Liputan6.com, Jakarta - Kisah jenaka Abu Nawas yang terkenal akan kecerdasannya kembali mengundang tawa. Kali ini, cerita datang dari upaya Abu Nawas dalam menyembuhkan Khalifah Harun al-Rasyid, yang sedang menderita penyakit misterius. Dengan gejala suhu tubuh panas, pegal, dan kaku hingga membuatnya tak mampu berjalan, sang khalifah mencari segala cara untuk sembuh.
Merasa sudah lelah menahan sakit, Harun al-Rasyid memutuskan untuk mengundang para tabib terkemuka dari penjuru Baghdad.
Sayangnya, semua usaha itu tidak membawa hasil. Meskipun berbagai ramuan telah dicoba, kondisinya tidak kunjung membaik. Raja Harun al-Rasyid akhirnya memutuskan untuk mengadakan sayembara khusus demi mencari obat bagi penyakitnya.
Advertisement
Sayembara itu pun disambut antusias oleh para tabib dan orang-orang berilmu dari segala penjuru. Namun, tak ada seorang pun yang berhasil menemukan cara untuk menyembuhkan sang khalifah.
Saat harapan mulai memudar, tiba-tiba muncul sosok Abu Nawas yang mendatangi istana dengan tujuan ikut serta dalam sayembara.
Hal ini membuat sang khalifah terkejut. "Hah! Kamu kan bukan tabib. Bagaimana bisa menyembuhkanku?" ucap Harun al-Rasyid dengan penuh keraguan.
Abu Nawas, dengan gaya santainya, tersenyum dan berkata, "Penyakit yang Paduka rasakan itu gampang sekali obatnya." Khalifah pun penasaran dengan solusi yang ditawarkan oleh Abu Nawas.
Baca Juga
Dengan yakin, Abu Nawas mengatakan bahwa obat yang dibutuhkan sangat sederhana, yaitu "telur unta."
Simak Video Pilihan Ini:
Perintah Abu Nawas Cari Telur Unta
Mendengar permintaan yang aneh ini, khalifah bingung. "Carilah telur unta di kota Baghdad ini," ujar Abu Nawas tanpa ragu. Khalifah merasa aneh namun tetap memutuskan untuk mengikuti saran Abu Nawas, berharap ini bisa menjadi solusi atas sakitnya.
Maka, berangkatlah Harun al-Rasyid bersama para pengawalnya mengelilingi pasar-pasar dan penjuru kota Baghdad. Mereka mencari telur unta seperti yang diminta Abu Nawas. Meski seluruh Baghdad telah dijelajahi, hasilnya nihil. Tidak ada yang menemukan barang yang bahkan tidak mungkin ada, sebab unta adalah hewan yang tidak bertelur.
Dalam perjalanannya, sang khalifah mulai merasa lelah dan marah. Ia merasa Abu Nawas hanya mempermainkannya. “Abu Nawas pasti sedang mempermainkanku,” ucapnya geram. Namun, ia tetap melanjutkan pencarian, meskipun hatinya sudah mulai ragu. Dalam benaknya, ia bertanya-tanya, mungkinkah Abu Nawas hanya bercanda?
Pada malam harinya, sang khalifah kembali ke istana tanpa membawa apa pun kecuali kelelahan. Keesokan paginya, khalifah memanggil Abu Nawas ke istana. Ketika Abu Nawas datang, Harun al-Rasyid langsung menegurnya, "Beraninya kau mempermainkanku, Abu Nawas! Di mana bisa menemukan telur unta?”
Abu Nawas tersenyum dan dengan tenang menjawab, "Tunggu dulu, Baginda. Bolehkah aku bertanya, bagaimana kondisi tubuh Baginda saat ini?" Sang khalifah terdiam sejenak dan menyadari sesuatu yang aneh. "Alhamdulillah, mendingan sih," jawab Harun al-Rasyid dengan nada heran.
Advertisement
Ternyata Sembuh dengan Mudah, Cara Abu Nawas Ajaib
Mendengar hal itu, Abu Nawas hanya tersenyum, "Alhamdulillah. Itu artinya, Paduka hanya butuh gerak." Sang khalifah tersadar bahwa lelah dan gerakan yang ia lakukan dalam pencarian telur unta tersebut ternyata membuat tubuhnya terasa lebih baik.
Sadar bahwa ia telah diperdaya secara halus, Harun al-Rasyid justru tertawa terbahak-bahak. Ia tak marah sedikit pun pada Abu Nawas, yang dengan cara kocak dan tak terduga berhasil menyembuhkannya. Bagi khalifah, pengalaman ini adalah pelajaran berharga tentang pentingnya pergerakan fisik bagi kesehatan.
Cerita tentang "telur unta" ini pun menjadi buah bibir di kalangan istana dan masyarakat. Mereka kagum akan kecerdikan Abu Nawas yang mampu memecahkan masalah dengan cara tak terduga. Kisah ini semakin meneguhkan reputasi Abu Nawas sebagai sosok yang cerdas, unik, dan memiliki cara pandang berbeda dalam menyelesaikan masalah.
Abu Nawas berhasil menunjukkan bahwa solusi kesehatan tidak selalu datang dari ramuan atau tabib, tetapi kadang bisa berasal dari hal sederhana seperti bergerak dan beraktivitas. Ia berhasil membuat sang khalifah bergerak tanpa sadar, menghilangkan rasa sakit yang diderita selama ini.
Dengan kecerdasannya, Abu Nawas tidak hanya berhasil menyembuhkan khalifah tetapi juga memberikan pelajaran penting bahwa terkadang obat terbaik datang dari tindakan yang tidak terduga.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul