Liputan6.com, Jakarta - Dalam hadis disebutkan bahwa ‘Ridhallahi fi ridhal walidain wa sukhtullah fi shukhtil walidain’, yang artinya rida Allah tergantung dari rida kedua orang tua dan kemurkaan Allah bergantung dari kemurkaan orang tua." (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, Hakim). Berbakti kepada orang tua merupakan kewajiban bagi setiap anak.Â
Namun dalam kenyataannya tidak semua anak selalu berbakti kepada orang tua. Seperti halnya diceritakan dalam kisah pemuda Bani Israil bernama Juraij, seorang ahli ibadah dari Bani Israil yang pernah tidak memenuhi permintaan ibunya.
Baca Juga
Simak berikut kisah Juraij yang diceritakan oleh pendakwah kondang Ustadz Das’ad Latif, dinukil dari tayangan YouTube Santri Itu Keren, Kamis (14/11/2024).
Advertisement
Dikisahkan, suatu ketika Juraij yang ahli ibadah itu tengah melaksanakan sholat sunnah. Tiba-tiba sang ibunda memanggilnya. Juraij bingung, meneruskan sholat atau membatalkannya untuk memenuhi panggilan ibu.
Ibu Juraij terus memanggil anaknya berulang kali, namun tidak ada respons. Hal itu membuat ibunya kecewa. Sang ibu sebenarnya tidak tahu anaknya sedang sholat.
"Marah ibunya dan bersumpah. Ya Allah jangan mati Juraij sebelum ketemu orang jahat," kisah Ustadz Das'ad Latif.
Â
Saksikan Video Pilihan Ini:
Difitnah Berzina
Ringkas kisah, akhirnya Juraij difitnah. Seorang perempuan cantik mengaku hamil karena Juraij, lalu dia berteriak mengelilingi kampung.
"Saudara-saudara sekalian, kamu tahu Juraij, kamu kenal Juraij? Ya, itu yang kerjanya ibadah saja, berdizikir saja, mengaji saja. Nih saya hamil, dia yang hamili saya," ucap perempuan itu.
Juraij difitnah hingga satu kampung membencinya. Bahkan, tempat ibadah dia dirobohkan oleh orang-orang di kampungnya.
Juraij mencoba melakukan pembelaan. "Bukan saya," kata Juraij. Akan tetapi, orang-orang di kampungnya tidak percaya omongan Juraij, malah melemparinya hingga giginya terjatuh.
"Demi Allah bukan saya, kita tunggu sampai bayinya lahir. Kita tunggu dan kita tanya, siapa bapaknya," ucap Juraij.
Advertisement
Bayi Bicara Kebenaran
Setelah wanita itu melahirkan, Juraij meminta bayi yang masih merah itu berbicara yang sebenarnya. "Wahai bayi. Ngomong kau, siapa bapakmu?" tanya Juraij.
Atas izin Allah, bayi itu berkata, "Bapakku bukan Juraij, bapakku pengembala kambing di desa sebelah."
Berkat kesalehannya, pemuda ahli ibadah itu bebas dari fitnah wanita pezina. Orang-orang yang telah merobohkan tempat ibadahnya ingin membangun kembali dengan emas dan perak, namun Juraij menolaknya.
Dari kisah ini dapat dipetik hikmah bahwa ketika muslim sedang melaksanakan sholat sunnah lalu mendengar panggilan orang tuanya, maka yang lebih utama adalah menghentikan sholatnya untuk menjawab panggilan orang tua. Hal ini pernah disebutkan oleh Syaikh Ibrahim Al-Baijuri dalam kitabnya Hasyiyah Al-Bajuri.
Wallahu a’lam.