Sukses

Sudah Dimaafkan tapi Urusan Akhirat belum Selesai, Ini Bahaya Ogah Minta Maaf Menurut UAH

Bahaya ogah minta maaf diungkap UAH.

Liputan6.com, Cilacap - Yang salah seharusnya mau minta maaf. Namun, terkadang, bagi sebagian orang meminta maaf dengan mengakui kesalahan yang dilakukan ini memang sangat berat.

Oleh sebab itu mengakui kesalahan dengan meminta maaf ini sangat mulia dalam pandangan agama Islam.

Namun demikian sebaliknya jika salah tapi tidak bersedia minta maaf, maka urusannya belum kelar hingga hari kiamat atau sampai di alam akhirat.

Pendakwah muda Muhamadiyah Ustadz Adi Hidayat (UAH) wanti-wanti perihal bahayanya orang salah yang tidak meminta maaf.

Seperti apa penjelasan UAH ini? Berikut ini ulasan selengkapnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Urusannya belum Selesai hingga Hari Kiamat

UAH menegaskan bahwa jika kita memafkan kesalahan orang, maka urusan kita dengannya otomatis selesai.

Namun jika ada orang salah tapi tidak mau meminta maaf maka urusannya dengan Allah dan orang yang seharusnya kita meminta maaf kepadanya belum selesai. Bahkan hingga saat kita hidup di akhirat, sampai dia meminta maaf.

“Kalau orang salah kita maafin urusan kita dengan dia selesai,” tegasnya dikutip dari tayangan YouTube Short @FirmanOddo-s79, Senin (04/11/2024).

“Tapi urusan dia dengan kita dan Allah belum selesai sepanjang dia belum minta maaf pada kita,” sambungya.

“Sampai akhirat kita tidak punya urusan sama dia, tapi dia punya urusan dengan Allah dan dosa-dosa yang telah dia lakukan kepada kita saat di dunia,” pungkasnya.

3 dari 3 halaman

Perintah untuk Meminta Maaf dan Memaafkan

Melansir halalmui.or.id, Tuntunan Islam untuk saling meminta dan memberi maaf terdapat di dalam Al-Qur’an. Misalnya Surat an-Nisa [4]: ayat 149. “Jika kamu menyatakan sesuatu kebajikan, menyembunyikannya atau memaafkan suatu kesalahan (orang lain), maka sungguh, Allah Maha Pemaaf, Maha Kuasa.”

Surat Al-A’raf [7]: ayat 199. “Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh.”

Surat Asy-Syura [42]: ayat 40. “Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barang siapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim.”

Surat Asy-Syura [42]: ayat 43. “Tetapi barang siapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia.” Juga Surat Ali Imran [3]: ayat 133-134. “Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas angit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa, “(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.”

Penulis: Khazim Mahrur/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul