Sukses

Tidak Usah Bercita-cita jadi PNS Kata Ustadz Das'ad Latif, Kenapa?

Bagi sebagian besar, menjadi PNS bukan sekadar pekerjaan, tetapi simbol kehidupan yang mapan dan terjamin hingga hari tua. Tapi Ustadz Das'ad Latif tidak menyarankannya.

Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang di Indonesia mengidamkan profesi Pegawai Negeri Sipil (PNS) karena dianggap menawarkan stabilitas hidup yang sulit ditandingi. Bayangan gaji tetap, tunjangan lengkap, hingga jaminan pensiun menjadi daya tarik utama, terutama di tengah kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian.

Profesi ini juga sering dikaitkan dengan status sosial yang terhormat di masyarakat, membuatnya semakin diminati. Tak heran jika seleksi CPNS setiap tahunnya diikuti oleh jutaan pelamar, meski persaingan sangat ketat.

Bagi sebagian besar, menjadi PNS bukan sekadar pekerjaan, tetapi simbol kehidupan yang mapan dan terjamin hingga hari tua.

Persaingan untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) semakin ketat di Indonesia. Di tengah realitas ini, Ustadz Das'ad Latif memberikan pandangan berbeda yang mengejutkan namun juga mengundang gelak tawa dari para pendengarnya. Nasihat tersebut disampaikan dalam salah satu ceramahnya yang belakangan ramai dibahas publik.

Dalam tayangan video di kanal YouTube @DasadLatif, Ustadz Das'ad menyampaikan pendapatnya tentang realita menjadi PNS. Dengan gaya khasnya yang humoris namun penuh hikmah, ia mengungkapkan beberapa alasan mengapa ia menyarankan agar tidak menjadikan PNS sebagai cita-cita utama.

"Kalau saya bilang sama mahasiswa saya, ‘Dek, kamu tidak usah cita-cita jadi pegawai negeri. Belum tentu diterima, persaingannya ketat,’" ucap Ustadz Das'ad dalam ceramah tersebut.

Ia menambahkan, selain ketatnya seleksi, banyak orang rela mengeluarkan biaya besar demi mendapatkan posisi sebagai PNS.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Gaji PNS Itu 9,5 Ini Maksud Ustadz Das'ad, Kocak

Ustadz Das'ad mengungkapkan fenomena sogokan yang masih sering terjadi dalam proses penerimaan PNS. "Orang sekarang mau sogok sampai Rp500 juta mau jadi pegawai negeri. Nah, sampai pensiun kau tidak bisa kembalikan itu Rp500 juta," katanya dengan nada bercanda, namun sekaligus menyentuh sisi kritis dari kondisi tersebut.

Pandangan tersebut bukan tanpa dasar. Ustadz Das'ad juga mengaku memahami beratnya menjadi seorang PNS berdasarkan pengalamannya sendiri. Ia berbagi kisah lucu tentang bagaimana gaji PNS yang terbatas sering kali tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup.

"Saya tahu karena saya juga pernah jadi pegawai negeri. Gali lobang tutup lobang," ujarnya sambil tersenyum. Pernyataan ini langsung mengundang tawa dari para hadirin, yang mengerti betul perjuangan PNS dalam mengelola penghasilan mereka.

Lebih lanjut, Ustadz Das'ad menceritakan pengalaman pribadinya saat bekerja sebagai PNS. Ia bercanda bahwa gajinya saat itu sering kali habis sebelum akhir bulan. "Saya bilang sama sekampungku, gajiku 9,5 artinya tanggal 9 sudah koma," katanya. Pernyataan ini sontak memicu tawa yang menggema di tengah-tengah ceramah.

Tawa hadirin, menurut Ustadz Das'ad, mencerminkan realita yang dirasakan banyak orang. Humor ini menjadi cara efektif untuk menyampaikan pesan mendalam bahwa menjadi PNS bukanlah satu-satunya jalan untuk mencapai kesuksesan.

Nasihat ini tidak hanya lucu, tetapi juga mengandung pesan penting. Ustadz Das'ad mendorong generasi muda untuk lebih kreatif dan berani mengeksplorasi peluang di luar jalur PNS. "Kamu bisa sukses di bidang lain. Jangan hanya terpaku pada satu pilihan," ungkapnya.

 

3 dari 3 halaman

Masih Banyak PNS Jujur

Ceramah ini kemudian menjadi viral di media sosial, dengan banyak warganet yang setuju dengan pandangan tersebut. Mereka mengapresiasi kejujuran Ustadz Das'ad dalam mengungkap realita yang jarang dibicarakan secara terbuka.

Tidak sedikit pula yang menjadikan ceramah ini sebagai bahan diskusi tentang pentingnya reformasi dalam proses rekrutmen PNS. Fenomena sogokan, seperti yang disinggung Ustadz Das'ad, dianggap masih menjadi masalah besar yang perlu segera diatasi.

Meskipun Ustadz Das'ad menyoroti sisi negatif menjadi PNS, ia tetap mengapresiasi profesi tersebut. Ia menekankan bahwa PNS yang jujur dan amanah adalah aset penting bagi bangsa. Namun, ia ingin mengingatkan bahwa pekerjaan ini bukanlah satu-satunya jalan hidup.

Dengan gaya ceramah yang santai namun penuh isi, Ustadz Das'ad berhasil mengangkat isu serius menjadi bahan renungan yang menyenangkan. Pesan-pesannya tidak hanya memberikan inspirasi, tetapi juga mengajak masyarakat untuk berpikir lebih luas.

Ceramah ini pun menjadi bukti bagaimana humor bisa menjadi alat yang efektif untuk menyampaikan kritik sosial. Melalui kisah dan candaan yang dekat dengan keseharian, Ustadz Das'ad mampu menjangkau hati banyak orang.

Di tengah popularitasnya, ceramah ini mendorong lebih banyak orang untuk mengeksplorasi peluang karier di luar jalur PNS. Ustadz Das'ad berharap pesan ini dapat menjadi penyemangat bagi generasi muda dalam meraih kesuksesan di bidang apa pun yang mereka tekuni.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul