar adalah kunci dalam menghadapi berbagai masalah dalam rumah tangga.

“Bersikap sabar dan tenang adalah langkah awal untuk menciptakan keharmonisan,” pungkasnya. Dengan sikap yang baik, diharapkan semua pasangan bisa menikmati kebahagiaan dalam pernikahan.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul