Liputan6.com, Jakarta - Kedermawanan KH Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal sebagai Gus Dur sudah menjadi legenda di kalangan masyarakat Indonesia.
Sosoknya dikenal sebagai pemimpin yang penuh kasih dan tak segan-segan membantu siapa pun yang membutuhkan. Salah satu cerita mengenai kedermawanan Gus Dur datang dari KH Nur Kholis, pengasuh Pondok Pesantren Ataqiy Jepara.
Dalam sebuah ceramah, KH Nur Kholis mengisahkan momen yang sangat menyentuh ketika ia sowan (berkunjung) ke kediaman Gus Dur.
Advertisement
Syahdan, pada suatu hari, ketika berada di rumah Gus Dur, ada seorang keturunan Tionghoa yang datang bersama anaknya yang hiperaktif.
Anak tersebut tampak sangat energik dan bahkan melempar serta menendang benda-benda yang ada di sekitarnya.
Dengan perasaan malu, ayah anak tersebut meminta maaf kepada Gus Dur.
"Maafkan anak saya, Gus. Ia memiliki kelainan," kata pria tersebut, mengharapkan pengertian dari Gus Dur atas perilaku anaknya.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Kisah Gus Dur Dapat Uang segepok, Langsung Disedekahkan Semuanya
Namun, jawaban Gus Dur sungguh mengejutkan. "Bukan kelainan, itu kecerdasan anakmu di atas rata-rata. Sebaiknya anakmu disekolahkan ke Amerika, di sana ada sekolahan khusus penampung anak-anak dengan IQ tinggi," ujar Gus Dur tanpa ragu, melihat potensi besar dalam diri anak tersebut, dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @SPORTS_30626.
Pria Tionghoa itu tampak terkejut sekaligus terharu mendengar kata-kata Gus Dur. Ia tidak menyangka bahwa anaknya yang dianggap "bermasalah" justru dilihat sebagai anak yang cerdas oleh Gus Dur.
Setelah berbincang-bincang, pria tersebut pun berpamitan dan memberikan segepok uang yang sudah ia siapkan sebagai tanda terima kasih.
Tak lama setelah pria tersebut pergi, datang seorang kiai yang juga ingin sowan kepada Gus Dur. Kiai tersebut bercerita kepada Gus Dur bahwa ia sedang membangun sebuah pondok pesantren, tetapi mengalami kesulitan dalam hal pendanaan.
Tanpa berpikir panjang, Gus Dur langsung mengambil uang yang baru saja diterimanya dari pria Tionghoa tadi dan menyerahkannya kepada kiai tersebut.
"Ini, gunakan untuk pembangunan pondok pesantrenmu," kata Gus Dur dengan santai, tanpa menyisakan sedikit pun dari uang tersebut untuk dirinya sendiri.
Kedermawanan Gus Dur tampak begitu alami dan spontan. Ia tidak berpikir dua kali ketika melihat ada orang yang membutuhkan, bahkan meskipun uang itu baru saja diberikan kepadanya. Sikap Gus Dur ini menjadi bukti nyata bagaimana ia selalu mendahulukan kepentingan orang lain dibandingkan dirinya sendiri.
Advertisement
Kisah Teladan Gus Dur
KH Nur Kholis juga menambahkan bahwa inilah salah satu bentuk karomah Gus Dur yang sering tidak disadari oleh banyak orang. "Karomahnya bukan hanya soal ilmu, tapi juga tentang bagaimana ia selalu memiliki hati yang luas untuk membantu siapa pun," ujar KH Nur Kholis.
Menurut KH Nur Kholis, Gus Dur selalu berusaha memandang orang dari sisi positif. Ketika orang lain melihat anak Tionghoa tersebut sebagai anak yang memiliki masalah, Gus Dur justru melihatnya sebagai anak yang cerdas dan berbakat. Inilah yang membuat Gus Dur menjadi sosok yang selalu bisa menginspirasi banyak orang.
Tidak hanya kedermawanannya, Gus Dur juga dikenal sebagai sosok yang selalu memiliki pandangan jauh ke depan. Dalam kisah ini, Gus Dur mampu melihat potensi besar pada anak yang dianggap hiperaktif oleh ayahnya. Dengan penuh keyakinan, ia memberikan saran yang sangat spesifik, yaitu agar anak tersebut disekolahkan di Amerika.
KH Nur Kholis juga mengungkapkan bahwa Gus Dur tidak pernah membedakan orang berdasarkan suku, agama, atau ras. "Semua orang diperlakukan sama oleh Gus Dur. Entah itu keturunan Tionghoa, orang pribumi, atau siapa pun. Bagi Gus Dur, semua manusia adalah sama," ungkap KH Nur Kholis.
Kisah ini bukan hanya sekadar cerita tentang kedermawanan, tetapi juga bagaimana Gus Dur selalu berusaha melihat sisi terbaik dari setiap orang. Ia mampu melihat hal-hal yang tidak dilihat oleh orang lain, dan itulah yang membuatnya menjadi sosok yang begitu istimewa di mata banyak orang.
Dalam ceramahnya, KH Nur Kholis juga mengingatkan bahwa sifat dermawan seperti Gus Dur ini adalah teladan yang harus diikuti oleh umat Islam. "Kita harus belajar dari Gus Dur. Ketika kita memiliki rezeki, jangan ragu untuk berbagi dengan orang lain yang membutuhkan," pesan KH Nur Kholis.
Dengan kedermawanan yang tulus, Gus Dur telah meninggalkan warisan besar bagi bangsa ini. Sosoknya akan selalu dikenang sebagai pemimpin yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berhati besar dan penuh kasih sayang.
Kisah-kisah seperti ini menunjukkan betapa besar pengaruh Gus Dur dalam kehidupan banyak orang. Ia tidak hanya menginspirasi dengan pemikirannya, tetapi juga dengan tindakan nyata yang selalu mengutamakan kepentingan orang lain.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Â