Liputan6.com, Jakarta - Seorang muslim dianjurkan untuk belajar tajwid supaya bisa membaca Al-Qur'an dengan benar. Sebagaimana diketahui, membaca Al-Qur'an begitu besar fadhilahnya.
Namun, diakui atau tidak, banyak di antara kita yang tak paham, atau bahkan sama sekali tidak tahu ilmu tajwid. Jika demikian, pertanyaan yang muncul kemudian, bolehkah orang tersebut membaca Al-Qur'an?
Advertisement
Baca Juga
Apabila tetap membaca Al-Qur'an walau tidak tahu tajwid, apakah berdosa?
Penjelasan Buya Yahya mengenai hukum membaca Al-Qur'an bagi orang yang tak mengerti ilmu tajwid menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Minggu (10/11/2024).
Artikel kedua yang juga menyita perhatian adalah apabila seseorang ngantuk berat, lebih baik mana, sholat atau tidur dulu?
Sementara, artikel ketiga terpopuler yakni penjelasan mengejutkan Gus Baha bahwa amal sholeh berlebihan itu berbahaya untuk agama.
Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.
Simak Video Pilihan Ini:
1. Belum Bisa Tajwid, Dosakah jika Baca Al-Qur’an? Ini Kata Buya Yahya
Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk dipelajari, diamalkan, dan menjadi pedoman hidup umat Islam agar selamat di dunia dan akhirat. Selain itu, membacanya juga bernilai ibadah.
Membaca Al-Qur’an merupakan ibadah yang akan mendatangkan manfaat bagi pembacanya. Bukan hanya pahala, tapi muslim yang gemar membaca kitab suci tersebut akan diberikan syafaat di hari kiamat kelak.
Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bacalah Al-Qur’an karena pada hari kiamat, ia akan datang sebagai syafaat untuk para pembacanya.” (HR. Muslim no. 804).
Seperti halnya sholat, membaca Al-Qur’an juga ada aturannya. Muslim harus belajar kaidah ilmu tajwid agar bacaannya tartil dan sesuai dengan maknanya.
Dalam Al-Qur’an surah Al Muzammil ayat 4, Allah SWT menyebutkan bahwa,
وَرَتِّلِ الْقُرْاٰنَ تَرْتِيْلًاۗ
Artinya: “...dan bacalah Al-Qur’an secara tartil...” (QS Al Muzammil: 4).
Jika belum bisa ilmu tajwid, apakah membaca Al-Qur’an bisa menjadi dosa? Simak berikut penjelasan Pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya.
Advertisement
2. Ngantuk Berat, Sebaiknya Sholat atau Tidur Dulu? Buya Yahya Menjawab
Setiap muslim menjalankan berbagai aktivitas untuk mengisi harinya. Kadang kala aktivitasnya tersebut membuat dia lelah sehingga perlu istirahat.
Kendati aktivitas hariannya padat hingga waktu tidurnya berkurang, muslim tetap harus melaksanakan sholat sebagai salah satu kewajiban yang harus dikerjakan.
Ketika kurang istirahat sehingga ngantuk berat saat waktu sholat tiba, sebaiknya muslim melakukan sholat atau tidur dulu? Untuk menjawab ini, mari simak penjelasan Pengasuh Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya berikut.
Dalam menjawab pertanyaan tersebut, Buya Yahya mengutip mengutip sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Sayyidah Aisyah RA.
إذا نعسَ أحدُكم في الصَّلاةِ فليرقد حتَّى يذْهبَ عنْهُ النَّومُ فإنَّ أحدَكم إذا صلَّى وَهوَ ناعسٌ لعلَّهُ يذْهبُ يستغفرُ فيسبُّ نفسَهُ
Artinya: "Jika salah seorang di antara kalian tertidur ketika sedang sholat, maka hendaklah ia berbaring sampai rasa kantuknya hilang, karena jika salah seorang di antara kalian sholat dalam keadaan mengantuk, mungkin dia akan pergi meminta ampun dan melaknat dirinya sendiri." (HR Imam Bukhari dan Muslim).
3. Beramal Soleh Berlebihan Itu Bahaya bagi Agama Kata Gus Baha, Kok Bisa Gus?
Amal soleh ialah sikap sungguh-sungguh untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Beramal sholeh merupakan perintah agama.
Namun jika beramal soleh secara berlebihan (over) sehingga melalaikan kebaikan yang merupakan juga bentuk kesalehan sosial seperti membantu orang dan lain sebagainya menurut Gus Baha ini bisa membahayakan agama.
“Jadi kesalehan-kesalehan yang over itu akan bahaya bagi agama,” terangnya dikutip dari tayangan YouTube Short Santri TV, Sabtu (09/11/2024).
“Ya, akan bahaya bagi agama,” kembali Gus Baha mengulangi perkataannya.
Ulama yang merupakan murid Mbah Moen mengutarakan hal ini karena sangat penting dan kerap terjadi di tengah-tengah masyarakat.
Tentu saja kita pernah menjumpai seseorang yang asyik beribadah kepada Allah SWT, namun acuh terhadap permasalahan yang ada di lingkungan sosialnya.
Advertisement