Liputan6.com, Jakarta - Pemahaman tentang keikhlasan dalam beribadah dan anugerah Allah sering menjadi bahan diskusi di kalangan umat Islam. Banyak orang bertanya-tanya, apakah amal ibadah yang dilakukan cukup untuk memastikan seseorang masuk surga? Atau, apakah ada aspek lain yang harus dipertimbangkan dalam konteks hubungan manusia dengan Sang Pencipta?
KH Ahmad Bahauddin Nursalim, yang akrab disapa Gus Baha, mengulas hal ini dengan pendekatan yang menyejukkan dan penuh hikmah. Sebagai murid kesayangan dan santri Mbah Maimoen Zubair, ia menyampaikan pemahamannya dalam sebuah pengajian yang disiarkan di kanal YouTube @Channel_JBR17.
Gus Baha menjelaskan bahwa dalam banyak hadis, Rasulullah SAW sering menegaskan bahwa manusia masuk surga bukan semata-mata karena amal, tetapi lebih kepada anugerah Allah SWT.
Advertisement
"Kalian masuk surga itu bukan hanya berdasar amal, tapi berdasar anugerah Allah," ujar Gus Baha, mengutip sabda Nabi.
Menurutnya, meskipun manusia berusaha keras dalam beribadah, amal tersebut tetap tidak sebanding dengan nikmat yang Allah berikan. Bahkan, jika amal ibadah dikompensasi dengan kenikmatan hidup yang Allah limpahkan, nilainya tetap tidak cukup untuk menebus semua karunia tersebut.
"Amal kita, ibadah kita, kalau dikompensasi dengan nikmat yang Allah berikan, tentu tidak seimbang," jelasnya.
Gus Baha lantas menceritakan sebuah kisah dari riwayat para ulama terdahulu. Ada seorang hamba yang beribadah selama 500 tahun tanpa pernah bermaksiat.
Baca Juga
Â
Kisah Masuk Surga karena Amal, Cuma Segini Lamanya
Ketika hamba ini dipertemukan dengan Allah, ia ditanya, "Kamu masuk surga karena apa?" Hamba itu menjawab dengan penuh keyakinan, "Karena ibadah saya, ya Allah."
Namun, Allah kemudian memutuskan bahwa surga yang diperoleh hamba itu hanya berlangsung selama 500 tahun, sesuai dengan jumlah tahun ibadahnya. "Ya sudah, surga kamu 500 tahun saja karena ibadahmu," kata Gus Baha, menirukan kisah tersebut. Hamba itu pun kaget dan menyadari bahwa surga yang selamanya hanya bisa diperoleh dengan rahmat Allah.
Dalam kisah itu, si hamba akhirnya meminta kepada Allah, "Ya Allah, surga yang Engkau berikan ini, aku ingin yang selamanya." Allah menjawab, "Kalau yang selamanya itu rahmat-Ku, bukan karena amalmu."
Gus Baha menggunakan kisah ini untuk menunjukkan bahwa anugerah dan rahmat Allah-lah yang membuat manusia bisa masuk ke surga selamanya.
Ia juga mengingatkan bahwa manusia harus sadar bahwa amal ibadah, betapapun besarnya, tetap terbatas.
"Kalau amal kamu terbatas, ya surganya sesuai amal kamu, ya terbatas," ucap Gus Baha. Oleh karena itu, manusia harus mengandalkan rahmat dan anugerah Allah untuk kehidupan abadi di surga.
Advertisement
Masuk Surga Karena Rahmat Allah SWT Kuncinya
Gus Baha mengajak umat untuk senantiasa beribadah dengan penuh keikhlasan, tanpa terlalu bergantung pada hitungan amal. Menurutnya, manusia harus menyadari bahwa semua yang diperoleh adalah karena kemurahan dan kasih sayang Allah.
"Kita ini masuk surga karena fadal (anugerah) Allah, bukan semata karena amal," tegasnya.
Pernyataan ini menegaskan pentingnya merendahkan hati dan mengakui keterbatasan manusia di hadapan Allah. Gus Baha mengajak umat untuk memperbanyak doa dan memohon rahmat Allah dalam setiap ibadah yang dilakukan, karena hanya dengan rahmat itu manusia bisa meraih surga yang abadi.
Ia juga memberikan pandangan bahwa rahmat Allah tidak boleh dianggap remeh. "Rahmat Allah itu luar biasa. Jangan pernah merasa amalmu cukup untuk menebus semua nikmat yang telah diberikan," tuturnya, memberikan pengingat yang mendalam.
Pandangan Gus Baha ini memberi pemahaman tentang hubungan antara amal dan rahmat. Bagi banyak orang, pengajian ini menjadi pengingat untuk tidak sombong dengan ibadah yang telah dilakukan. Sebaliknya, mereka harus terus memohon anugerah Allah agar selamat dunia dan akhirat.
Melalui gaya penyampaiannya yang penuh keakraban, Gus Baha berhasil menanamkan kesadaran bahwa betapapun banyaknya amal, rahmat Allah-lah yang paling menentukan. Kisah-kisah yang dibawakan dengan logika sederhana ini kerap menjadi inspirasi bagi umat yang ingin memperdalam pemahaman agamanya.
Dakwah Gus Baha yang ringan dan penuh humor kerap disambut dengan antusiasme. Pesan-pesannya meresap ke hati banyak orang, mengingatkan bahwa inti dari ibadah adalah keikhlasan, bukan hanya perhitungan amal yang kaku. Refleksi ini diharapkan memperkuat keimanan umat dalam menjalani kehidupan yang lebih bermakna.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Simak Video Pilihan Ini:
Advertisement