Liputan6.com, Jakarta - Hubungan rumah tangga sering kali diuji oleh perkara-perkara kecil yang bisa berujung besar. Dalam ceramahnya, Ustadz Das'ad Latif membagikan kisah lucu tentang dinamika rumah tangga, terutama mengenai kesalahan yang sulit dilupakan oleh para istri.
Pesan penuh canda ini sukses menghibur sekaligus memberikan pelajaran mendalam tentang komunikasi dan kesabaran dalam keluarga.
Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @mediaislami578, Ustadz Das'ad Latif menceritakan bagaimana perkara kecil, seperti pesan WhatsApp yang salah kirim, dapat memicu pertengkaran besar antara suami dan istri. “Apa ini WhatsApp-mu? Ada lope-lope segala,” ujar Ustadz Das'ad, menirukan nada marah istri yang salah paham.
Advertisement
Kisah ini mencerminkan bagaimana salah sangka bisa berujung pada kemarahan yang tak kunjung selesai.
Humor ini tidak berhenti di situ. Ustadz Das'ad menyebut bahwa para istri sering dijuluki "ahli sejarah" karena kemampuan mereka mengingat kesalahan suami hingga bertahun-tahun lamanya. Bahkan, kesalahan yang sudah lama diselesaikan tetap bisa muncul dalam perdebatan baru.
“Salah kita sekali, sampai mati diingatnya,” tambahnya, disambut tawa jamaah yang hadir.
Namun, di balik kelucuan ini, Ustadz Das'ad ingin menekankan pentingnya saling memaafkan dalam rumah tangga. Menyimpan dendam atau mengingat-ingat kesalahan masa lalu hanya akan menambah beban emosional.
"Padahal, hidup akan lebih damai kalau kita bisa saling memahami dan memaafkan," tegasnya. Kebahagiaan dalam keluarga membutuhkan kelapangan hati dan kesediaan untuk melupakan kesalahan kecil.
Ia juga memberi contoh situasi yang sering terjadi. Kadang, perkara yang terlihat sepele bisa diperbesar hanya karena salah tafsir. Ustadz Das'ad menggambarkan bagaimana pasangan bisa bertengkar seharian hanya karena satu pesan yang tidak bermaksud buruk. "Kadang-kadang, persoalan sederhana ini kalau kita besar-besarkan, akhirnya jadi masalah serius," ungkapnya.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Ceramah Sentil Perempuan
Ceramah Ustadz Das'ad juga menyentil kebiasaan suami yang sering merasa terpojok ketika kesalahan mereka terus-menerus diungkit. Di sisi lain, istri juga merasa perlu mengingatkan untuk mencegah hal serupa terulang. "Ibu-ibu itu kuat sekali mengingat kejadian masa lalu," ucapnya. Sebuah candaan yang menyadarkan tentang pentingnya komunikasi efektif dan saling pengertian.
Tidak lupa, Ustadz Das'ad memberikan nasihat kepada para suami untuk lebih sabar menghadapi istrinya. Sebagai kepala keluarga, suami diharapkan mampu mengayomi dan meredakan ketegangan dengan cara yang bijak. “Sabar itu memang mahal, tapi hasilnya akan sangat berharga,” tambahnya. Ceramah ini memberikan pengingat akan pentingnya peran suami dalam menjaga keharmonisan rumah tangga.
Ustadz Das'ad juga menganjurkan agar setiap pasangan lebih memilih menyelesaikan masalah dengan kepala dingin. Humor yang diselipkan dalam ceramahnya bertujuan agar pesan-pesan penting bisa diterima dengan lebih ringan dan mudah diingat. “Kadang, dengan sedikit canda, suasana rumah tangga bisa kembali hangat,” katanya, mengundang senyum jamaah.
Lebih jauh, Ustadz Das'ad menyoroti pentingnya menjaga komunikasi yang sehat. Menghindari kesalahpahaman, seperti salah kirim pesan atau menaruh curiga berlebihan, bisa membantu mempererat hubungan. “Semua bisa diselesaikan dengan komunikasi yang baik,” ujarnya. Nasihat ini menekankan bahwa kejujuran dan kepercayaan menjadi fondasi kokoh dalam pernikahan.
Sikap mengingat kesalahan pasangan terus-menerus, menurut Ustadz Das'ad, justru bisa menjadi penyebab retaknya hubungan. Ia mengajak para istri untuk mencoba memaafkan dan melupakan. Begitu pula dengan suami, diajak untuk tidak meremehkan perasaan istri. Harmoni dalam rumah tangga dapat tercapai ketika kedua belah pihak saling menghormati dan memahami.
Tidak sedikit jamaah yang terhibur, namun juga mendapatkan hikmah dari ceramah tersebut. Pesan yang disampaikan Ustadz Das'ad penuh dengan kearifan lokal dan realitas hidup berumah tangga. "Kita perlu ingat, setiap orang pasti pernah berbuat salah," ujarnya. Karena itu, memperbesar persoalan sepele tidak akan membawa kebaikan, justru hanya menambah ketegangan.
Advertisement
Masalah Kecil Jangan Sampai Membesar
Dalam kehidupan rumah tangga, tidak jarang suami istri terjebak dalam siklus perdebatan yang berulang. Ustadz Das'ad mengingatkan bahwa menyelesaikan masalah dengan memaafkan adalah solusi terbaik. Ketenangan dan kebahagiaan akan lebih mudah diraih jika masing-masing bisa bersikap dewasa dalam menghadapi persoalan. “Jangan sampai perkara kecil merusak hubungan yang sudah dibangun bertahun-tahun,” pesannya.
Ceramah ini memberikan contoh nyata bagaimana humor bisa menjadi cara efektif untuk menyampaikan pesan moral. Ustadz Das'ad dikenal dengan gaya dakwah yang menghibur namun tetap penuh hikmah. Melalui pendekatan ini, jamaah merasa lebih dekat dan mudah memahami ajaran Islam dalam konteks kehidupan sehari-hari.
Terakhir, Ustadz Das'ad mengingatkan bahwa semua pasangan memiliki tantangan masing-masing. Namun, dengan saling menghargai dan sabar, segala persoalan bisa diatasi. "Kuncinya adalah jangan memperpanjang masalah kecil," ujarnya. Pesan ini diharapkan bisa menjadi pengingat bagi suami istri untuk selalu menjaga keharmonisan rumah tangga.
Rumah tangga yang damai dan bahagia menjadi impian semua pasangan. Ustadz Das'ad Latif berharap setiap pasangan bisa mengambil pelajaran dari ceramahnya. Dengan saling memaafkan, setiap perbedaan bisa disatukan untuk menciptakan keluarga yang harmonis dan diridhai oleh Allah SWT.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul