Liputan6.com, Jakarta - Ustadz Das'ad Latif kembali menarik perhatian dengan ceramahnya yang khas, penuh humor sekaligus sindiran tajam. Dalam salah satu ceramahnya, ia membahas tentang pentingnya memakmurkan masjid dan bagaimana setiap orang bisa berkontribusi sesuai kemampuannya.
Dalam ceramah yang dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @Kanalkita71, Ustadz Das'ad Latif menyampaikan sindiran kocak tentang fenomena masjid megah namun sepi jamaah.
Dengan gaya bicaranya yang santai, ia berhasil menghibur sekaligus memberikan pesan mendalam.
Advertisement
“Yang memakmurkan masjid itu ada dua golongan,” ujar Ustadz Das'ad. Golongan pertama adalah mereka yang membangun masjid.
“Kalau bisa bangun masjid, alhamdulillah. Tapi kalau nggak bisa, ada golongan kedua mereka yang datang berjamaah ke masjid,” lanjutnya.
Ia menyoroti betapa pentingnya kehadiran jamaah untuk menghidupkan masjid. Dalam pengalamannya, ia sering melihat masjid-masjid besar dengan fasilitas lengkap, namun hanya sedikit orang yang datang untuk salat berjamaah.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Begini Sindiran Ustadz Das'ad Latif
“Alhamdulillah, saya beberapa kali datang ke tempat ini. Masyaallah, masjid selalu penuh,” kata Ustadz Das'ad memuji jamaah yang rajin hadir. Namun, ia menambahkan sindiran yang mengundang tawa, “Apalagi kalau Subuh, wah... penuh sampai luar. Tapi yang di dalam kosong, rata-rata di dalam orang-orang yang sudah pensiun, sudah muka-muka sakaratul maut.”
Sindiran ini menyentuh realitas bahwa banyak jamaah yang baru rajin ke masjid setelah usia senja. Ia menegaskan, masjid seharusnya dipenuhi oleh semua kalangan, termasuk yang masih muda.
Ustadz Das'ad juga menyoroti fenomena masjid yang megah, namun aktivitas di dalamnya minim. “Masjidnya bagus, AC-nya dingin, karpetnya tebal. Tapi sayang, yang datang cuma sedikit. Itu tandanya masjidnya penuh sampai luar... kosong di dalam,” ujar Ustadz Das'ad dengan nada bercanda.
Sindiran ini tidak hanya sekadar lelucon, tetapi juga mengandung pesan penting. Ia mengingatkan bahwa memakmurkan masjid bukan hanya tentang membangunnya secara fisik, tetapi juga tentang mengisinya dengan aktivitas ibadah dan jamaah yang konsisten.
Dalam ceramah tersebut, Ustadz Das'ad mengajak setiap orang untuk berkontribusi sesuai kemampuannya. “Kalau nggak bisa nyumbang bangun masjid, ya datanglah berjamaah. Kalau nggak bisa juga, minimal ajak orang lain,” katanya.
Pesan ini menekankan bahwa setiap individu memiliki peran dalam memakmurkan masjid. Tidak ada alasan untuk tidak berkontribusi, sekecil apapun itu.
Advertisement
Memakmurkan Masjid Investasi Akhirat
Menurut Ustadz Das'ad, masjid adalah pusat kehidupan umat Islam yang harus dihidupkan, bukan hanya untuk salat, tetapi juga untuk kegiatan keagamaan lainnya. Ia berharap masjid tidak hanya menjadi tempat ibadah formal, tetapi juga tempat berkumpulnya umat untuk memperkuat ukhuwah.
Sindiran humoris Ustadz Das'ad selalu berhasil menyampaikan pesan dengan cara yang ringan, namun tetap mengena. Ia ingin umat Islam menyadari bahwa kehadiran di masjid bukan hanya kewajiban, tetapi juga bentuk cinta kepada agama.
Ia juga mengingatkan bahwa memakmurkan masjid adalah investasi akhirat. “Masjid itu rumah Allah. Kalau kita ikut memakmurkan, insyaallah Allah juga akan memakmurkan hidup kita,” ujarnya.
Sindiran ini diharapkan bisa menjadi refleksi bagi masyarakat, terutama generasi muda, untuk lebih peduli terhadap keberadaan masjid. Ia menekankan bahwa masjid harus menjadi tempat yang ramai oleh aktivitas positif, bukan hanya bangunan indah yang kosong.
Ustadz Das'ad berharap ceramahnya bisa menggugah kesadaran umat Islam untuk lebih rajin memakmurkan masjid. Dengan humor dan pesan mendalam, ia mengajak jamaah untuk menjadikan masjid sebagai pusat kehidupan yang penuh makna.
Pesan ini selaras dengan ajaran Islam yang menempatkan masjid sebagai tempat utama dalam membangun komunitas yang beriman dan bertakwa. Masjid yang hidup akan membawa keberkahan, tidak hanya bagi jamaahnya, tetapi juga bagi lingkungan sekitarnya.
Ceramah Ustadz Das'ad kembali menjadi pengingat bahwa masjid bukan sekadar bangunan megah, tetapi tempat yang harus dihidupkan dengan ibadah, ilmu, dan persaudaraan. Ia mengajak semua pihak untuk bersama-sama memakmurkan masjid, baik melalui kontribusi materi maupun kehadiran fisik.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul