Sukses

Top 3 Islami: Jika Ibu Sudah Tidak Ada Harapan di RS Apa Alat Bantu Boleh Dilepas? Simak Nasihat Buya Yahya

Boleh dan tidaknya melepas alat bantu saat ibu dalam kondisi tidak ada harapan di RS menurut Buya Yahya menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Kamis (31/10/2024)

Liputan6.com, Jakarta - Terkadang, seseorang berhadapan dengan situasi yang pelik. Misalnya, saat kondisi ibunda dalam kondisi yang secara lahiriah 'sudah tidak ada harapan'.

Kehidupannya bahkan secara kasat mata harus dibantu dengan berbagai alat penunjang alat vital.

Dalam kondisi seperti itu, mau tak mau, seorang anak akan berada di situasi sulit. Antara melepas alat bantu atau tetap mempertahankan.

Lantas, sebagai anak yang berbakti, apa yang harus dilakukan? Soal ini, Buya Yahya menjelaskannya dengan gamblang.

Artikel mengenai boleh dan tidaknya melepas alat bantu saat ibu dalam kondisi tidak ada harapan di RS menurut Buya Yahya menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Kamis (31/10/2024).

Artikel kedua yang juga populer yaitu firasat Kiai Hamid Pasuruan terkait sopir yang diyakini akan menjadi ulama hebat.

Sementara, artikel ketiga yaitu Gus Baha yang membeberkan obat paling manjur di dunia.

Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 4 halaman

1. Jika Ibu Sudah Tak Ada Harapan di Rumah Sakit, Apakah Boleh Lepas Alat Bantu? Ini Penjelasan Buya Yahya

Dalam situasi sulit ketika orang tua, terutama ibu, tergantung pada alat bantu di rumah sakit, banyak yang merasa bimbang tentang keputusan yang harus diambil.

KH Yahya Zainul Ma'arif, atau Buya Yahya, memberikan penjelasan tegas terkait masalah ini.

"Di antara kita mungkin sering mendengar atau justru mengalami, orang tua atau bahkan ibu kita sudah tergantung alat dan tidak ada harapan, lalu bimbang alatnya dicabut atau tidak," ujarnya dengan penuh empati.

Dalam tayangan video yang diunggah di kanal YouTube @buyayahyaofficial, Buya Yahya menekankan pentingnya memahami nilai kehidupan dalam setiap detik yang tersisa.

Ia mengisahkan tentang seorang ibu yang berada di rumah sakit dan dalam kondisi kritis, terikat pada alat bantu yang menunjang hidupnya.

"Ada seseorang berkisah ibunya di rumah sakit nyawanya terikat, sudah tergantung dengan alat-alat dan menurut dokter sudah nggak mungkin secara dhohir tidak ada harapan," ungkapnya.

Pertanyaan yang muncul adalah, apakah boleh mencabut alat bantu tersebut jika sudah tidak ada harapan? Buya Yahya menjelaskan bahwa keputusan ini harus diambil dengan hati-hati.

Selengkapnya baca di sini

3 dari 4 halaman

2. Firasat Kiai Hamid Pasuruan Melihat Sopir yang Bakal jadi Kiai Hebat, Karomah Wali

Muhsin, seorang sopir pribadi di Malang, Jawa Timur, mengalami peristiwa luar biasa yang mengubah hidupnya. Suatu hari, majikannya meminta Muhsin untuk mengantarnya ke Pasuruan untuk menemui Kiai Hamid Pasuruan.

Setelah perjalanan sekitar satu jam, mereka tiba di Pondok Pesantren Kiai Hamid. Namun, situasi yang terjadi di dalam pesantren tersebut sangat mengejutkan.

Saat majikan Muhsin memasuki ruang tamu Kiai Hamid, ia ditolak untuk diterima. Namun, Kiai Hamid menegaskan bahwa ia tidak akan menerima tamunya jika Muhsin tidak ikut masuk.

Akhirnya, majikan Muhsin meminta agar sopirnya tersebut diizinkan untuk bergabung. Begitu Muhsin masuk, Kiai Hamid langsung menyambut mereka dengan ramah.

Dalam perbincangan yang berlangsung, majikan Muhsin bertanya kepada Kiai Hamid mengenai alasan penolakan awalnya.

"Mengapa Kiai tidak mau menerima saya ketika saya datang sendiri, tetapi baru bersedia setelah saya mengajak sopir saya?" tanya majikannya. Kiai Hamid menjawab dengan tegas dan penuh keyakinan.

"Anak ini akan menjadi seorang wali dan akan memiliki pondok pesantren yang besar. Saya sudah melihat tanda-tandanya," ujar Kiai Hamid.

Selengkapnya baca di sini

4 dari 4 halaman

3. Gus Baha Ungkap Obat Paling Manjur di Dunia

Obat paling manjur selalu menjadi incaran siapa pun yang menghadapi sakit, baik itu penyakit ringan maupun berat. Dalam pencarian ini, masyarakat seringkali berfokus pada solusi cepat dan efektif untuk meredakan gejala atau menyembuhkan penyakit.

Namun, penting untuk diingat bahwa efektivitas suatu obat tidak hanya tergantung pada bahan aktifnya, tetapi juga pada pemahaman yang mendalam tentang kondisi kesehatan individu, pola hidup, dan dukungan emosional.

Tidur sering kali dianggap hanya sebagai rutinitas biasa, tetapi bagi KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang akrab disapa Gus Baha, tidur merupakan obat paling mujarab yang tak bisa tergantikan oleh obat apapun.

Dalam pandangannya, tidur berperan vital dalam menjaga kesehatan manusia. "Kalau orang kurang tidur, bahkan bisa berakhir kematian," ujar Gus Baha dalam sebuah ceramahnya, menjelaskan obat paling manjur di dunia ini.

Dalam tayangan video yang diunggah di kanal YouTube @Pengaosangusbaha, Gus Baha menjelaskan bahwa tidur merupakan anugerah dari Allah SWT yang menjadi tanda kebesaran-Nya.

Ia mengutip salah satu ayat Al-Qur’an yang menyebutkan bahwa tidur adalah salah satu dari tanda-tanda kekuasaan Allah. "Termasuk ayatnya Allah adalah kamu ditakdir tidur malam hari maupun siang hari," kata Gus Baha.

Selengkapnya baca di sini