Liputan6.com, Jakarta - Aba banyak macam ibadah yang dapat kita lakukan sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Misalnya dengan memperbanyak sholat, puasa, bersedekah, membantu sesama dan banyak ibadah lainnya.
Mereka lah yang nantinya dikenal sebagai seorang yang ahli ibadah. Namun, tak jarang predikat ini menjadi suatu yang sangat dibanggakan oleh seseorang.
Tapi ingat, ada satu hal yang perlu kita sadari bahwa tidak ada jaminan banyaknya amal ibadah itu akan membuat seseorang mudah mendapatkan ridho Allah dan mengantarkannya ke surga.
Advertisement
Baca Juga
Seperti sebuah cerita yang diambil dari hadis Muslim, dijelaskan bahwasanya Rasulullah telah mendengar sebuah kisah dari Jibril tentang seorang ahli ibadah yang justru menolak untuk masuk surga. Mengapa demikian?
Ingin tahu bagaimana kisahnya? Berikut selengkapnya merangkum dari laman cahayaislam.id.
Saksikan Video Pilihan ini:
Ketekunan Beribadah selama 500 Tahun
Seorang pemuda ahli ibadah itu telah menghabiskan lima ratus tahun hidupnya untuk mengabdikan diri beribadah kepada Allah di sebuah puncak gunung.
Tempat dia tinggal merupakan lembah luas yang dikelilingi birunya laut. Didekat kediaman ahli ibadah itu tumbuhlah satu pohon delima dan sumber air jernih mengalir yang disediakan oleh Allah untuk kebutuhan hidupnya.
Sebutan sebagai ahli ibadah yang disandang oleh orang tersebut bukanlah hanya sebatas nama. Orang tersebut benar-benar merupakan orang yang sangat rajin beribadah. Tiada satu kerlip matapun dia melakukan kemaksiatan kepada Allah sepanjang hidupnya.
Setiap hari sehabis memakan buah delima dari pohon di dekat kediamannya tersebut, cepat-cepat ia membasuh dirinya dengan air wudhu dan sholat dengan khusyu.
Tak lupa berdoa dan meminta kepada Allah untuk menjadikan akhir hayatnya dalam keadaan bersujud. Allah kemudian mengabulkan doanya, sehingga dia menghembuskan napas terakhir dalam keadaan bersujud.
Advertisement
Penolakan Masuk Surga sebab Rahmat Allah
Diceritakan oleh jibril kemudian bahwa besok ketika ahli ibadah tersebut bertemu dengan Allah setelah dibangkitkan kembali, dia akan menolak perintah Allah yang berfirman:
“Masukkanlah hambaKu ini kedalam nikmatnya surga karena Rahmat dariKu” – ahli ibadah itu akan mengemukakkan protes sembari berkata kepada Allah “Ya Allah, aku seharusnya masuk ke surga karena semua Amalan-amalanku!”.
Mendengar penolakan tersebut, Allah kemudian memerintahkan para malaikat untuk membawa neraca timbangan amal dihadapan ahli ibadah tersebut. Kemudian Allah meletakkan semua akumulasi amalan ahli ibadah tersebut selama 500 tahun hidupnya di satu sisi dan meletakkan satu rahmat pandangan mata di sisi timbangan yang lain.
Neraca itu kemudian oleng dan ternyata perhitungan rahmat Allah yang berupa mata tersebut sudah melebihi dari semua pengamalan orang tersebut selama 500 tahun hidupnya.
Tak berselang lama, Allah kemudian memerintahkan para malaikat untuk membawa orang yang dikenal ahli ibadah tersebut untuk dimasukkan surga. Sambil meronta-ronta dia kemudian meminta ampun kepada Allah dan bersedia dimasukkan ke dalam surga karena rahmat yang telah diberikan kepada Allah atas dirinya.
Hikmah Kisah
Dari kisah di atas kita harusnya bisa memetik hikmah tentang pentingnya menyadari rahmat Allah dan tidak menyia-nyiakan rahmat tersebut.
Kita harus selalu memiliki rasa kekurangan dalam beramal, tidak boleh terfokus pada seberapa banyak amalan yang telah dilakukan, melainkan lebih mengingat kepada berapa banyak dosa-dosa yang telah diperbuat.
Dengan cerita diatas harusnya kita juga lebih terpacu untuk memaksimalkan ibadah kepada Allah. Orang yang ibadahnya 500 tahun saja belum ada jaminan ia akan masuk ke dalam surga, apalagi kita? Semoga kita menjadi orang yang sadar akan betapa besarnya rahmat Allah. Aamiin.
Advertisement