Sukses

Agar Rumah Tidak Sunyi bak Kuburan, Ibadah Jangan Semua Dilakukan di Masjid Kata Gus Baha

Menurut Gus Baha, tidak semua ibadah harus dilakukan di masjid, karena rumah juga memiliki peran penting sebagai tempat beribadah dan belajar agama.

Liputan6.com, Jakarta - Beribadah di masjid memiliki peran penting dalam kehidupan seorang Muslim, bukan hanya sebagai tempat untuk menjalankan ibadah sholat secara berjamaah, tetapi juga untuk mempererat hubungan sosial dan memperkuat rasa persaudaraan di antara sesama umat.

Di masjid, setiap orang mendapatkan kesempatan untuk saling mengenal, berbagi pengetahuan, dan menumbuhkan semangat keimanan bersama.

KH Ahmad Bahauddin Nursalim, yang akrab disapa Gus Baha, menyampaikan pentingnya menghadirkan suasana ibadah di rumah sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.

Menurut Gus Baha, tidak semua ibadah harus dilakukan di masjid, karena rumah juga memiliki peran penting sebagai tempat beribadah dan belajar agama. “Rumah itu tempat bagi keluarga untuk menyaksikan ibadah kita, dari mulai sholat, membaca Al-Qur’an, hingga mengaji,” ucap Gus Baha.

Dalam tayangan video di kanal YouTube @nadiadwi2907, Gus Baha menjelaskan bahwa Nabi Muhammad pernah bersabda bahwa seluruh bumi adalah milik Allah, yang secara hakikat merupakan masjid.

Oleh karena itu, Gus Baha menekankan bahwa rumah pun bisa menjadi tempat untuk melaksanakan ibadah dan mendidik anak-anak dalam agama.

Gus Baha juga mengingatkan pentingnya menyeimbangkan kegiatan antara masjid dan rumah. Menurutnya, jika seluruh ibadah dilakukan di masjid dan rumah hanya diisi dengan kegiatan biasa seperti makan dan minum, maka suasana keagamaan dalam keluarga akan berkurang.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Jangan Sampai Rumah Hanya untuk Makan dan Ngopi Saja

"Jangan sampai rumah hanya jadi tempat makan atau ngopi saja, karena kenangan di keluarga seharusnya juga diwarnai dengan ibadah," tambahnya.

Lebih lanjut, Gus Baha mengutip sabda Nabi yang menyarankan agar rumah tidak dibiarkan menjadi seperti kuburan yang sunyi dari ibadah. Gus Baha menjelaskan bahwa pepatah ‘Al-Ummu madrasatul ula’ atauIbu adalah madrasah pertama’ juga relevan, karena pendidikan agama pertama-tama diajarkan di rumah, dan rumah harus hidup dengan nilai-nilai ibadah.

Menurut Gus Baha, dengan mengajarkan anak-anak membaca Qur’an di rumah, akan tercipta ikatan batin yang lebih kuat antara anggota keluarga.

"Jika orang tua mengajarkan Qur'an di rumah, maka rumah akan menjadi tempat yang hangat dalam mengajarkan kebaikan," ungkapnya, menekankan peran keluarga dalam membentuk generasi berakhlak baik.

Meskipun masjid adalah tempat utama ibadah dan kajian, Gus Baha menyarankan agar tidak semua kegiatan dipindahkan ke masjid, sehingga rumah juga tetap dihidupkan dengan aktivitas keagamaan.

Ia menyebut bahwa masjid yang ramai dengan jamaah tentu baik, namun masjid yang tidak terlalu ramai pun tidak masalah, asalkan semangat ibadah juga menyebar ke rumah-rumah masyarakat.

Gus Baha menjelaskan bahwa kehidupan beragama yang ideal adalah yang mampu menyebarkan efek positif ke seluruh aspek kehidupan, termasuk di rumah.

Dengan demikian, anak-anak akan tumbuh dalam lingkungan yang mengajarkan nilai-nilai agama secara langsung dari orang tuanya.

3 dari 3 halaman

Rumah Tempat Membentuk Karakter

Selain itu, Gus Baha menegaskan bahwa rumah sebagai pusat pendidikan pertama tidak hanya memberikan pendidikan formal, tetapi juga pendidikan yang mendidik hati dan jiwa.

“Rumah itu tempat kita membentuk karakter anak-anak, dan itu sangat penting untuk menjaga nilai-nilai agama dalam keluarga,” ujarnya, mendorong orang tua untuk aktif mengajak anak-anak belajar agama di rumah.

Gus Baha juga mengingatkan bahwa meskipun masjid adalah tempat yang baik untuk mengumpulkan jamaah, rumah tetap memiliki peran yang tidak boleh diabaikan. Menurutnya, rumah yang dihidupkan dengan ibadah akan membawa keberkahan dan kedamaian dalam keluarga.

Dalam kesempatan tersebut, Gus Baha menyampaikan bahwa suasana rumah yang hidup dengan kegiatan ibadah juga dapat menjadi kenangan yang mendalam bagi anak-anak. Ketika mereka besar nanti, mereka akan mengenang momen-momen berharga saat belajar atau beribadah bersama keluarga di rumah.

Lebih lanjut, Gus Baha menyampaikan bahwa membangun kehidupan beragama dalam keluarga dimulai dari lingkungan rumah.

Ia mendorong orang tua untuk memulai dari hal-hal kecil, seperti sholat berjamaah atau membaca Qur’an bersama, yang dapat menjadi landasan kuat bagi kehidupan spiritual keluarga.

Gus Baha juga menekankan bahwa ibadah di rumah akan melahirkan keteladanan nyata yang bisa diikuti oleh anak-anak. Ketika mereka melihat orang tuanya rajin beribadah di rumah, anak-anak akan terdorong untuk melakukan hal yang sama, sehingga rumah menjadi tempat yang penuh keberkahan.

Gus Baha mengingatkan agar setiap keluarga memprioritaskan pendidikan agama di rumah. Ia menyarankan agar setiap anggota keluarga tidak hanya menggantungkan pendidikan agama dari masjid, tetapi juga aktif membawanya ke dalam rumah agar ibadah benar-benar menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul