Sukses

Nasihat Gus Dur kepada Kiai yang Anaknya Murtad, Lucu tapi Mendalam Banget

Dalam cerita tersebut, Gus Dur mengenang pertemuannya dengan seorang kiai yang dikenal alim dan memiliki kedekatan mendalam dengan Tuhan. Kiai tersebut mengeluhkan salah satu ujian terberat dalam hidupnya, yakni anaknya yang murtad dan memutuskan berpindah agama.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam kehidupan masyarakat, cerita para ulama sering kali memberikan pelajaran berharga. Tak hanya penuh hikmah, kisah-kisah ini kadang disampaikan dengan sentuhan humor yang cerdas.

Salah satu kisah menarik datang dari almarhum KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, sosok Presiden ke-4 Indonesia yang dikenal sebagai tokoh pluralis sekaligus pemimpin dengan selera humor tinggi.

Sebuah cuplikan video tentang Gus Dur kembali mencuri perhatian publik setelah diunggah ke kanal YouTube @SPORTS_30626. Dalam video tersebut, Gus Dur berbagi cerita yang mengundang tawa namun tetap sarat makna. Video ini viral dan banyak diperbincangkan.

Dalam cerita tersebut, Gus Dur mengenang pertemuannya dengan seorang kiai yang dikenal alim dan memiliki kedekatan mendalam dengan Tuhan. Kiai tersebut mengeluhkan salah satu ujian terberat dalam hidupnya, yakni anaknya murtad, memutuskan berpindah agama menjadi Kristen.

Kiai itu merasa doa-doanya selama ini tidak dikabulkan. Padahal, menurut pengakuannya, ia telah menjalani ibadah dengan sungguh-sungguh, baik kewajiban maupun amalan sunah. Segala usaha telah ia lakukan untuk menyadarkan anaknya agar kembali kepada Islam, namun hasilnya tetap nihil.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Dengan Humor Gus Dur Sebut Permasalahan Kiai Ada yang Sama

Konon, dalam kisah tersebut kegelisahan itu disampaikan kepada Gus Dur dalam sebuah pertemuan yang penuh keakraban. Sang kiai merasa dirinya gagal sebagai orang tua dan terus mempertanyakan alasan di balik cobaan ini. Ia juga merasakan tekanan batin yang mendalam karena merasa bertanggung jawab atas pilihan anaknya.

Menanggapi keluhan tersebut, Gus Dur memberikan jawaban yang di luar dugaan. Dengan santai, ia berkata, “Sampean jangan terus mengeluh kepada Tuhan. Tuhan juga punya masalah yang sama dengan sampean. Anak Tuhan satu-satunya, Yesus, juga masuk Kristen.”

Jawaban itu membuat sang kiai tercengang sejenak, namun tak lama kemudian tawa pecah dari mereka yang mendengar. Gus Dur berhasil mengubah suasana yang semula serius menjadi penuh tawa, namun tetap menyentuh sisi filosofis dari persoalan tersebut.

Humor khas Gus Dur ini memuat pesan mendalam tentang penerimaan terhadap takdir. Ia seolah mengingatkan bahwa dalam hidup, manusia tidak selalu mendapatkan apa yang diinginkan, meskipun telah berusaha dengan maksimal.

Cerita tersebut menjadi viral di media sosial karena gaya penyampaiannya yang unik. Banyak warganet menganggap humor Gus Dur mampu meringankan persoalan hidup tanpa mengurangi esensi dari hikmah yang terkandung di dalamnya.

Tak sedikit pula yang memuji kebijaksanaan Gus Dur dalam merespons persoalan umat. Dengan cara yang tidak menggurui, ia mampu memberikan pelajaran tentang pentingnya berlapang dada dan berserah diri kepada Tuhan.

3 dari 3 halaman

Semua akan Mendapatkan Ujian, Termasuk Kiai Sekalipun

Cerita Gus Dur juga menjadi pengingat bahwa tidak ada manusia yang luput dari ujian hidup. Bahkan seorang kiai sekalipun bisa menghadapi cobaan berat yang menguji keimanan dan kesabarannya.

Selain itu, kisah ini membuka diskusi tentang hubungan orang tua dan anak dalam konteks agama. Banyak orang tua merasa memiliki tanggung jawab penuh atas pilihan anak mereka, namun Gus Dur mengingatkan bahwa setiap individu pada akhirnya memiliki jalannya masing-masing.

Pandangan ini sejalan dengan semangat pluralisme yang selama ini dikampanyekan oleh Gus Dur. Ia kerap menekankan pentingnya toleransi dan saling menghormati, meskipun ada perbedaan pandangan atau keyakinan.

Meskipun cerita ini dikemas dengan humor, pesan moralnya tetap mendalam. Gus Dur mengajarkan bahwa hidup tidak selalu sesuai dengan harapan manusia, namun selalu ada hikmah di balik setiap peristiwa.

Keberhasilan Gus Dur dalam menyampaikan pesan moral dengan humor menunjukkan kejeniusan dan kedalaman pemikirannya. Kisah ini sekaligus menjadi bukti bahwa dakwah tidak harus selalu kaku, melainkan bisa dilakukan dengan cara yang ringan namun penuh makna.

Kini, cerita tentang kiai, anaknya, dan jawaban Gus Dur menjadi salah satu kisah yang akan terus dikenang. Humor Abu Nawas ala Gus Dur ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menyadarkan kita tentang pentingnya penerimaan dalam menghadapi cobaan hidup

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul