Sukses

Sholat Tidak Pakai Peci, Apakah Kurang Afdhol? Buya Yahya Menjawab

Buya Yahya mengatakan, pada dasarnya tidak masalah seorang muslim melaksanakan sholat tanpa menggunakan penutup kepala seperti peci, kopiah, atau sejenisnya. Sebab, peci bukan perlengkapan yang wajib dipakai saat sholat.

Liputan6.com, Jakarta - Ulama kharismatik KH Yahya Zainul Ma’arif atau Buya Yahya mendapat satu pertanyaan menarik dari jemaahnya dalam sebuah kajian Al Bahjah. Pertanyaan tersebut tentang sholat. Apakah sholat tanpa menggunakan peci atau kopiah membuat pahalanya berkurang dan sholatnya kurang afdhol?

Buya Yahya mengatakan, pada dasarnya tidak masalah seorang muslim melaksanakan sholat tanpa menggunakan penutup kepala seperti peci, kopiah, atau sejenisnya. Sebab, peci bukan perlengkapan yang wajib dipakai saat sholat.

“Uang paling bermasalah adalah sudah pakai peci gak sholat, itu masalah berat.  Yang bermasalah kedua adalah sudah nggak pakai peci nggak sholat. Akan tetapi, kalau sudah sholat tidak akan bermasalah biarpun gak pakai peci,” jelas Buya Yahya, dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Kamis (14/11/2024).

Buya Yahya menjelaskan, masalah pakai peci atau tidak hanyalah untuk kesempurnaan sholat. Sejatinya, ketika menghadap Allah SWT muslim memakai pakaian yang Dia senangi. Bila perlu pakai imamah atau serban. 

“Anda mau pakai (menghadap-red) bupati aja gak mungkin pakai kaos oblong, apalagi gubernur. Anda pasti menggunakan pakaian yang rapi. Ini bagaimana bertemu dengan Allah? Pakai minyak wangi, pakai baju terbagus kalau bisa. Lilitkan sesuatu di kepala, penutup imamah. Anda pakai serban. Itu kesunnahan, kesempurnaan dalam melakukan ibadah,” tutur Buya Yahya.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Tanpa Peci Tetap Sah Sholatnya

Buya Yahya menekankan bahwa sholat tanpa peci ibadahnya tetap sah. Bahkan, bermakmum kepada imam yang tanpa menggunakan kopiah pun juga sah. Buya Yahya memandang memakai peci atau tidak bukan masalah yang berarti dalam sholat. 

“Jadi, tidak pakai kopiah adalah sah. Kalau sekadar keabsahan, Anda pakai kolor yang hanya menutup lutut sampai pusat saat jadi imam khutbah Jumat juga bisa, sah. Cuma kayaknya dia baru masuk rumah sakit, kok jadi imam gak tau diri (tidak memperhatikan adab berpakaian dalam ibadah),” imbuh Buya Yahya.

Buya Yahya mengimbau kepada muslim bahwa dalam urusan kemasyarakatan selagi bukan sesuatu yang haram tidak perlu keras. Kalau sekadar imbauan menggunakan peci tidak masalah, tapi jangan menganggap orang yang tidak berpeci sholatnya tidak sah dan keliru.

“Terkadang menjadi memberatkan. Dipikir tidak pakai kopiah tidak sah, sehingga waktu kopiahnya hilang tidak sholat karena menganggap tidak pakai kopiah sholatnya tidak sah,” ujar Buya Yahya.

3 dari 3 halaman

Pesan Buya Yahya

Meski tidak masalah sholat tanpa berpeci, Buya Yahya kembali menekankan agar muslim memperhatikan adab-adab sholat agar ibadahnya semakin sempurna. Memakai peci untuk termasuk bagian dari kesempurnaan sholat.

“Masalah adab dan kesempurnaan sholat perlu kita hadirkan. Cuma kita harus bisa memandang segala sesuatu yang bukan wajib jangan jangan dikatakan wajib. Selagi bukan keharaman, jangan dikatakan haram,” katanya.

Buya Yahya berpesan agar umat Islam tidak memandang sebelah mata orang yang sholat tanpa menggunakan peci. Termasuk juga jika dia tidak memakai busana muslim seperti koko atau gamis bagi pria saat mengenakan sholat.

Buya Yahya pernah bertemu dengan orang yang selalu menggunakan baju putih saat sholat. Tak disangka, orang tersebut menjelekkan muslim lainnya yang memakai sholat menggunakan batik.

“Jawabannya adalah pakai baju putih adalah sunnah dan menggunakan baju batik yang menutup aurat adalah melaksanakan kewajiban. Yang jelek adalah menjelekkan orang kayak gitu. Ente bahaya, merendahkan orang pakai baju batik, ente yang masalah,” kata Buya Yahya.

Wallahu a’lam.