Sukses

Tak Ada yang Bisa Jamin Kita Mati Bawa Islam, Ini Cara Beriman hingga Akhir Hayat Menurut Ustadz Das'ad Latif

Ustadz Das’ad menambahkan, makanan yang haram tidak hanya berdampak pada tertolaknya doa, tetapi juga pada kelangsungan iman seseorang. Menurutnya, seseorang yang sering mengonsumsi barang haram bisa terhalang mendapatkan ilmu dan cahaya Allah.

Liputan6.com, Jakarta - Membawa iman hingga akhir hayat adalah cita-cita setiap Muslim, namun siapa yang bisa menjamin hal itu dapat tercapai? Ustadz Das’ad Latif mengingatkan akan pentingnya menjaga diri dari hal-hal yang diharamkan, terutama yang masuk ke dalam tubuh.

Mengonsumsi makanan dan harta haram, katanya, dapat menjadi penghalang untuk mencapai keselamatan di akhirat.

Dalam sebuah ceramah yang dikutip dari kanal YouTube @TEROMPAH165, Ustadz Das’ad mengingatkan bahaya mengonsumsi barang haram. Menurutnya, orang yang memasukkan makanan haram ke dalam tubuhnya akan sulit dikabulkan doanya.

“Tidakkah ulama mengajarkan, orang yang memasukkan barang haram ke dalam perutnya, 40 hari 40 malam ia tidak diijabah doanya,” ungkapnya.

Hal ini sejalan dengan hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang menunjukkan pentingnya menjaga kesucian makanan. Rasulullah SAW pernah berpesan kepada sahabat Sa’d radliyallahu ‘anhu agar menjaga kehalalan makanan. "Wahai Sa’d, perbaikilah makananmu, niscaya doamu mustajab,” pesan Rasulullah.

Ustadz Das’ad menambahkan, makanan yang haram tidak hanya berdampak pada tertolaknya doa, tetapi juga pada kelangsungan iman seseorang. Menurutnya, seseorang yang sering mengonsumsi barang haram bisa terhalang mendapatkan ilmu dan cahaya Allah. Ia menegaskan, “Yang mengonsumsi barang haram, ilmunya tidak akan bermanfaat.”

Tertulis dalam kitab Ihya ‘Ulumuddin, Imam al-Ghazali menyatakan bahwa orang yang makan makanan haram cenderung melakukan maksiat. “Siapa saja yang makan makanan yang haram, maka bermaksiatlah anggota tubuhnya, mau tidak mau,” ungkap Imam al-Ghazali, menegaskan betapa berbahayanya konsumsi barang haram bagi moralitas seseorang.

Ustadz Das’ad kemudian menjelaskan bahwa dampak makanan haram tidak hanya dirasakan oleh individu, tetapi juga berdampak pada keturunan. Makanan haram yang menjadi darah daging dapat memengaruhi kepribadian dan akhlak anak-anak.

“Kalau kita beri anak-anak kita makanan haram, jangan kaget kalau mereka sulit jadi anak saleh,” tambahnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Kisah Sahabat soal Barang Haram

Dalam hal ini, para ulama juga telah lama mengingatkan umat agar berhati-hati. Ustadz Das’ad menyarankan agar makanan syubhat juga sebaiknya dihindari, karena hal itu bisa menjadi benteng dari perkara haram. Rasulullah bersabda, “Siapa saja yang jatuh kepada perkara syubhat, maka ia akan terjatuh kepada perkara haram.”

Sikap waspada terhadap makanan haram pernah dicontohkan oleh Abu Bakar ash-Shiddiq. Suatu ketika, Abu Bakar tanpa sadar memakan makanan yang didapat dari cara yang tidak halal. Menyadari hal itu, ia langsung memuntahkan makanan tersebut. Tindakan ini menunjukkan betapa hati-hatinya para sahabat dalam menjaga kehalalan konsumsi.

Tak hanya dalam hal makanan, Ustadz Das’ad juga menyinggung pentingnya berhati-hati dalam mencari nafkah. Menurutnya, seseorang yang mencari rezeki dengan cara haram, meskipun hasilnya melimpah, tidak akan mendapat berkah. “Apa gunanya banyak kalau akhirnya menggerogoti iman?” katanya tegas.

Bahaya mengonsumsi barang haram juga terkait erat dengan dosa-dosa yang bisa menghalangi seseorang dalam beribadah. Imam Sufyan al-Tsauri pernah berkata bahwa ia terhalang menunaikan qiyamullail selama lima bulan karena dosa yang ia perbuat. Hal ini menunjukkan bahwa kemaksiatan yang berawal dari makanan haram dapat mengurangi semangat beribadah.

Ancaman lain yang disampaikan Ustadz Das’ad adalah siksa di akhirat bagi yang memakan makanan haram, seperti disebutkan dalam Al-Quran. Salah satunya ancaman bagi pemakan harta anak yatim, yang digambarkan seperti menelan api di dalam perutnya. “Jangan sampai makanan haram ini jadi api yang menyala-nyala di neraka,” ujarnya memperingatkan.

Tak hanya menyampaikan ancaman, Ustadz Das’ad juga memberikan solusi agar umat Muslim dapat terhindar dari barang haram. Menurutnya, memperbanyak sedekah dan doa adalah cara untuk menjaga diri dari rezeki yang tidak halal. Dengan begitu, doa-doa kita lebih mudah dikabulkan dan dijauhkan dari barang yang haram.

3 dari 3 halaman

Agar Terhindar Hal Haram

Dalam ceramahnya, ia juga mengingatkan bahwa berdoa agar diberikan rezeki yang halal adalah kewajiban setiap Muslim. “Doa saja, minta rezeki yang halal dan barakah, biar Allah jaga kita dari hal-hal yang tidak baik,” tuturnya dengan penuh keyakinan.

Ustadz Das’ad juga menyarankan agar orang tua selalu menasehati anak-anak mereka tentang pentingnya mencari nafkah yang halal. Nasehat ini dapat menjadi pengingat bagi generasi muda agar tidak tergoda dengan jalan pintas yang tidak halal dalam mencari rezeki.

Selain itu, ia juga mengajak umat untuk saling mengingatkan pentingnya menjaga diri dari barang haram. Bagi Ustadz Das’ad, mengingatkan saudara seiman adalah bentuk kepedulian agar mereka tidak tergelincir dalam dosa yang sama.

Pesan Ustadz Das’ad ini penting untuk dihayati, terutama dalam zaman sekarang, ketika godaan untuk mendapatkan uang dengan cara mudah semakin besar. Ia menegaskan, “Hati-hati, apa yang kita konsumsi itu bukan hanya untuk tubuh, tapi juga untuk jiwa.”

Ceramah Ustadz Das’ad di kanal YouTube tersebut menutup dengan pesan penuh hikmah agar umat Muslim senantiasa menjaga kehalalan rezeki. Menurutnya, menjaga kehalalan rezeki sama dengan menjaga keimanan yang akan kita bawa hingga akhir hayat.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul