Liputan6.com, Bandung - Pikun adalah kondisi ketika seseorang butuh waktu lebih lama untuk mengingat atau lupa dengan apa yang mereka lakukan sebelumnya. Seiring bertambahnya usia, perubahan muncul di semua bagian tubuh, termasuk otak. Pikun atau dimensia sering terjadi kepada lansia.
Menurut Dosen Fakultas Ushuluddin Universitas PTIQ Jakarta, Amien Nurhakim, WHO mencatat saat ini ada lebih dari 55 juta orang di seluruh dunia menderita demensia, dan di setiap tahunnya ada hampir 10 juta kasus baru.
Baca Juga
"Demensia disebabkan oleh berbagai penyakit dan cedera yang memengaruhi otak," terang Amien dicuplik dari laman NU Online, Sabtu (2/11/2024).
Advertisement
Demensia biasa disebabkan oleh faktor umur meskipun tidak semua lansia mengalaminya. Penyebab meningkatnya risiko perkembangan demensia di antaranya adalah usia mencapai 65 atau lebih, hipertensi, diabetes, obesitas, rokok, alkohol, fisik yang kurang aktif, isolasi sosial hingga depresi.
Amien mengutip Khairil Umam, dkk, Senam Otak dapat Meningkatkan Fungsi Kognitif Lansia Penderita Demensia, [OAJJHS, 2021], hal. 11, demensia juga ditandai dengan terjadinya penurunan kemampuan seseorang dalam menjalani aktivitas sehari-hari, kesulitan dalam menyelesaikan masalah, penurunan keterampilan komunikasi dan penggunaan bahasa, serta kesulitan dalam mengendalikan emosi.
"Dalam pandangan Islam, demensia merupakan salah satu gejala lansia yang disebut dalam Al-Qur'an surat An-Nahl ayat 70," ujar Amien.
وَاللّٰهُ خَلَقَكُمْ ثُمَّ يَتَوَفّٰىكُمْ وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّرَدُّ اِلٰٓى اَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْ لَا يَعْلَمَ بَعْدَ عِلْمٍ شَيْـًٔاۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ قَدِيْرٌࣖ ٧٠
Artinya: “Allah telah menciptakanmu, kemudian mewafatkanmu. Di antara kamu ada yang dikembalikan pada usia yang tua renta (pikun) sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahakuasa.” (QS An-Nahl: 70).
Simak Video Pilihan Ini:
Fadhilah Membaca Al-Qur'an
Wahbah az-Zuhayli dalam tafsirnya menjelaskan tua renta dalam konteks ayat tersebut adalah pikun dan tidak setiap orang akan melalui fase ini. "Siapa pun yang membaca Al-Quran, maka tidak akan melalui fase ini." jjar ‘Ikrimah sebagaimana dikutip dalam At-Tafsirul Munir. (Wahbah bin Mushtafa az-Zuhaili, [Beirut: Darul Fikr, 1418], jilid XIV, hal. 178).
Selain itu, gambaran demensia juga merupakan salah satu bentuk kuasa Allah menjadikan sebagian orang kembali kepada usia yang dalam tanda kutip buruk.
Buruk di sini jelas Amien adalah orang tersebut seolah tidak mengetahui apa-apa, menjadi bodoh layaknya anak-anak, serta pelupa karena lemahnya ingatan. (Wahbah bin Mushtafa az-Zuhaili, jilid XIV, hal. 180).
"Para ahli telah memberi informasi terkait upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi demensia di usia tua," terang Amien.
Di antara upaya-upaya tersebut misalnya menjaga kualitas tidur hingga melatih kebugaran fisik dengan berolahraga seperti senam dan lain sebagainya seperti dikuitp dari Dessi Novita Sari, dkk, Pembinaan Kebugaran Jasmani dan Pelatihan Keterampilan Kreativitas Sebagai Upaya Mencegah Demensia, [JASO: Jurnal Pengabdian Masyarakat Olahraga dan Kesehatan, 2023], hal. 15].
Selain usaha lahiriah, tentunya sebagai seorang Muslim kita juga ditekankan untuk melakukan usaha-usaha batin seperti berdoa.
"Rasulullah saw mengajarkan umatnya untuk membaca doa supaya terhindar demensia pada usia tua kelak," jelas Amien.
Doa tersebut adalah:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أُرَدَّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ
Allâhumma innî a‘ûdzu bika minal-jubni wa a‘ûdzu bika an uradda ilâ ardzalil-‘umur.
Artinya: "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut dan aku berlindung kepada-Mu dari dikembalikan ke usia yang paling buruk (pikun)." (HR Ibnu Majah)
Advertisement
Doa Lain Pencegah Pikun di Usia Tua
Atau dalam redaksi riwayat Al-Bukhari dalam bab "Berlindung dari Usia Tua yang Buruk" sebagai berikut:
أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْبُخْلِ وَالْكَسَلِ وَأَرْذَلِ الْعُمُرِ وَعَذَابِ الْقَبْرِ وَفِتْنَةِ الدَّجَّالِ وَفِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ
A‘ûdzu bika minal-bukhli wal-kasali wa ardzalil-‘umuri wa ‘adzâbil-qabri wa fitnatid-dajjâli wa fitnatil-maḥyâ wal-mamât.
Artinya: "Aku berlindung kepada-Mu dari sifat kikir, kemalasan, usia yang paling buruk, siksa kubur, fitnah Dajjal, dan fitnah kehidupan serta kematian." (HR Al-Bukhari)
"Doa ini dibaca oleh Nabi saw selepas shalat lima waktu sebagaimana keterangan yang terdapat dalam salah satu riwayat Al-Bukhari dalam Shahih-nya," ungkap Amien.
Menurut Ibnu Ruslan, doa ini dianjurkan dibaca supaya kita tidak ditakdirkan mengalami demensia di masa tua.
Dijelaskan pula oleh Ibnu Ruslan, memohon perlindungan dari fase tersebut penting karena dampaknya yang menyebabkan kesedihan, gangguan akal, pancaindra, dan pengendalian emosi serta pemahaman.
Kondisi tersebut juga dapat memperburuk pandangan dan menyebabkan ketidakmampuan melakukan ibadah dikutip Amien dari Ibnu Ruslan, Syarh Sunan Abi Dawud, [Mesir: Darul Falah, 2016], jilid VII, hal. 383).
Senada dengan Ibnu Ruslan tambah Amien, Saifuddin ad-Dahlawi dalam Lama’atut Tanqih fi Syarh Misykatil Mashabih, [Damaskus: Darun Nawadir, 2014], jilid III, hal. 94, juga memaparkan bahwa panjang umur merupakan cita-cita banyak orang, dan sebaik-baiknya panjang umur dan usia tua adalah yang diisi dengan kebahagiaan dan ketaatan kepada Allah.
"Selain menyulitkan diri sendiri, demensia juga berpotensi membebani keluarga sebagaimana penuturan al-Mubarakfuri dalam Tuhfatul Ahwadzi," tukas Amien.
Bahkan lebih parah lagi apabila penderita demensia tidak memiliki keluarga yang dapat menopang dan merawatnya, maka derita yang dialaminya tentu lebih parah.
Permohonan perlindungan dari demensia dalam doa yang diajarkan oleh Rasulullah saw penting untuk diamalkan. Semoga kita dapat mengamalkannya di setiap selesai salat dan terhindar dari demensia di usia tua kelak.